Pidato di Jeju Peace Forum, Megawati Sampaikan Pesan Pancasila

Laporan dari Korsel

Pidato di Jeju Peace Forum, Megawati Sampaikan Pesan Pancasila

Eva Safitri - detikNews
Kamis, 15 Sep 2022 11:47 WIB
Megawati Soekarnoputri
Foto: Megawati Soekarnoputri (Eva/detikcom)
Jakarta -

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berpidato di Forum for Peace and Prosperity 2022 di Jeju, Korea Selatan (Korsel). Dia menyampaikan pesan Pancasila yang bersifat universal dan bisa dijadikan dasar perdamaian dunia.

Megawati menyebut perdamaian merupakan tujuan negara yang abadi. Hal itu dapat terwujud jika tiap negara menghormati kedaulatan negara lain.

"Perdamaian abadi merupakan salah satu tujuan bernegara bangsa Indonesia. Kami memiliki credo: 'bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perdamaian dunia hanya dapat diwujudkan, apabila setiap negara menghormati kedaulatan suatu negara dan menjunjung tinggi kemanusiaan-keadilan dalam sistem internasional; serta mengedepankan penyelesaian konflik melalui perundingan," lanjut Megawati.

Ketua Umum PDIP ini lantas mengulas sejarah saat dunia pecah dalam dua blok. Bangsa Asia dan Afrika memberikan kontribusi dalam gerakan non blok yang menjadi solusi perang dingin saat itu. Menurutnya, langkah konferensi tersebut masih relevan hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

"Belajar dari sejarah, ketika dunia terbagi dalam dua blok yang saling bertikai, bangsa Asia dan Afrika memberikan kontribusi penting dengan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok yang menjadi jawaban terhadap Perang Dingin. Spirit konferensi tersebut tetap relevan hingga saat ini," ucap Megawati.

Megawati juga menyebut hal itu bisa jadi jembatan untuk menciptakan perdamaian dan solidaritas antarbangsa.

"Spirit yang menjadi jembatan perdamaian dan terciptanya solidaritas antarbangsa untuk bersatu mengakhiri segala bentuk perang dan tindakan kekerasan atas nama kepentingan nasional suatu negara," ujarnya.

Dalam pidatonya, Megawati mengutip pandangan Soekarno terkait kondisi geopolitik. Pandangan yang dikutip adalah selama adanya penjajahan dan ketidakadilan, menurutnya sistem internasional akan selalu bersifat tidak solid dan tidak seimbang.

"Dalam pandangan Bapak Bangsa dan sekaligus Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno; selama dunia masih diwarnai ketidak-adilan dan penjajahan dalam segala bentuknya, maka sistem internasional akan selalu bersifat tidak solid dan tidak seimbang. Dalam pidato beliau di PBB pada tahun 1960, yang dikenal dengan To Build The World A New," ucapnya.

"Saya ingat pada waktu itu, beliau mendapatkan standing occasion (tepuk tangan berdiri) menurut saya apa arti daripada pidato tersebut. Itu artinya secara naluri kemanusiaan sebenarnya semua setuju akan bunyi pidato tersebut," lanjut Megawati.

Simak juga 'Megawati: Persoalan Semenanjung Korea Harus Diselesaikan Jalan Dialog':

[Gambas:Video 20detik]



Penguatan PBB

Lebh lanjut, Megawati juga menjelaskan pentingnya penguatan PBB dalam menciptakan perdamaian dunia. Dia menyebut PBB perlu melakukan reformasi internal dengan menempatkan setiap anggota PBB memiliki kedudukan yang sama.

"Bung Karno menyerukan pentingnya penguatan kewenangan PBB di dalam menciptakan perdamaian. Syaratnya, PBB harus melakukan reformasi internal, dengan menempatkan setiap anggota PBB memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa adanya preferensi hak veto. Itulah demokratisasi di lembaga dunia tersebut," ujarnya.

Soekarno, kata Megawati, juga pernah melakukan upaya memperkuat PBB, yakni dengan mengusulkan Pancasila sebagai landasan Piagam PBB.

"Dalam upaya ini, guna memperkuat seluruh landasan filosofi kelahiran PBB, Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila menjadi bagian Piagam PBB. Pancasila, adalah lima prinsip dasar, terdiri dari Ketuhanan; Kemanusiaan; Persatuan; Demokrasi; dan Keadilan Sosial. Kelima prinsip tersebut bersifat universal. Dengan Pancasila, persaudaraan dunia dibangun, agar bangsa-bangsa hidup berdampingan secara damai, dan berjuang bersama bagi dunia yang lebih makmur dan berkeadilan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(eva/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads