"Upaya transformasi di bidang budaya khususnya pengelolaan museum ini harus menjadi gerakan bersama. Pembangunan kebudayaan bukan hanya secara fisik semata, tetapi juga harus lewat dukungan berbagai riset kebudayaan dan pendanaan yang berkelanjutan," ujar dalam keterangannya, Jumat (9/9/2022).
Hal ini dia ungkapkan dalam Diskusi Kerja Budaya Transformasi Digital, Reka Budaya, dan Museum Kita di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).
Menurutnya, transformasi pengelolaan museum dengan memanfaatkan teknologi digital dapat menjadi kunci transformasi fungsi museum yang awalnya hanya menjadi tempat menyimpan benda budaya menjadi ruang-ruang yang mampu memberi pengalaman budaya kepada para pengunjungnya.
Dia menilai transformasi digital mampu mempersatukan kelompok yang mengedepankan aspek konservasi dan kelompok yang mengedepankan pemanfaatan secara ekonomi dalam pengelolaan museum. Transformasi digital di bidang kebudayaan sudah banyak mendapat perhatian dari masyarakat dan dikaji para akademisi lewat berbagai tulisan ilmiah.
"Sebuah situasi yang mendukung transformasi digital di bidang kebudayaan seperti pengelolaan museum," imbuhnya.
Selain itu, dia juga menuturkan bahwa kunci mengawali proses transformasi adalah mengubah mindset atau cara berpikir para pemangku kepentingan dan masyarakat. Sehingga para pengelola museum dan objek-objek cagar budaya mampu memahami langkah-langkah pengembangan kebudayaan.
Ia berpendapat di masa saat ini museum yang berhasil bukan hanya sebagai tempat memajang atau memamerkan benda-benda budaya, tetapi juga harus memberikan pengalaman bagi pengunjung sehingga menciptakan pendapatan bagi pengelolanya.
Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu juga menyebut, saat ini populasi Indonesia 60%-nya adalah generasi Z, yang sejak lahir sudah mengenal budaya digital dan mengeksplor setiap pengalaman.
Dia menjelaskan dengan adanya kondisi tersebut akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pemangku kepentingan dalam pengelolaan museum dan pengembangan sektor kebudayaan secara umum.
"Harus segera dibuka ruang untuk proses belajar dalam menghadapi transformasi digital dalam pengelolaan museum, agar masyarakat dan para pemangku kepentingan mampu beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, " pungkasnya.
Sebagai informasi, Turut hadir beberapa tokoh dalam diskusi tersebut mulai dari P Kumoro Kartopati (Senior Advisor IoT Lab PT Jasa Marga (Persero) Tbk), Hilmar Faridz, Ph.D. (Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek), Idham B Setiadi, Ph.D. (KPB CakraDaya), S Dian Andriyanto (Redaktur Utama Tempo. Co) sebagai narasumber.
Lihat juga video 'Maudy Ayunda Ungkap Pemerintah Akan Gelar Digital Transformation Expo':
(akd/ega)