HMI MPO Pimpinan Affandi Ismail Tolak Kenaikan Harga BBM

Suara Mahasiswa

HMI MPO Pimpinan Affandi Ismail Tolak Kenaikan Harga BBM

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 02 Sep 2022 14:19 WIB
Suasana Pertamina 54.801.39 atau SPBU Kamboja, Denpasar, Bali, Kamis (1/9/2022).
Ilustrasi suasana SPBU (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Jakarta -

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI-MPO) yang dipimpin Affandi Ismail menolak kenaikan harga BBM. Mereka punya alasan untuk menolak wacana kenaikan harga BBM ini.

Sikap HMI MPO disampaikan Affandi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/9/2022).

"Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai salah satu kekuatan civil society di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dengan TEGAS MENOLAK rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang dihembuskan oleh Pemerintah," kata Affandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada tiga alasan yang menjadi dasar penolakan HMI MPO terhadap rencana kenaikan harga BBM.

Pertama, masih banyak penduduk Indonesia yang berpendapatan rendah dari kalangan petani, nelayan, buruh, tenaga honorer, usaha mirko, dan sektor informal. Dengan adanya pandemi COVID-19, jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah. Maka, BBM tidak boleh naik dulu.

ADVERTISEMENT

"Situasi ekonomi sebahagian besar rakyat Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini dapat dikatakan masih sangat terpuruk diakibatkan oleh karut marut dan rusaknya tatakelola Pemerintahan hampir pada semua sektornya terutama di sektor keuangan, kemudian ditambah terpaan Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia," kata Affandi.

Kedua, Bantuan Langsung Tunai (BLT) kenaikan BBM nanti dinilai HMI MPO hanya sebagai peredam amarah rakyat yang terdampak kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM tidak boleh dilakukan karena saat ini Indonesia masih dalam kondisi pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19.

Ketua Umum HMI MPO Affandi Ismail Hasan (Dok Pribadi Affandi Ismail)Ketua Umum HMI MPO Affandi Ismail Hasan (Dok Pribadi Affandi Ismail)

Presiden Jokowi mulai menebar BLT BBM sebesar Rp 600 ribu, dibagikan selama empat bulan, dibagi dua bulan sekali. Jadi, selama dua bulan sekali, warga yang berhak bakal dapat Rp 300 ribu. Jumlah penerima BLT ini 20,6 juta orang.

"Namun demikian pertanyaan fundamentalnya adalah apakah BLT BBM sebesar Rp. 150.000/bulan dengan pengalokasian per dua bulan sekali tersebut mampu menopang daya beli masyarakat? Rasanya akal sehat kita harus mengatakan tidak," kata Affandi.

HMI MPO juga menolak kenaikan harga BBM karena kenaikan harga itu berakibat terjadinya inflasi. Harga-harga barang dan jasa bakal naik bila BBM naik. Ongkos transportasi bakal naik, harga produk UMKM bakal naik, harga makanan juga bakal naik. HMI MPO tidak ingin Indonesia seperti Sri Lanka yang terkena krisis berat.

"Hal yang paling mengerikan sebagai dampak kenaikan harga BBM bersubsidi adalah ancaman akan terjadinya inflasi," kata dia.

(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads