Pesan Singkat Andika ke Dudung agar Kecaman ke Effendi Dihentikan

Pesan Singkat Andika ke Dudung agar Kecaman ke Effendi Dihentikan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Sep 2022 06:45 WIB
Effendi Simbolon (tengah) diapit Jenderal Andika Perkasa (kanan) dan Jenderal Dudung Abdurachman (kiri).
Effendi Simbolon (tengah) diapit Jenderal Andika Perkasa (kanan) dan Jenderal Dudung Abdurachman (kiri). (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Prajurit TNI sempat bergejolak merespons pernyataan anggota DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut 'TNI seperti gerombolan'. Polemik itu berakhir damai dan saling memaafkan.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengungkap ada pesan singkat (short message service/SMS) dari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang meminta amarah prajurit diredam. Dudung pun menjalankan perintah tersebut.

"Ya koordinasi, kita SMS-an dengan beliau agar diredam anggota. 'Oh siap', saya sampaikan demikian. Agar anggota tidak liar, demikian, untuk menanggapi hal-hal yang terlalu, ya istilahnya, jangan ditanggapi berlebihan," kata Dudung dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (15/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dudung mengaku akan menghadap Panglima TNI dalam waktu dekat.

Dudung memastikan komunikasi dengan Panglima TNI tetap berjalan. Dia menegaskan tak ada masalah dalam komunikasi dengan Jenderal Andika.

ADVERTISEMENT

"Kita masih komunikasi, nggak ada masalah. Nanti dalam waktu dekat saya akan menghadap Panglima," ucapnya.

Dudung menyatakan telah meminta permintaan maaf dari Effendi Simbolon. Dia juga meminta jajarannya menghentikan pernyataan terbuka mengecam Effendi Simbolon.

"Saya sampaikan tadi bahwa permintaan maaf Pak Effendi, dengan lapang dada TNI Angkatan Darat menyatakan menerimanya. Dan saya sampaikan kepada seluruh jajaran agar menghentikan untuk kegiatan-kegiatan menyampaikan secara perorangan dan sebagainya sudah cukup beliau sudah meminta maaf," kata Dudung.

Dia menyebut kasus ini harus membuat TNI AD lebih dewasa dan lebih legowo. Menurutnya, TNI sudah biasa mengatasi masalah-masalah.

"Kita harus lebih dewasa, kita harus lebih legowo, kita sudah terbiasa menghadapi tantangan-tantangan yang sulit sekalipun nyawa. Kalau hanya berita-berita seperti itu kecil bagi kami untuk menghadapinya," katanya.

Sebelumnya, prajurit TNI AD dari berbagai daerah ramai-ramai mengecam Effendi Simbolon. Buka suara para perwira tersebut ternyata berangkat dari adanya perintah Jenderal Dudung Abdurachman.

Berdasarkan video yang didapat detikcom dari salah seorang anggota DPR, Rabu (14/9), tampak perekam merekam arahan Dudung di layar TV. Dudung tampak melakukan video conference dengan jajarannya.

Dalam video tersebut, Dudung tampak memberi arahan dengan didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Agus Subiyanto. Dudung meminta jajarannya tak diam atas pernyataan Effendi Simbolon.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Akhir Nyanyian TNI 'Gerombolan', Effendi-KSAD Maaf-Memaafkan':

[Gambas:Video 20detik]



Pemintaan Maaf Effendi Simbolon

Effendi Simbolon meminta maaf atas ucapan TNI seperti gerombolan. Effendi Simbolon meminta maaf kepada seluruh prajurit TNI.

"Saya dari lubuk hati paling dalam, saya mohon maaf atas apa pun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman, di hati para prajurit, siapa pun dia. Dari tamtama, bintara, sampai perwira, bahkan sampai sesepuh, para pihak yang tidak nyaman dengan perkataan diartikan lain," kata Effendi Simbolon saat jumpa pers di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9).

Effendi Simbolon meminta maaf atas ucapan TNI seperti gerombolan ditemani oleh Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto. Effendi mengatakan tak bermaksud menyinggung TNI seperti gerombolan, apalagi organisasi kemasyarakatan atau ormas.

Effendi Simbolon kemudian menjelaskan maksud ucapan TNI seperti gerombolan. Maksud Effendi, TNI terlihat seperti gerombolan/seperti ormas, jika tidak patuh pada perintah atasan.

"Saya menyadari hal itu mungkin menjadi tidak nyaman, kemudian tidak elok, dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung atau tersakiti akan kata-kata yang keluar dari saya menyangkut seputar, soal gerombolan dan ormas, yang sejatinya, sejujurnya, saya tidak pernah menstigmakan TNI itu gerombolan, tapi lebih kepada, kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya itu seperti gerombolan, seperti ormas," kata Effendi.

Halaman 2 dari 2
(jbr/aud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads