Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menaikan tarif ojek online (ojol). Sejumlah komentar pun dilontarkan baik oleh pengemudi ojol maupun warga.
Kenaikan tarif ojol tersebut semula disampaikan akan berlaku mulai 10 September. Namun baru akan berlaku pada11 September 2022.
"Tanggal 11 (hari ini) jam 00.00 WIB atau nanti malam. Sesuai pengumuman, 3 hari setelah ketetapan," kata Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati kepada detikcom, Sabtu (10/9).
Pengguna Ojol Keluhkan Kenaikan Tarif
Sejumlah pengguna ojol mengeluhkan kenaikan tarif tersebut. Kenaikan tarif dinilai terlalu besar.
"Sebagai pengguna ojol ini kan ada kenaikan tarif dampaknya gede banget ya, berasa banget tarifnya naik juga. Jadi berasa ngeluarin uang buat ongkos doang. Ya rada kesel ya sebenernya karena ya itu makin boros," ujar Yulia (26) saat ditemui di Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (11/9).
Di sisi lain, Yulia juga merasa kasihan kepada nasib para driver ojol jika tarif tersebut tidak naik. Ini disebabkan harga BBM saat ini yang juga sudah naik sejak seminggu lalu.
"Jadi permasalahannya kan di BBM gitu," ucapnya.
Keluhan yang sama disampaikan pengguna ojol bernama Fika (25). Fika, yang setiap hari menggunakan jasa ojol untuk berangkat ke kantor, merasa terbebani kenaikan tarif ini.
"Ya soal tarif sekarang lumayan ya, karena kan saya setiap hari menggunakan ojol gitu jadi ada kenaikan harga juga dari ojol. Karena biasanya saya keluarin Rp 50 ribu jadi keluarin Rp 60-70 ribu. Jadi agak terbebani sih dengan kenaikan tarif ojol ini," ungkapnya.
Namun, di sisi lain, Fika berharap kenaikan tarif tersebut berdampak baik bagi para driver ojol. Ini disebabkan para driver juga mendapat potongan dari aplikator.
"Tapi kan ini kenaikan tarif juga berdampak sama ojol, karena setahu saya ada potongan aplikasi 20 persen. Semoga dengan kenaikan ini bisa mensejahterahkan driver ojol yang pendapatannya juga bisa lebih meningkat," ungkapnya.
Kenaikan Tarif Ojol Dinilai Untungkan Perusahaan
Para driver ojol menanggapi kenaikan tarif. Driver ojol di Jakarta Selatan menyebut kenaikan tarif lebih menguntungkan perusahaan.
Salah seorang driver ojol, Aulia Muchtar (38), mengatakan pihaknya hanya menerima untung dari kenaikan tarif sebesar Rp 500. Dia menyebut ada biaya potongan dari aplikasi sekitar 10 persen dari total pembayaran penumpang.
"Naiknya juga sebenarnya tidak sesuai sama harapan kita. Naiknya itu cuma Rp 500. Terus kalau bisa, potongan dari aplikatornya itu 10 persen, biar tidak membebani ke customer-nya. Jadi yang ngebebanin ke customer itu bukan mahalnya argo, tapi biaya pemesanan, asuransi, sama macam-macam dari aplikasi," tutur Aulia saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (11/9/2022).
Aulia menyebut untuk jarak dekat pengantaran kurang dari 3 kilometer, penumpang harus membayar Rp 14.000. Sementara, kata Aulia, driver hanya menerima Rp 8.500 dari biaya tersebut dan sisanya untuk aplikator.
"Bersihnya Rp 8.500 jadi banyaknya itu ke kantor, kalau tidak salah biaya pemesanan Rp 1.500-2.000, terus ada biaya asuransi sama potongan 20 persen. Itu kan kasihan di customer, seakan-akan kalau naik itu driver sejahtera padahal mah nggak," ungkapnya.
Kenaikan Tarif Berdampak ke Pengguna Ojol
Dia menilai kenaikan tarif ojol itu sudah mulai berdampak pada jumlah pengguna ojol. Hal itu, kata Aulia, dirasakannya saat hari libur yang biasanya banyak pemesanan, saat ini berkurang.
"Percuma naik argo, kalau potongan sama biaya lain-lain masih banyak. Harapan saya potongan sama biaya pemesanan lebih di-press," ujarnya.
Simak juga video 'Yang Bahagia dan Khawatir Saat Tarif Ojol Resmi Naik':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dek/dek)