Disdik Bogor: Tak Ada Kewajiban Guru Cek Siswi Haid, Itu Ranah Privasi

Disdik Bogor: Tak Ada Kewajiban Guru Cek Siswi Haid, Itu Ranah Privasi

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Senin, 26 Sep 2022 21:16 WIB
Ilustrasi sekolah
Ilustrasi Sekolah (Getty Images/iStockphoto/smolaw11)
Bogor -

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor buka suara terkait pemeriksaan siswi haid di SMA Negeri 1 Dramaga. Disdik Bogor menegaskan tak ada kewajiban guru memeriksa siswi haid karena hal itu merupakan ranah privasi.

"Pada dasarnya, itu adalah informasi privasi siswi dan tidak bisa dilakukan pengecekan oleh orang sembarangan apa pun alasannya," kata pejabat Humas Disdik Kabupaten Bogor, Iqbal Rukmana, saat dimintai konfirmasi, Senin (26/9/2022).

Iqbal mengatakan tidak ada kewajiban sekolah untuk memeriksa siswi sedang haid. Kalaupun diperlukan, seharusnya dokter atau orang tua siswi itu sendiri yang melakukan pemeriksaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam peraturan tata tertib sekolah pun tidak ada kewajiban pemberitahuan informasi seperti itu (haid), karena sifatnya rahasia privasi," ungkapnya.

Disdik Kabupaten Bogor sendiri rutin melakukan pembinaan kesiswaan di seluruh sekolah melalui pengawas, kepala sekolah, hingga wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Iqbal menambahkan, terkait peristiwa yang terjadi di SMA Negeri 1 Dramaga, hal itu ditangani oleh Disdik Provinsi Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Perlu dicatat juga, untuk pengelolaan SMA dan SMK berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, untuk kasus di atas (SMA Negeri 1 Dramaga)," tuturnya.

Diketahui, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor berharap tak ada lagi kejadian pemeriksaan siswi haid. Alasannya sama, sebab itu adalah ranah privasi.

"Ini kan sangat konyol dan memalukan. Apa pun alasannya, sangat tidak dibenarkan, karena menyangkut privasi dan hak asasi yang harus dihormati," kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor Asep Saepudin kepada wartawan.

"Semoga semua pihak bisa mengambil pelajaran dari kasus tersebut, sehingga tidak terjadi lagi di sekolah mana pun juga," sambungnya.

Baca di halaman selanjutnya: tanggapan Plt Bupati Bogor....

Tanggapan Plt Bupati Bogor

Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan buka suara soal isu siswi diminta guru membuktikan sedang haid atau tidak dengan cara meraba bokong. Menurut Iwan, maksud guru tersebut baik, tetapi caranya yang kurang tepat.

"Saya sudah mendengar soal informasi itu. Kalau yang saya lihat, maksudnya sebetulnya baik, ingin mengetahui kejujuran siswi karena infonya kan itu semakin sedikit yang ikut salat Duha. Cuma memang caranya mungkin yang kurang tepat, karena khawatir ada siswi yang tidak nyaman atau lainnya," ujar Iwan saat dihubungi wartawan, Jumat (23/9/2022).

Iwan meminta para guru mencari cara lain untuk mengetahui kejujuran seorang siswi. Agar siswi tersebut tidak merasa dilecehkan.

"Ke depan harus dipikirkan lagi, dicari cara yang lain agar tidak ada yang merasa tidak nyaman atau dilecehkan," katanya.

Iwan menyebut narasi bahwa guru meminta siswi membuka pakaian dalam untuk membuktikan kejujuran siswi adalah keliru. Hal itu, kata Iwan, diketahui dari hasil penelusuran pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAD) Kabupaten Bogor.

Pernyataan Pihak Sekolah

Juru bicara SMA Negeri 1 Dramaga Baitul Harahap menjelaskan pemeriksaan siswi hait itu terjadi seusai salat Duha di sekolah, Jumat (16/9), siswi yang tidak mengikuti salat dengan alasan sedang haid dikumpulkan di satu ruangan oleh guru perempuan.

"Ibu gurunya juga menyampaikan, 'mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini', istilahnya orang Sunda dicabak (dipegang) sedikit aja, 'oh memang ada pembalut', seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan, kalau dicabak ada pembalut, 'oh benar, sedang datang bulan'," kata Baitul Harahap saat dihubungi detikcom, Rabu (21/9).

Pemeriksaan dilakukan kepada siswi kelas 10-12 di ruangan itu. Harahap mengatakan pemeriksaan itu baru pertama kali dilakukan dan terjadi secara spontan.

"Iya, (sebelumnya) belum ada, yang tadi saya bilang tadi spontan. Dari kesiswaan kan mereka mungkin punya data melihat anak-anak putri semakin bertambah (yang tidak ikut salat Duha) gitu. Oh iya, mungkin siklusnya seperti itu, tapi kok ini tambah banyak," paparnya.

Tetapi kemudian hal ini diprotes oleh orang tua murid. Akhirnya persoalan tersebut diselesaikan dengan cara musyawarah bersama orang tua siswi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads