Komnas HAM: Atasi Konflik di Papua Tak dengan Senjata, tapi Dialog Damai

Komnas HAM: Atasi Konflik di Papua Tak dengan Senjata, tapi Dialog Damai

Mulia Budi - detikNews
Rabu, 07 Sep 2022 17:10 WIB
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik
Ahmad Taufan Damanik (Mulia Budi/detikcom)
Jakarta -

Komnas HAM tengah melakukan investigasi terkait kasus mutilasi di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua. Mengenai masalah kekerasan di Papua, Komnas HAM menilai bahwa penyelesaian terbaik adalah dengan melakukan dialog damai, tidak dengan senjata.

"Banyak lagi kasus-kasus itu yang juga dilakukan oleh KKB. Jadi Anda juga harus tahu bahwa peristiwa kekerasan pembunuhan itu dilakukan oleh berbagai pihak ya dan Komnas HAM sudah berupaya melakukan investigasi dan mendorong penegakan hukum terhadap itu. Di luar itu, Komnas HAM melihat jalan terbaik bagi penyelesaian kekerasan konflik yang ada di Papua adalah dialog damai," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kepada wartawan di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022).

Dia menyebut banyak pihak setuju dengan jalan dialog damai untuk mengatasi konflik di Papua. Dia mengatakan Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hingga Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga mendukung hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi sekarang alhamdulillah semua pihak sudah bersedia duduk berunding dengan Komnas HAM, kami baru saja bulan lalu juga bertemu lagi dengan para pihak itu dan sudah menyepakati beberapa hal," ujarnya.

"Dari Presiden diwakili oleh Menko Polhukam dan sudah mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia dari Panglima TNI, dari Kapolri juga dari Pak Wapres sebagai Ketua Satgas untuk penyelesaian masalah Papua bahwa memang semua pihak bersetuju dialog damai, itulah jalan keluar yang paling bermartabat, yang paling memenuhi rasa kemanusiaan kita," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Taufan mengatakan Komnas HAM juga telah bertemu dengan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, PBB juga mendukung jalan dialog damai tersebut.

"Kami juga sudah bertemu beberapa bulan lalu, saya Pak Anam (Choirul Ana), Pak Beka (Beka Ulung Hapsara) bertemu dengan Komisioner tinggi PBB Madam Michelle Bachelet juga bertemu dengan Uni Eropa meminta dukungan mereka terhadap inisiatif Komnas HAM itu, dan kedua belah pihak memberikan dukungan sepenuhnya bahkan Madam Bachelet kemudian mengirimkan utusannya lagi ke kantor Komnas HAM beberapa waktu yang lalu untuk lebih menegaskan hubungan itu," tuturnya.

Kemudian, dia mengatakan permasalahan konflik di Papua merupakan tanggung jawab bersama. Dia menyebut konflik itu hanya bisa terselesaikan dengan dialog damai.

"Artinya sekarang semua ada di tangan kita sebagai bangsa Indonesia, sebagai pemilik negeri ini untuk secara bermartabat menyelesaikan masalah Papua, tidak lagi dengan senjata, tapi dengan negosiasi dengan dialog satu dengan yang lainnya," ucap Taufan.

"Tapi sekali lagi saya kira satu-satunya jalan yang paling bermartabat paling berperi kemanusiaan adalah dialog damai dan itu sedang dilakukan Komnas HAM," lanjutnya.

Simak video 'Oknum TNI Terlibat Kasus Mutilasi di Papua, KSAD Dudung: Pecat!':

[Gambas:Video 20detik]



Simak kasus mutilasi di Mimika pada halaman berikutnya.

Lebih lanjut, Taufan mengatakan menyelesaikan konflik kekerasan di Papua tidaklah mudah. Namun dia menyebut konflik itu bisa diatasi jika semua pihak serius menanganinya dengan damai.

"Tidak mudah menyelesaikan konflik itu yang sudah puluhan tahun tetapi kalau kita mau dengan keseriusan, termasuk pemerintah mau serius, insyaallah semua bisa selesai tapi dengan kejujuran dan tekad yang kuat menyelesaikan masalah itu dengan jalan damai," ujarnya.

Kasus Mutilasi di Mimika

Sebelumnya, Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo menyebut enam oknum anggota TNI AD telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan mutilasi dua warga sipil di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika.

"Betul, sudah (jadi tersangka)," kata Chandra ketika dimintai konfirmasi wartawan di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Senin (29/8).

Menurut Chandra, Polisi Militer Kodam (Pomdam) XVII/Cenderawasih sudah menjalankan proses hukum terhadap keenam prajurit TNI AD tersebut. Dia mengatakan Puspomad juga telah mengirimkan penyidik untuk membantu Pomdam.

Sementara itu, pelaku dari warga sipil sudah ditangani pihak kepolisian. Mengenai motif pelaku sendiri, Chandra mengatakan saat ini masih dalam tahap penyelidikan oleh Pomdam Cenderawasih.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads