Tak Ada Pemeriksaan Celana Dalam
Harahap mengakui ada 'pemeriksaan' untuk mengetahui benar-tidaknya siswi itu mengalami menstruasi dan itupun dilakukan oleh siswi lainnya. Tetapi, menurutnya, tidak sampai dengan cara membuka pakaian dalam siswi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu juga diperiksa sama temannya juga, karena nggak mungkin diperiksa oleh ibu gurunya, karena terbatas juga ibu gurunya. Jadi hanya beberapa ibu guru yang ikut, jadi diperiksa dengan sesama temannya," katanya.
Sebelum melakukan pemeriksaan itu, kata Harahap, gurunya juga meminta maaf terlebih dahulu.
"Ibu gurunya juga menyampaikan mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini, istilahnya orang Sunda dicabak (diraba) sedikit aja, oh memang ada pembalut seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan kalau dicabak ada pembalut, oh benar, sedang datang bulan," bebernya.
Hal ini mengemuka setelah adanya salah satu orang tua murid yang protes atas perlakuan tersebut. Harahap mengatakan permasalahan sudah selesai dan pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua murid dan siswi tersebut.
"Hari Senin (18/9) sudah klarifikasi kasusnya dan sudah selesai. Disampaikan ke orang tua dan seterusnya. Sebenarnya tidak sama dengan yang sudah viral, tidak sejauh itu. Udah maaf-maafan juga," imbuhnya.
(mei/fjp)