Tanggapan Plt Bupati Bogor
Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan buka suara soal isu siswi diminta guru membuktikan sedang haid atau tidak dengan cara meraba bokong. Menurut Iwan, maksud guru tersebut baik, tetapi caranya yang kurang tepat.
"Saya sudah mendengar soal informasi itu. Kalau yang saya lihat, maksudnya sebetulnya baik, ingin mengetahui kejujuran siswi karena infonya kan itu semakin sedikit yang ikut salat Duha. Cuma memang caranya mungkin yang kurang tepat, karena khawatir ada siswi yang tidak nyaman atau lainnya," ujar Iwan saat dihubungi wartawan, Jumat (23/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan meminta para guru mencari cara lain untuk mengetahui kejujuran seorang siswi. Agar siswi tersebut tidak merasa dilecehkan.
"Ke depan harus dipikirkan lagi, dicari cara yang lain agar tidak ada yang merasa tidak nyaman atau dilecehkan," katanya.
Iwan menyebut narasi bahwa guru meminta siswi membuka pakaian dalam untuk membuktikan kejujuran siswi adalah keliru. Hal itu, kata Iwan, diketahui dari hasil penelusuran pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAD) Kabupaten Bogor.
Pernyataan Pihak Sekolah
Juru bicara SMA Negeri 1 Dramaga Baitul Harahap menjelaskan pemeriksaan siswi hait itu terjadi seusai salat Duha di sekolah, Jumat (16/9), siswi yang tidak mengikuti salat dengan alasan sedang haid dikumpulkan di satu ruangan oleh guru perempuan.
"Ibu gurunya juga menyampaikan, 'mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini', istilahnya orang Sunda dicabak (dipegang) sedikit aja, 'oh memang ada pembalut', seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan, kalau dicabak ada pembalut, 'oh benar, sedang datang bulan'," kata Baitul Harahap saat dihubungi detikcom, Rabu (21/9).
Pemeriksaan dilakukan kepada siswi kelas 10-12 di ruangan itu. Harahap mengatakan pemeriksaan itu baru pertama kali dilakukan dan terjadi secara spontan.
"Iya, (sebelumnya) belum ada, yang tadi saya bilang tadi spontan. Dari kesiswaan kan mereka mungkin punya data melihat anak-anak putri semakin bertambah (yang tidak ikut salat Duha) gitu. Oh iya, mungkin siklusnya seperti itu, tapi kok ini tambah banyak," paparnya.
Tetapi kemudian hal ini diprotes oleh orang tua murid. Akhirnya persoalan tersebut diselesaikan dengan cara musyawarah bersama orang tua siswi.
(mea/mea)