Meisya Siregar menggandeng berbuatbaik.id untuk menggalang donasi dalam rangka merayakan ulang tahun ke-17 anak pertamanya, Lyrics Syabila. Donasi itu diketahui dihimpun sejak Jumat (19/8) oleh Meisya melalui platform media sosialnya.
Tepat di hari ulang tahun anaknya hari ini, berbuatbaik.id menyalurkan dana yang telah terkumpul selama satu minggu kepada Rumah Singgah Ayah Sarah. Penyaluran dana ini sekaligus menjadi perayaan ulang tahun sederhana Syabila yang dihadiri oleh Meisya Siregar, Bebi Romeo, dan Direktur Utama berbuatbaik.id.
"Jadi Meisya mengajak berbuatbaik.id untuk bagaimana caranya supaya di ulang tahun anaknya yang ke-17 ini bisa memberikan manfaat untuk orang-orang yang membutuhkan," kata GM berbuatbaik.id A Hadiansyah Lubis, di Rumah Singgah Ayah Sarah, Jakarta Timur, Kamis (25/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulilah sudah ada respons (donatur), dan sebagian sudah mulai kita salurkan pada hari ini sebesar Rp 11 juta dari total yang kita targetkan adalah Rp 100 juta," lanjut dia.
Hadi berharap agar dana terkumpul dapat segera mencapai target dalam waktu dekat. Dia mengatakan pihaknya akan menentukan program berikutnya untuk membantu rumah singgah pasien kanker ini yang harapannya bisa memiliki bangunan tetap.
"Setelah mencapai target tentunya kita akan melihat lagi, kita akan asesmen lagi, terus kita verifikasi lagi, kira-kira bentuk apa yang selanjutnya bisa membuat kebutuhan mereka ini bisa terpenuhi. Ya selanjutnya baru kita tentukan lagi program berikutnya akan seperti apa, ya syukur-syukur bisa juga, mungkin kita bisa bangunkan rumahnya untuk mereka tidak usah ngontrak lagi, bisa jadi mungkin ke depannya seperti itu," ungkapnya.
Hadi pun mengaku pihaknya tergerak untuk membuat penggalangan dana bagi anak-anak yang memerlukan bantuan finansial secara individu untuk pengobatan.
"Karena mungkin orang tuanya tidak mampu sehingga harus ada penggalangan donasi untuk bisa membantu anak ini berobat di luar kebutuhan rumah singgah, tapi lebih kepada untuk pengobatan," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Pendiri Yayasan Sahabat Ayah Sarah Zainudin mengungkapkan bantuan yang ia terima dari kolaborasi Meisya Siregar bersama berbuatbaik.id ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah singgah yang didirikan.
"Jadi bantuan yang kami terima dari berbuatbaik.id ini pastinya sangat bermanfaat sekali untuk kebutuhan anak dampingan kami, seperti pampers, susu, obat tidak di-cover BPJS, juga transport yang kami danai dari yayasan ini," kata Zainudin.
![]() |
Zainudin menyebutkan dana itu dibutuhkan lantaran pihaknya tidak memungut biaya dari pasien yang menetap di sana. Bahkan, Rumah Singgah Ayah Sarah juga membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien dan orang tuanya.
"Jadi pasien yang tinggal di Rumah Singgah Sahabat Ayah Sarah saat ini sama sekali tidak dipungut biaya satu rupiah pun bahkan kebutuhan mereka kami cukupi dengan dana kas yang seadanya," ungkap Zainudin.
Sementara itu, Meisya menyebutkan alasannya mengajak berbuatbaik.id untuk menggalang dana, salah satunya karena berbuatbaik.id tidak memotong dana sedikit pun. Artinya, seluruh donasi akan langsung disalurkan ke penerima.
"Nah yang paling penting, kalau ikut berdonasi lewat berbuatbaik.id ini adalah tidak dipotong sedikit pun, Masyallah ya. Jadi itu hebatnya, menurut aku ini terobosan yang Masyaallah luar biasa," ungkap Meisya.
"Kita ya kadang-kadang kalau donasi Rp 100 ribu nih, dipotong administrasi dan sebagainya, tapi kalau di berbuatbaik.id nol persen. Jadi 100 persen akan diserahkan ke penerima," lanjut dia.
Sebagai informasi, rumah singgah YSAS berdiri dari pengalaman Zaenudin yang berjuang demi kesembuhan anaknya. Kala itu, Sarah berpesan kepada dia untuk membantu teman-temannya yang alami kanker.
'Ayah harus janji dengan Sarah, Ayah harus tetap bantu teman-teman Sarah yang masih berjuang' demikian pesan terakhir Sarah yang menderita kanker kepada Zaenudin. Pesan putrinya tersebut kian terbayang di benak Zaenudin meski sang buah hati sudah tiada.
Seolah semesta memberi pesan yang sama, Zaenudin pun bertemu dengan keluarga kecil dengan pasien anak penderita kanker saraf yang perutnya membuncit. Keluarga asal Bangka ini diketahui hidup berhari-hari di musala karena tak mendapatkan rumah singgah.
Zaenudin dan orang tua penyintas kanker lainnya pun termotivasi untuk bersama-sama membangun rumah singgah di Jalan Penggilingan Baru Dalam, Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur. Di saat yang sama, tetangga Zaenuddin menawarkan rumah bekas penampungan TKI yang bisa mereka sewa untuk dijadikan rumah singgah.
Meski sudah mempunyai donatur tetap, namun nyatanya dana operasional bahkan perpanjangan sewa menjadi masalah untuk rumah singgah ini. Zaenudin mengaku khusus untuk kebutuhan susu pasien anak yang tinggal di sini bisa mencapai jutaan rupiah hanya untuk seminggu, begitu pun untuk operasional lainnya.
Bahkan Zaenudin dan relawan harus merogoh saku pribadi mereka karena setiap bulan harus mengeluarkan dana sebesar Rp 40 juta. Zaenudin pun tak mau menyerah sejumlah langkah dia lakukan agar amanah anaknya untuk terus membantu pasien kanker terus terlaksana.
Simak juga 'Pilunya Abah Hamdan Hidup Sebatang Kara dari Menjual Pisang Keliling':