Sejumlah pengakuan baru terungkap berkaitan dengan pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat yang diotaki Ferdy Sambo. Pengakuan terbaru itu disampaikan oleh eksekutor pembunuhan Bharada Rizhard Eliezer atau Bharada E.
Pengakuan Bharada E disampaikan langsung oleh kuasa hukumnya Ronny Talapessy. Dia menyampaikan ini setelah apa yang disampaikan kliennya dinyatakan jujur lewat hasil uji kebohongan.
"Klien saya ini sudah dites lie detector sebulan lalu setelah dia mau terbuka jujur apa yang terjadi. Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga," kata Ronny saat dihubungi, Sabtu (10/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ronny membeberkan salah satu poin penting yang ditanyakan ialah siapa yang menembak Brigadir Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) sore. Bharada E, katanya, mengakui dirinya yang pertama menembak Yosua dan Ferdy Sambo merupakan orang terakhir yang menembak Yosua.
"Salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak J (Brigadir J). Klien saya menjawab 'Saya pertama dan FS yang menembak terakhir'," ujar Ronny menjelaskan pengakuan Bharada E.
Uang Terima Kasih dari Ferdy Sambo
Tak hanya soal penembakan, Bharada E juga membeberkan terkait adanya aliran uang setelah Brigadir Yosua tewas ditembak. Selain ke Bripka Ricky, Sambo disebut sempat memberi uang ke Bharada Eliezer atau Bharada E.
"Iya betul (alasannya sudah menjaga PC), jadi inisiasinya bukan datang dari klien saya, tapi dari FS. Klien saya tidak minta. Perlu penegasan, tapi ditawarkan oleh pihak FS," kata Ronny saat dihubungi.
Ronny belum merinci berapa jumlah uang yang diberikan Ferdy Sambo. Namun, katanya, uang itu tidak jadi diterima oleh Bharada E.
"Itu pun klien saya tidak ambil karena itu. Intinya sama. Tunggu dulu kasusnya SP3, baru diberikan," ujarnya.
Simak video 'Polisi-polisi yang Baru Dihukum dan Sudah Bebas Terkait Sambo':
Simak bantahan Ferdy Sambo di halaman berikutnya.
Selain Bharada E, Pemberian uang dengan alasan 'terima kasih telah menjaga ibu' itu juga awalnya diungkap pengacara Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR, Erman Umar.
"Ini kan setelah skenario, Pak Sambo menyampaikan bahwa 'Ini ada uang' tetapi kalimatnya dalam BAP yang saya baca itu 'Karena kalian sudah menjaga ibu'," kata Erman di Mabes Polri, Kamis (8/9).
Erman mengatakan hal tersebut terungkap dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Bripka RR di Mabes Polri. Erman mengatakan uang tersebut diberikan tiga hari setelah Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas.
"Tiga hari. Mungkin setelah diperiksa-diperiksa itu ya. Karena itu setelah kejadian, bukan sebelum kejadian. Kalau sebelum kejadian, pasti ada mens rea dong karena terima duit," ujarnya.
Namun dia mengatakan uang itu sudah diambil lagi oleh Sambo. Dia mengatakan uang itu diambil lagi oleh Sambo seolah menunggu perkembangan kasus.
"Tapi sudah diambil lagi sama Pak Sambo karena seolah-olah untuk perkembangan kasusnya lihat nanti. Untuk SP3 atau apalah," ujarnya.
Ferdy Sambo Membantah
Pihak Ferdy Sambo pun membantah apa yang disampaikan Bharada E dan Bripka RR. Ferdy Sambo membantah sempat memberikan uang kepada keduanya.
Bantahan itu disampaikan oleh Pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis. Dia mengatakan, dalam pemeriksan sebagai tersangka, Ferdy Sambo membantah pemberian uang kepada Bripka Ricky dan Bharada Eliezer dengan alasan sudah menjaga istrinya, Putri Candrawathi.
"Atas dugaan tersebut, klien kami sudah membantah dalam pemeriksaan sebagai tersangka," kata Arman saat dihubungi, Sabtu (10/9).
Arman menyebut bantahan itu diduga pernyataan para tersangka saat konfrontasi dengan Ferdy Sambo. "Serta didukung pada saat konfrontasi yang dilakukan di antara seluruh tersangka," ujarnya.
Arman juga mengatakan tidak ada bukti pemberian uang dari Ferdy Sambo kepada dua bekas anak buahnya itu. Dia menyinggung setiap fakta yang ada bakal diuji secara transparan di pengadilan.
"Faktanya tidak ada satupun bukti atas dugaan tersebut hingga proses hukum ini berlangsung. Nanti pada saat di pengadilan, fakta-faktanya akan diuji secara transparan. Kita tunggu," ucapnya.