Pihak SMA Negeri 1 Dramaga mengakui adanya pemeriksaan apakah siswi benar-benar haid atau tidak. Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor berharap tak ada lagi kejadian serupa.
"Ini kan sangat konyol dan memalukan. Apa pun alasannya, sangat tidak dibenarkan, karena menyangkut privasi dan hak asasi yang harus dihormati," kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor, Asep Saepudin, kepada wartawan, Senin (26/9/2022).
"Semoga semua pihak bisa mengambil pelajaran dari kasus tersebut, sehingga tidak terjadi lagi di sekolah mana pun juga," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep mengatakan pemeriksaan itu dilakukan pihak sekolah karena tidak percaya pada siswinya sendiri. Menurut Asep, pengecekan dilakukan karena beberapa siswi tidak ikut salat Duha yang digelar pihak sekolah dengan alasan haid.
"Akibat ketidakpercayaan pihak sekolah kepada peserta didiknya, sehingga dilakukan pembuktian dengan memeriksa celana dalamnya," paparnya.
Sebelumnya, pihak SMA Negeri 1 Dramaga membantah meminta siswi membuka celana dalam untuk membuktikan sedang haid. Pihak sekolah mengakui adanya pemeriksaan dengan meraba bokong, tetapi dilakukan oleh siswi lainnya. Pemeriksaan juga dilakukan oleh guru perempuan.
Juru bicara SMA Negeri 1 Dramaga Baitul Harahap menjelaskan hal itu terjadi seusai salat Duha di sekolah. Siswi yang tidak mengikuti salat dengan alasan sedang haid dikumpulkan di satu ruangan oleh guru perempuan.
"Ibu gurunya juga menyampaikan, 'mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini', istilahnya orang Sunda dicabak (dipegang) sedikit aja, 'oh memang ada pembalut', seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan, kalau dicabak ada pembalut, 'oh benar, sedang datang bulan'," kata Baitul Harahap saat dihubungi detikcom, Rabu (21/9).
Pemeriksaan dilakukan kepada siswi kelas 10-12 di ruangan itu. Harahap mengatakan pemeriksaan itu baru pertama kali dilakukan dan terjadi secara spontan.
"Iya, (sebelumnya) belum ada, yang tadi saya bilang tadi spontan. Dari kesiswaan kan mereka mungkin punya data melihat anak-anak putri semakin bertambah (yang tidak ikut salat Duha) gitu. Oh iya, mungkin siklusnya seperti itu, tapi kok ini tambah banyak," ujarnya.
Lihat juga video 'Heboh Siswi SMP Lolos dari Upaya Penculikan di Jaktim':