Keberadaan Program JKN semakin dikenal masyarakat. Manfaatnya pun dirasakan oleh banyak orang, terutama yang membutuhkan layanan kesehatan.
Friyati (33) salah satunya. Warga kelurahan Bumi Ayu ini terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan pemerintah pusat. Sebagai peserta Program JKN, Friyati telah beberapa kali memanfaatkan jaminan pelayanan kesehatan yang menjadi haknya.
"Selama ini saya memanfaatkan Program JKN untuk berobat tapi tidak pernah sampai dirawat inap, hanya berobat jalan. Tapi kali ini dokter meminta saya untuk cek laboratorium karena memang beberapa hari ini saya merasakan kurang enak badan, agak lemas dan pusing," kata Friyati dalam keterangan tertulis, Selasa (27/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata kolesterol Friyati tergolong tinggi sehingga menyebabkannya sering merasa sakit kepala. Untuk itu dokter memberikannya terapi dan obat untuk menurunkan kadar kolesterolnya.
Sebagai informasi, kolesterol LDL tergolong lemak jahat karena bisa menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak. Penyakit ini sering terjadi karena gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, obesitas, diabetes, dan tidak berolahraga.
"Saya bersyukur telah menjadi peserta Program JKN, sebab program ini sangat membantu meringankan beban ekonomi keluarga saat ada yang membutuhkan layanan kesehatan. Saya ingat dulu sebelum ada Program JKN banyak masyarakat yang susah untuk berobat, termasuk saya. Bukan karena keterbatasan fasilitas kesehatan, tapi karena biaya berobat yang mahal," ungkap Friyati.
Menurutnya, penghasilan masyarakat saat ini hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Akan tetapi dengan kehadiran program JKN masyarakat tidak perlu bingung untuk biaya berobat karena semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Ia pun mengingatkan masyarakat untuk memastikan kartu JKN peserta tetap aktif agar bisa dijamin BPJS Kesehatan. Selain itu, peserta juga harus mengikuti prosedur yang berlaku.
"Kita tidak tahu kapan kita sakit, oleh karena itu sebaiknya kita sudah siap sedia sebelum penyakit itu datang. Jangan baru jadi peserta JKN ketika sudah sakit karena itu terlambat. Seperti kata peribahasa, sedia payung sebelum hujan. Sedia JKN sebelum membutuhkan," tutup Friyati.
(ncm/ega)