Revitalisasi Kota Tua di Jakarta Barat (Jakbar) menjadi zona rendah emisi terus dilakukan. Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyebutkan anggaran merevitalisasi Kota Tua mencapai puluhan miliar rupiah.
"Kenapa bisa hingga puluhan miliar? Karena digunakan untuk menyulap Kota Tua menjadi kawasan pedestrian untuk menunjang penerapan zona rendah emisi atau low emission zone (LEZ)," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho seperti dilansir Antara, Senin (29/8/2022).
Dia mengatakan revitalisasi di Kota Tua mencakup pembuatan trotoar, shelter TransJakarta, air mancur, dan penataan lampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran Revitalisasi Bukan dari APBD
Hari menerangkan, anggaran puluhan miliar rupiah yang digunakan dalam revitalisasi ini bukan berasal dari APBD DKI Jakarta. Dia mengatakan anggaran berasal dari pihak swasta ketika meminta izin lokasi melalui penerbitan Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan (SP3L).
SP3L sendiri merupakan kewajiban bagi pihak swasta atau pengembang yang melakukan pembangunan kawasan di atas 5.000 meter di Jakarta.
"Anggaran revitalisasi ini berasal dari skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) dari tiga swasta PT MEA, PT Aruna, dan PT PJP," ujar Hari.
Lebih lanjut, Hari menerangkan bahwa revitalisasi Kota Tua Jakarta belum sepenuhnya selesai.
"Masih ada beberapa sudut wilayah yang harus dipoles lagi. Shelter itu tinggal dirapikan sedikit saja, paling seminggu kelar dan yang lainnya tinggal tahap finishing," tutur Hari.
Total luas fasilitas pejalan kaki yang tersedia setelah revitalisasi mencapai 329 ribu meter persegi. Jalan di depan Stasiun Jakarta Kota, misalnya, kini telah disulap menjadi kawasan pejalan kaki yang luas dari sebelumnya merupakan akses kendaraan bermotor.
Baca juga: Cara ke Kota Tua Naik Kereta, Cek di Sini |
Faktor Revitalisasi Memakan Waktu
Hari menuturkan revitalisasi Kota Tua memakan waktu lama karena sejumlah faktor. Pertama, dangkalnya fondasi trotoar pernah menyebabkan tanah longsor sehingga harus dilakukan perubahan pondasi di bagian dalam, serta juga terdapat beberapa rancangan yang mengalami perubahan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Anies Baswedan Harap Kota Tua Jadi Wisata Internasional':
Kedua, pemerintah DKI perlu memindahkan utilitas PT Kereta Api Indonesia (KAI) termasuk utilitas air bersihnya.
"Itu yang membuat lama. Harusnya sudah selesai. Tapi ini sudah tak lama paling sepekan," ucap dia.
Revitalisasi Kota Tua Berlanjut
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan revitalisasi Kawasan Kota Tua terus berlanjut. Ke depan, Anies meminta penataan kawasan diupayakan tanpa menghilangkan kampung-kampung yang terletak di sekitar Kota Tua.
"Proses ini (revitalisasi) berjalan terus sehingga sekitar 600 hektare ini nantinya bisa tertata dengan baik. Harus diingat, di sini bukan hanya bangunan bersejarah, di sini ada juga kampung-kampung tua, dan kampung-kampung tua ini jangan dihilangkan," kata Anies di Plaza Jalan Lada, Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (26/8).
Anies menekankan pihaknya tengah mengupayakan membangun masa depan kota ramah lingkungan melalui perluasan jalur pedestrian hingga penerapan kawasan emisi rendah atau low emission zone (LEZ). Namun Anies memandang ada perkampungan tua yang perlu diperhatikan. Salah satunya Kampung Kunir, yang berlokasi di Taman Sari, Jakarta Barat.
"Kampung-kampung tua ini harus dirawat, dikembangkan, karena itu bagian dari sejarah perjalanan bangsa kita. Sebagian warganya kelihatan ada di sini nih, Kampung Kunir," ujarnya.