Polsek Pinang, Kota Tangerang menelusuri informasi warga terkait kabar situs judi online yang diselipkan pada mainan kartu anak. Polisi melakukan penelusuran hingga ke agen penjual kartu mainan anak tersebut.
"Hasil perkembangannya, kita dari awal setelah cek TKP dari penjual mainan eceran. Jadi gini, dari keterangan penjual eceran kan dia beli satu rencengnya itu di beli Rp 8.000. Dia jual satu kartunya Rp 1.000, ngejualnya ke anak SD karena itu kan mainan anak anak," jelas Kapolsek Pinang, Iptu Tapril saat dihubungi wartawan, Rabu (28/9/2022).
Pedagang mainan kartu ini tidak tahu masalah barcode yang ternyata adalah QR Code ke situs judi online. Keterangan pedagang ia hanya menjual mainan anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Si pedagang itu juga enggak tahu masalah barcode karena dia cuma pedagang eceran, dia enggak sampai ke sana lah mikirnya. Dan dia juga enggak tahu tentang masalah yang diduga situs atau barcode judi online di situ," paparnya.
Dari pedagang eceran itu, polisi mendapatkan agennya di Pasar Bengkok, Pindang dan Ciledug. Agen tersebut mengaku mendapatkan mainan itu dari Pasar Pagi, Jakarta Barat.
"Jadi Pasar Pagi itu kan emang jualan mainan anak anak banyak, nah dia dapetnya dari situ. Agennya beli dengan harga Rp 6.000, dijual ke pedagang eceran Rp 8.000. Si Agennya ini juga enggak tahu tentang barcode itu. Dia tahunya ya beli mainan untuk dijual," paparnya.
Diduga dari China
Polisi menduga mainan itu diimpor dari China. Sebab, tulisan pada mainan tersebut juga tulisan China.
"Mainan di Pasar Pagi itu kan dari berbagai macam daerah. Nah kami menduga mainan yang berbarcode judi online itu dari China. Karena memang yang diperjualbelikan di sana berasal dari China. Ada beberapa tulisan China," katanya.
Lihat juga video 'MAKI ke Lukas Enembe: Rakyat Masih Miskin, Pemimpinnya Hobi Judi':
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Polisi juga mencoba men-scan barcode tersebut. Dari situ muncul nama hingga rekening, tetapi ada juga yang tak muncul apa-apa.
"Dari hasil barcode itu, kalau kita scan muncul disuruh tulis nama, rekening dll. Itu biasanya yang HP-nya pernah buat buka aplikasi slot atau judi online. Tapi ada beberapa barcode yang enggak muncul apa -apa atau cuma muncul aplikasi MiChat," tuturnya.
Sejauh ini polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Polisi mengimbau pedagang untuk tak menjual barang-barang yang meresahkan.
"Sementara perkembangannya seperti itu, kami masih akan menyelidiki apakah benar mainan tersebut dari China. Kami juga mengimbau kepada pedagang, karena ini membuat resah masyarakat. Ya jangan penjualbelikan lagi," tutupnya.