PKB Minta PD Sebut Nama Kader Partai yang Larang SBY-AHY Banyak Bicara

PKB Minta PD Sebut Nama Kader Partai yang Larang SBY-AHY Banyak Bicara

Arief Ikhsanudin - detikNews
Minggu, 25 Sep 2022 07:43 WIB
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid melihat masyarakat Pulau Bawean, Gresik selama ini banyak merantau karena tak bisa mengoptimalkan potensi alam di sana. Ia lantas mengajak seluruh kepala desa se-Pulau Bawean mengembangkan potensi daerah yang bertumpu pada kekuatan alamnya.
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

PKB mengaku ragu ada kader partai pendukung pemerintah yang melarang Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) banyak bicara. PKB meminta Partai Demokrat menyebut langsung nama partai yang dimaksud.

"Ah, yang benar. Sebut saja apa partainya. Kok suka ngarang-ngarang," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid, saat dihubungi, Sabtu (24/9/2022).

PKB meminta Demokrat untuk tidak takut berpendapat. Menurutnya, menyampaikan pendapat dan kritik dilindungi oleh konstitusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak usah takut sekarang. Zaman terbuka dan demokratis, apalagi konstitusi menjamin setiap orang untuk menyatakan perndapatnya," ucapnya.

PKB memastikan akan melawan partai yang melarang orang berbicara. Terlebih, Indonesia menganut sistem demokrasi.

ADVERTISEMENT

"PKB juga akan bersama sama melawan siapapun yang bertindak melawan konstitusi dan anti demokrasi, seperti larangan bicara dan berpendapat," katanya.

Pernyataan PD

Balitbang DPP Partai Demokrat mengungkap adanya kader partai pendukung pemerintah yang melarang Ketum Partai Demokrat, AHY dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak bicara. Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengungkit pembungkaman ini sama seperti yang terjadi di rapat DPR RI.

"Kader partai pendukung pemerintah melarang Ketum @PDemokrat Mas @AgusYudhoyono dan Pak @SBYudhoyono banyak bicara di sebuah negara demokratis," kata Syahrial dalam cuitan di akun Twitter @syahrial_nst seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/9). Syahrial sudah mengizinkan cuitannya dikutip.

Syahrial mengatakan pembungkaman ini seperti insiden mematikan mikrofon yang terjadi di rapat DPR. Dia pun membayangkan bagaimana jika orang yang terbiasa mematikan mikrofon itu menjadi presiden.

"Bisa dibayangkan, jika orang yang terbiasa mematikan mic saat sidang di DPR menjadi presiden. Akan berapa banyak suara rakyat yang dibungkam?" ucapnya.

Kemudian, Syahrial menjelaskan lebih lanjut terkait cuitannya tersebut. Dia tidak menyebut siapa orang yang dimaksud suka membungkam atau mematikan mikrofon, tapi rakyat harus waspada.

"Saya kira kita tidak sedang menyebut nama. Karena kondisi tersebut adalah sebuah karakter. Siapapun yang memiliki karakter tersebut di negara demokratis, harus diwaspadai," ujar dia.

Simak juga Video: Cak Imin Siap Maju Pilpres 2024, Jadi Capres atau Cawapres?

[Gambas:Video 20detik]




(aik/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads