Republik Vanuatu tidak menyinggung isu Papua di Sesi Debat Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi berbicara soal 'trust' atau kepercayaan hubungan.
Menlu Retno menyebut pendekatan Indonesia dengan negara-negara pasifik dilakukan terus menerus. Retno bersyukur pada akhirnya Vanuatu tak lagi menyinggung isu Papua. Tetapi, kata Retno, yang terpenting adalah pendekatan Indonesia dengan negara-negara pasifik tidak dalam posisi menekan.
"Sekali lagi tadi saya sampaikan engagement kita dengan pasifik secara terus menerus dengan pasifik. Dan kita bersyukur tentunya bahwa Vanuatu tahun ini tidak menyampaikan isu mengenai Papua," kata Retno di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di NewYork, Anerika Serikat, Jumat (23/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sebenernya kita mengengage negara-negara pasifik itu satu, karena kita bagian dari pasifik, jadi sesuatu yang wajar kita mengengage mereka," imbuh Retno.
Retno menyebut secara geopolitik Indonesia tidak punya kepentingan apa-apa sehingga pendekatan kepada negara-negara pasifik sifatnya tidak menekan ataupun mendikte. Pendekatan yang dilakukan RI, kata dia, saling menguntungkan.
"Kedua, konteksnya lebih luas lagi, yaitu Indo-Pasifik tadi. Dan kita kan tidak memiliki kepentingan geopolitik. Pada saat kita mengajak kerja sama, ajakan itu menguntungkan kedua belah pihak dan kita tidak akan mendominasi, kita tidak akan mendikte, kita sama-sama negara berkembang, dan itu justru yang menjadi kekuatan Indonesia, " ujar Retno.
Pendekatan tanpa menekan ini, kata Retno, memunculkan trust atau kepercayaan dari negara-negara terkait.
"Di situlah munculnya trust negara-negara terhadap Indonesia. Karena pada saat kita melakukan kerja sama, kita tidak akan mendominasi, kita tidak memiliki kepentingan politik untuk mendominasi, " ujar Retno.
Vanuatu Tak Singgung Papua
Vanuatu, negara di kawasan pasifik, kali ini menghadirkan nuansa berbeda bagi Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Vanuatu sama sekali tidak menyinggung isu Papua.
Kritik terakhir Vanuatu ke Indonesia soal isu Papua disampaikan di Sidang Majelis Umum 2021oleh Bob Loughman. Saat itu dia menuding ada pelanggaran HAM terhadap masyarakat adat Papua Barat.
Tahun ini, pidato Vanuatu disampaikan Presiden Nikenike Vurobaravu. Dalam pidatonya, dia mengungkit negaranya yang mulai pulih secara perlahan dari pandemi COVID-19. Selain itu, Vanuatu juga menyinggung isu krisis iklim dan dia menyebut dunia membutuhkan aksi yang lebih ambisius untuk mengatasinya.
Lebih lanjut Vanuatu menyinggung bahaya nuklir terhadap manusia dan seluruh spesies bumi. Bahaya ini, katanya, diperparah dengan kondisi di Ukraina yang menimbulkan efek domino seperti menambah parah krisis pangan.
Kondisi dalam negeri Vanuatu selama pandemi COVID-19 kemudian disinggung lagi Vurobaravu dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB. Menurutnya, pandemi mengajarkan pentingnya ketercakupan digital.
"Sulit bagi banyak siswa untuk mendapatkan kelas online minimnya konektivitas. Saya yakin fenomena ini tidak hanya dialami Vanuatu tetapi juga di negara berkembang lainnya," kata Nikenike Vurobaravu.
Attachments area
Simak juga 'MAKI Sindir Lukas Enembe: Masyarakat Masih Miskin, Pemimpinnya Berjudi':