SMA di Bogor Jelaskan Isu Viral Minta Siswi Buka Celana untuk Buktikan Haid

SMA di Bogor Jelaskan Isu Viral Minta Siswi Buka Celana untuk Buktikan Haid

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Rabu, 21 Sep 2022 11:39 WIB
Closeup student chair back seat and desk in classroom background with on wooden floor. Education and Back to school concept. Architecture interior. Social distancing theme. 3D illustration rendering
Ilustrasi sekolah (Foto: Getty Images/iStockphoto/Shutter2U)
Bogor -

Postingan beredar di media sosial menyebutkan siswi SMA negeri di Kabupaten Bogor diminta membuktikan apabila sedang haid. Dinarasikan para siswi diminta membuktikan dengan cara membuka celana dalamnya.

Disebutkan, hal itu dilakukan lantaran beberapa siswi beralasan sedang menstruasi ketika diminta melaksanakan ibadah salat. Kasus ini mencuat setelah adanya protes dari salah satu orang tua murid.

Merespons postingan viral tersebut, juru bicara SMA Negeri 1 Dramaga, Baitul Harahap, memberikan klarifikasi. Menurutnya, tidak semua narasi yang beredar itu benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harahap mengatakan guru tersebut hanya menanyakan apakah siswi tersebut sedang datang bulan atau tidak. Menurutnya, guru tersebut hanya khawatir para siswi tidak jujur.

"Sebenarnya ibu guru bersama temannya, alasan mereka kan khawatir berbohong. Sehingga harapan kita sebagai guru, agar siswa jujur. Anak-anak juga cuma ditanya, benar kamu datang bulan? Ya udah, langsung ke kelas," ucap Harahap saat dihubungi detikcom, Rabu (21/9/2022).

ADVERTISEMENT

Guru Tes Kejujuran

Harahap menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Jumat (16/9). Setiap Jumat, SMAN 1 Dramaga menggelar salat Duha berjemaah.

Namun beberapa siswi terlihat tidak ikut salat, sehingga guru tersebut ingin mengetahui kejujuran siswi yang tidak ikut salat ini.

"Ketahuan anak-anaknya yang ikut salat masih sambil mendengar ceramah setelah salat Duha. Terus ketahuan tuh yang tidak pakai mukena dan seterusnya. Sehingga oleh ibu gurunya mau ngetes kejujuran anak-anak," bebernya.

Para siswi yang tidak salat kemudian dikumpulkan. Menurut Harahap, guru tersebut hanya menanyakan apakah siswi yang tidak ikut salat ini sedang menstruasi atau tidak.

"Anak-anak yang putri tidak ikut salat itu kan di sebelah lapangan dikumpulkan, cuma dipilah-pilah lagi. Gurunya hanya nanya 'benar kamu datang bulan?', 'ya, betul', dia langsung ke kelas gitu. Tapi kita juga nggak tahu yang jujur, karena tidak semua diperiksa," jelasnya.

"Jadi hanya menanyakan begitu aja, 'kamu datang bulan?'. Terus ada juga anak-anak ditanya ibu gurunya, 'kamu sudah selesai datang bulannya, cuma belum mandi wajib' juga dipisahkan lagi," tambahnya.

Baca di halaman selanjutnya: sekolah bantah pemeriksaan pakaian dalam siswi....

Simak juga 'Guru Agama di Batang Cabuli 20 Siswi SMP, Modusnya Tes Kejujuran':

[Gambas:Video 20detik]



Tak Ada Pemeriksaan Celana Dalam

Harahap mengakui ada 'pemeriksaan' untuk mengetahui benar-tidaknya siswi itu mengalami menstruasi dan itupun dilakukan oleh siswi lainnya. Tetapi, menurutnya, tidak sampai dengan cara membuka pakaian dalam siswi.

"Itu juga diperiksa sama temannya juga, karena nggak mungkin diperiksa oleh ibu gurunya, karena terbatas juga ibu gurunya. Jadi hanya beberapa ibu guru yang ikut, jadi diperiksa dengan sesama temannya," katanya.

Sebelum melakukan pemeriksaan itu, kata Harahap, gurunya juga meminta maaf terlebih dahulu.

"Ibu gurunya juga menyampaikan mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini, istilahnya orang Sunda dicabak (diraba) sedikit aja, oh memang ada pembalut seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan kalau dicabak ada pembalut, oh benar, sedang datang bulan," bebernya.

Hal ini mengemuka setelah adanya salah satu orang tua murid yang protes atas perlakuan tersebut. Harahap mengatakan permasalahan sudah selesai dan pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua murid dan siswi tersebut.

"Hari Senin (18/9) sudah klarifikasi kasusnya dan sudah selesai. Disampaikan ke orang tua dan seterusnya. Sebenarnya tidak sama dengan yang sudah viral, tidak sejauh itu. Udah maaf-maafan juga," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads