Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menggelar jalan sehat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, pagi ini. Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengajak masyarakat menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (25/9/2022) pagi, Bintang hadir di acara jalan sehat mengenakan kaus berkelir putih bertulisan 'Dare to Speak Up'. Dalam kesempatan ini, turut hadir sejumlah stakeholder terkait, yaitu TransJakarta dan Grab.
"Kita mengajak semua lapisan masyarakat untuk berani berbicara, dare to speak up itu memang terus kita kampanyekan di kementerian ini agar kita bisa memberikan keadilan dan memberikan efek jera kepada pelaku," kata Bintang di acara itu.
Menurutnya, keberanian berbicara harus terus digaungkan mengingat saat ini Indonesia telah memiliki payung hukum terkait kekerasan seksual yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Bintang berharap kegiatan itu dapat membangun sinergi dan kolaborasi antarpihak dalam menekan angka kekerasan di Tanah Air.
"Mudah-mudahan melalui kegiatan hari ini kita bisa bangun sinergi, kolaborasi, karena sejatinya untuk kita bisa menurunkan angka kekerasan kemudian memberikan pendampingan yang komprehensif kepada korban. Demikian juga memberikan efek jera kepada pelaku ini adalah gerakannya yang terintegrasi kita lakukan di semua lintas stakeholder yang ada," jelas Bintang.
Selain itu, Bintang berharap kepada agent of change yang terdiri dari forum anak, forum genre serta duta mahasiswa anti-kekerasan membentuk komitmen bersama untuk stop pada kekerasan terhadap perempuan, anak dan kelompok disabilitas. Bintang menyinggung meningkatnya kasus terkait masalah kekerasan seksual di masyarakat.
"Kemudian kedua, masyarakat sudah menganggap kekerasan seksual apalagi kekerasan dalam rumah tangga itu tidak lagi menjadi aib. Kalau dulu itu kan sering ditutupi karena dianggap aib. Coba sekarang ini seorang istri laporin suaminya menyetubuhi anaknya sekarang mereka sudah berani lapor," jelas Bintang.
"Kalau dulu kan relasi kuasa, kemudian dianggap aib nah ini ditutup-tutupin, tidak dilaporkan sehingga kita tidak memberikan keadilan kepada korban, kemudian tidak memberikan efek jera kepada pelaku sehingga kejadian itu berulang-ulang akan terjadi kasus-kasus yang sama nah ini lah dare to speak up berani berbicara," lanjutnya.
Untuk diketahui, KemenPPPA memiliki nomor hot line untuk melapor kekerasan seksual, yaitu melalui Sapa 129. Kemudian, bagi masyarakat yang berlokasi di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) KemenPPPA memiliki relawan sapa untuk mensosialisasi gerakan 'Dare to Speak Up'.
"Nah kalau yang ditanyakan itu mungkin itu salah satu kendala makanya sekarang ini kalau melalui sapa 129 kalau call center-nya ini karena di beberapa daerah 3T karena kan jaringan yang jadi kendala. Nah di tahun 2023 ini akan kita kembangkan agar betul-betul terintegrasi di daerah," ucapnya.
"Kalau misal sosialisasi di 3T itu kita juga sudah punya relawan Sapa yang kita harapkan bisa menyosialisasikan, menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu takut lagu melapor ketika ada kekerasan yang dialami atau dilihat atau didengar karena kita harus peduli bersama-sama ya dengan lingkungan sekitar," lanjutnya.
(ain/fca)