Jakarta -
Wakil Ketua DPRD Depok Tajudin Tabri belakangan menjadi sorotan. Hal itu buntut tindakan sewenang-wenang yang dilakukannya kepada seorang sopir truk bernama Ahmad Misbah (24).
Tajudin diketahui memberikan sanksi fisik kepada Misbah. Pimpinan DPRD Depok itu memberi sanksi push up, menampar hingga menginjak pundak dari Misbah.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Krukut, Depok, pada Jumat (23/9) pagi. Tajudin berdalih tindakannya itu sebagai hukuman usai truk yang dikemudikan oleh Misbah merusak portal yang berada di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai kejadian itu, Misbah melaporkan Tajudin ke Polres Metro Depok pada Jumat (23/9) sore atas dugaan tindakan penganiayaan. Selain berurusan dengan polisi, Tajudin juga terancam diberikan sanksi internal oleh Partai Golkar.
detikcom merangkum konflik Tajudin dan Misbah hingga berujung laporan polisi itu. Berikut sejumlah faktanya:
Berawal dari Video Viral
Tindakan dari Tajudin kepada sempat viral di media sosial. Dalam video viral itu terlihat Tajudin meminta Misbah untuk push up hingga menginjakkan kakinya ke atas pundak Misbah.
Setelah itu, Misbah disuruh berguling-guling di tengah jalan. Sopir truk itu pun mengikuti perintah Tajudin.
Tajudin kemudian memberikan penjelasan mengenai video viral itu. Tajudin mengatakan sanksi itu dijatuhkan untuk memberi efek jera.
"Itu kejadian udah 3 kali, dulu kan yang viral pertama berdasarkan laporan masyarakat dianggap Dewan tidak bisa kerja, selalu kejadian yang mengkhawatirkan masyarakat, dilewati dump truck dibiarin aja. Akhirnya saya marah-marah kan yang pertama tuh," kata Tajudin saat dihubungi, Jumat (23/9).
"Yang kedua gitu juga. Sampai-sampai teman-teman yang di grup itu, beberapa grup, 'pokoknya Dewan tidak bermanfaatlah'. Kejadian gini terus, ada pembangunan tol tidak ada antisipasi yang merasa nyaman masyarakat," imbuhnya.
Tajudin menyebut pada Jumat (23/9) pagi dirinya menerima laporan dari warga bahwa truk masih melintas di Jalan Krukut. Atas dasar itulah Tajudin ke lokasi lalu menghukum sopir truk secara spontan.
Sanksi Push Up-Injak Sopir Truk di Lokasi
Tajudin mengaku dirinya memang menyuruh sopir truk untuk push up dan guling-guling di tengah jalan. Namun dia membantah soal disebut menginjak sopir truk.
"Itu itu saya tidak injak sih, saya suruh push up aja ama guling-guling. Tapi saya akhirnya memang itu di luar batas manusiawi, ya bukan tugas fungsi saya menghukum-hukum itu, itu bagian adalah yang menghukum. Cuma itu didasari tanggung jawab saya terhadap kekhawatiran masyarakat sebetulnya, teman-teman ini kan udah viral," jelasnya.
Simak fakta selengkapnya di halaman berikut.
Simak Video: Respons Airlangga soal Kadernya yang 'Hukum' Sopir Truk di Depok
[Gambas:Video 20detik]
Tajudin Dilaporkan ke Polres Metro Depok
Misbah yang mendapatkan sanksi push up dan diinjak oleh Tajudin buka suara. Dia resmi melaporkan Tajudin ke Polres Metro Depok, Jumat (23/9) lalu.
"Iya betul sudah beres kami sudah melaporkan ke polisi," kata Misbah saat dihubungi detikcom, Sabtu (24/9).
Tajudin dilaporkan atas tindakan penganiyaan. Sejumlah bukti pun telah diserahkan Misbah kepada penyidik.
"Kita laporkan soal penganiayaan. Ada bukti visumnya juga," katanya.
Misbah berharap laporan itu ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Dia meminta adanya keadilan dari kasus yang dilaporkannya tersebut.
"(Kasusnya) lanjut, tetap. Saya minta keadilan hukum aja," tutur Misbah.
Misbah Ungkit Harga Diri Telah Diinjak-injak
Misbah merasa telah dipermalukan atas tindakan pimpinan DPRD Depok tersebut. Harga dirinya telah diinjak-injak.
"Dia kan sudah mempermalukan saya, sudah menginjak-nginjak harga diri saya. Kalau dia bisa melakukan hal seperti itu saya pun kalau ada kesempatan saya bisa membalikan," kata Misbah.
Menurut Misbah, perbuatan Tajudin itu berlangsung sekitar 20 menit. Misbah merasa harga dirinya telah dipermalukan atas tindakan dari Tajudin yang disaksikan banyak orang di lokasi.
"Saya di situ dipermalukan di depan banyak orang, banyak warga. Banyak orang di situ sekitar 20 menit orang saya dimaki-maki dulu," katanya.
Misbah mengaku sempat terjadi mediasi antara Tajudin dengan pihaknya. Sopir truk itu pun mengaku sudah memaafkan Tajudin, namun ia tetap ingin melanjutkan kasus tersebut di jalur hukum.
"Di pertemuan itu ketemuan semua di kantor Krukut dia (Tajudin) minta maaf. Cuman kan kalau soal maaf minta maaf semua orang bisa melakukannya, tapi harga diri ini," katanya.
Misbah juga menjelaskan momen penganiayaan yang dilakukan oleh Tajudin. Menurutnya, pimpinan DPRD Depok itu awalnya menampar pipinya.
"Begitu saya turun (dari atas truk) digampar pipi sebelah kiri, terus disuruh push up, terus diinjak, terus disuruh guling-guling," tutur Misbah.
Misbah menambahkan masih merasakan sakit akibat tindakan kekerasan yang dilakukan Tajudin. Pundak kanannya yang diinjak pimpinan DPRD Depok itu masih terasa nyeri hingga hari ini.
"Kalau di pundak sekarang sebelah kanan masih sakit, kalau digerakan masih sakit. Dia kan nginjak pakai sepatu," ucap Misbah.
Tajudin Ngaku Sudah Minta Maaf
Tajudin lalu buka suara atas laporan polisi yang dilayangkan oleh Misbah. Tajudin mengaku menghormati proses hukum yang ditempuh oleh pelapor.
"Kalau kita ikut aja sepanjang kita berusaha (untuk) dimediasikan," kata Tajudin.
Tajudin dilaporkan buntut melakukan sanksi push up hingga menginjak korban pada Jumat (23/9). Tajudin mengaku usai peristiwa itu pihaknya telah bertemu dengan Ahmad Misbah dan menyampaikan permintaan maaf.
"Saya sebetulnya sudah ada mediasi dengan pihak korban paskakejadian itu. Cuman saya nggak tahu dia tiba-tiba lapor. Intinya saya sudah menyampaikan permintaan maaf saya kepada pihak sopir dan manajemen. Memang itu didasari kekhilafan saya," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikut.
Lebih lanjut Tajudin berharap kasus yang dilaporkan oleh pelapor itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Dia berharap ada titik perdamaian yang bisa ditempuh dengan pelapor.
"Ini kan baru proses pelaporan belum pemanggilan. Nanti di situ ada ruang untuk kita mediasi difasilitasi oleh pihak kepolisian. Intinya kita ambil hikmahnya aja," katanya.
Tajudin-Misbah Bakal Dipertemukan di Polres Depok Besok
Polisi telah menerima laporan yang dilayangkan Misbah kepada Tajudin di Polres Metro Depok.
"Iya benar laporannya memang sudah masuk kemarin," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan saat dihubungi, Sabtu (24/9).
Zulpan mengatakan kasus itu masih dalam penyelidikan kepolisian. Namun, Zulpan menyebut terlapor dan pelapor telah sepakat akan bertemu di Polres Metro Depok, Senin (26/9). Keduanya akan melakukan mediasi untuk penyelesaian kasus tersebut.
"Mereka sudah ada komunikasi dan kemudian mereka sudah sampaikan kepada penyidik bahwa kedua belah pihak telah menyampaikan bahwa hari Senin akan datang ke polres untuk menyelesaikannya. Nanti polisi yang menentukan kan ada mekanisme restorative justice," katanya.
Zulpan mengaku laporan dari korban tetap akan diproses secara profesional. Namun, pihaknya juga terbuka untuk mengedepankan restorative justice jika kata damai telah disepakati pihak Tajudin dan Misbah.
"Prinsipnya jika sudah ada kesepakatan damai akan difasilitasi melalui mekanisme restorative justice," ucap Zulpan.
Tajudin Terancam Sanksi dari Golkar
Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok Farabi Arafiq menyatakan partainya telah memanggil Wakil Ketua DPRD Depok Tajudin Tabri yang diduga menginjak dan memaksa seorang sopir truk. Dia mengatakan Tajudin bakal diproses sesuai AD/ART.
"Saya sangat menyesalkan kejadian tersebut dan DPD Partai Golkar telah melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan melalui surat untuk selanjutnya dilakukan proses secara kepartaian sesuai AD/ART Partai Golkar," kata Faradi dilansir dari Antara, Sabtu (24/9).
Farabi mengatakan Tajudin dapat dikenai sanksi tegas sesuai kesalahannya. Sanksi itu terdiri dari sanksi ringan sampai pemecatan tergantung hasil investigasi tim khusus dan klarifikasi.
Partai Golkar, kata dia, tidak membenarkan peristiwa tersebut. Dia meminta Tajudin meminta maaf kepada masyarakat dan sopir truk tersebut.
"Persoalan sopir truk melakukan kesalahan, silakan diproses sesuai peraturan perundangan yang berlaku tanpa diperlukan secara kasar. Kami sebagai partai prorakyat berkomitmen tidak membiarkan persoalan ini. Kader-kader kami harus humanis sebagai pelayan masyarakat," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini