Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menghentikan sementara operasional Glow atau wisata cahaya buatan di dalam Kebun Raya Bogor. Sebabnya, masih ada polemik dan belum ada kesepakatan antarpeneliti terkait hasil riset dampak cahaya buatan terhadap keanekaragaman hayati di sekitar area Glow Kebun Raya Bogor.
"Disetop, iya (operasional Glow) disetop," kata Wali Kota Bogor Bima Arya ditemui setelah membuka pameran foto di Alun-alun Kota Bogor, Kamis (15/9/2022).
Bima menyebut penghentian operasional Glow di dalam Kebun Raya Bogor dilakukan karena masih ada polemik serta ada kesepakatan hasil penelitian dampak cahaya buatan terhadap keanekaragaman hayati. Selain itu, penolakan Glow masih dilakukan dari kelompok budayawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena hasil riset yang belum disepakati bersama. Saya bilang dari awal ini (wisata Glow) bisa berjalan kalau sudah ada kesepakatan dengan (peneliti IPB)," kata Bima.
"Yang kedua juga ada penolakan yang sangat kuat dari budayawan. Selama belum ada kesepakatan, belum bisa jalan," tambahnya.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menyebutkan pertemuan sempat dilakukan antara Forkopimda Kota Bogor, Kebun Raya Bogor dan peneliti IPB. Dalam pertemuan itu, Forkopimda sepakat operasional Glow belum diizinkan selama masih ada polemik.
"Karena titik temunya belum ada, diharapkan ada pertemuan kembali. Tapi pada intinya titik masalah adalah ketika riset yang dilakukan oleh BRIN mengatakan itu tidak masalah, tapi riset yang dilakukan oleh lembaga lain itu ada masalah," kata Atang ketika ditanyai terkait operasional Glow di Kebun Raya Bogor.
"Saya menyampaikan bahwa seharusnya, riset yang dipakai bukan riset dari BRIN. Tapi riset yang dipakai adalah dari pihak yang tidak berkepentingan, independen. Dan saya kira jurnal-jurnal internasional, jurnal nasional, jurnal ilmiah, yang telah mempelajari dampak dari cahaya, ataupun lampu terhadap ekosistem lingkungan udah banyak. Tinggal diperkuat lagi dengan riset dari lembaga independen. Itu saya kira bisa dijadikan titik tolaknya," tambahnya.
Lihat video 'Keren! Video Mapping Proklamasi di Pepohonan Kebun Raya Bogor':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Wisata Glow merupakan wisata cahaya buatan di dalam Kebun Raya Bogor. Destinasi wisata yang terbilang baru itu rencananya digelar pada malam hari di waktu tertentu.
Destinasi Glow ini diinisiasi oleh PT MNR sebagai pihak ketiga yang mengelola wisata di Kebun Raya Bogor. Sejak wacana wisata Glow ini muncul pada 2019, penolakan sudah datang dari lima mantan Kepala Kebun Raya Bogor.
Adapun 5 mantan kepala Kebun Raya Indonesia itu adalah Prof Dr Made Sri Prana (1981-198), Prof Dr Usep Soetisna (1983-1987), Dr Ir Suhirman (1990-1997) Prof Dr Dedy Darnaedi (1997-2003) Dr Irawati (2003-2008).
Surat terbuka itu ditujukan kepada Sekretaris Utama BRIN, Plt Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN, Plt Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Plt Kepala Kantor Pusat Riset Konservasi BRIN, serta Direktur Utama Mitra Natura Raya MNR. Surat ini juga jadi tembusan untuk Kepala BRIN, Wali Kota Bogor, dan Ketua DPRD Kota Bogor.
Dalam surat terbuka itu disebutkan, Kebun Raya Bogor sudah berumur lebih dari dua abad. Dalam sejarah panjangnya selalu mengedepankan pendekatan ilmiah dan memperhatikan masalah konservasi dan lingkungan. Saat melakukan kegiatan usaha penggalangan dana sekalipun, Kebun Raya tidak silau pada keuntungan sesaat, dan selalu memilih green business yang sifatnya environmentally friendly.
"Rencana Glow membuat atraksi sinar lampu di waktu malam, berpotensi mengubah keheningan malam Kebun Raya. Nyala dan kilau lampu dikhawatirkan akan mengganggu kehidupan hewan dan serangga penyerbuk. Nature Communication melaporkan, penggunaan lampu berlebihan di waktu malam akan mengganggu perilaku dan fisiologi serangga penyerbuk, nokturnal, maupun diurnal," bunyi dalam surat terbuka tersebut.