Komisi I DPR Akan Rapat dengan Panglima TNI-KSAD, Mutilasi di Papua Disorot

Komisi I DPR Akan Rapat dengan Panglima TNI-KSAD, Mutilasi di Papua Disorot

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Senin, 05 Sep 2022 08:30 WIB
Effendi Simbolon
Foto: Effendi Simbolon (Ari Saputra/detik)
Jakarta -

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon mengungkapkan pihaknya menjadwalkan rapat dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman hari ini. Dalam rapat tersebut, Effendi menyebut kasus mutilasi warga di Mimika, Papua, akan dibahas dengan Panglima dan KSAD.

"Besok (Senin, 5/9) untuk menjelaskan di DPR Komisi I. Ini bagaimana bisa terjadi dan ini kejadian ada rentetan berhubungan dengan berbagai... kemudian seminggu jelang itu ada pembunuhan pembantaian juga. Nah justru kita ingin kasusnya sendiri kemudian ada apa, kasusnya apa, ini kan setingkat Mayor yang melakukan mutilasi ini kan," kata Effendi kepada wartawan, Minggu (4/9/2022).

Effendi mengatakan Komisi I DPR ingin mempertanyakan sistem pembinaan di internal TNI karena peristiwa pidana yang terjadi. Dia mengungkit peristiwa pembunuhan dua sejoli Handi Salsa hingga mutilasi warga sipil di Mimika, Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus lihat berjenjang ke atas, ada apa? Bagaimana sih sistem pembinaannya, kita tanya dengan KSAD nanti. Ada apa kenapa kok sering kali terjadi bukan hanya di Papua termasuk Kolonel yang ada di orang di dua sejoli yang di Garut (Handi dan Salsabila). Ini ada apa sih di TNI khusunya TNI Angkatan Darat," ujarnya.

"Kenapa sih? Ada yang salah dalam pembinaan? Di situ nanti kita kembangkan, dimulai minta penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, dari Menhan yang melakukan tanggung jawab pembinaan secara kebijakan kan Menhan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Effendi tidak ingin hanya ada penegasan terkait hukuman berat terhadap anggota yang melakukan pelanggaran. Dia lantas menyinggung kedisiplinan dan mental para perwira TNI.

"Jangan hanya oh kita tindak tegas hukum seberat beratnya itu pro-justitianya sudah tindakan setelah terjadi, ini lebih ada apa sih, kenapa sering kali seperti ini terjadi dan berulang terus. Mudahnya indisipliner, mudahnya mental perwira menjual beli transaksi udah tahu kepada musuh dijual amunisi, dijual senjata, ini bagaimana kemudian ini efektif kah tidak? Ada apa sih?" katanya.

Lebih lanjut, Effendi menegaskan pihaknya akan meminta penjelasan secara detail dan gamblang dari Panglima TNI hingga KSAD.

"Ini harus kita buka, minta penjelasan tentu dari panglima, KSAD Menhan secara detail dan gamblang dan saya berharap itu sidangnya terbuka," imbuhnya.

Lihat video 'Kasus Mutilasi 4 Warga di Mimika, Korban Hendak Beli Senjata ke Pelaku':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

6 Anggota TNI AD Jadi Tersangka

Sebelumnya, warga Timika, Kabupaten Mimika, Papua, menjadi korban pembunuhan sadis. Enam oknum anggota TNI AD ditetapkan sebagai tersangka. Mereka semua kini ditahan selama 20 hari ke depan untuk pemeriksaan dan penyidikan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna menjelaskan tim penyidik dari Polisi Militer saat ini sudah melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap 6 oknum prajurit TNI AD. Mereka menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan empat warga di Kabupaten Mimika, Papua.

Tatang menyebut tim penyidik dari Polisi Militer sudah melakukan penahanan sementara selama 20 hari terhadap para tersangka. Ini dilakukan untuk memudahkan kepentingan pemeriksaan dan penyidikan.

"Saat ini para tersangka ditahan di ruang tahanan Subdenpom XVII/C Mimika terhitung mulai hari Minggu tanggal 28 Agustus 2022," ujarnya dalam keterangan tertulis di Mabes AD, Selasa (30/8).

Tatang menambahkan para tersangka seluruhnya berjumlah 6 orang, terdiri atas satu orang berpangkat mayor, satu orang berpangkat kapten, satu orang praka, dan tiga orang berpangkat pratu. Seluruhnya dari kesatuan Brigif 20/IJK/3 Kostrad.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads