Berselimut Kabut, Merapi Terus Keluarkan Awan Panas
Selasa, 27 Jun 2006 15:24 WIB
Yogyakarta - Meski cuaca di Yogyakarta, Klaten dan Magelang cerah, namun sekitar puncak Gunung Merapi diselimuti kabut tipis. Akibatnya petugas di pos pengamatan Kaliurang tidak bisa mengamati dengan baik adanya awan panas di sektor selatan ke arah hulu Kali Gendol.Selama enam jam pada hari ini, Selasa (27/6/2006) pukul 00.00-06.00 WIB, awan panas tidak dapat diamati secara visual. Petugas hanya bisa mencatat adanya awan panas dari data seismograf sebanyak 6 kali. Berdasarkan pantauan detikcom dari Dusun Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, cuaca di lereng Merapi pada Selasa (27/6/2006) pagi hingga siang terus diliputi kabut. Angin bertiup dari arah timur ke barat dengan kecepatan rendah. Pada pagi dinihari sangat dingin dengan suhu 19 derajat celcius, sedang pada siang hari suhu mencapai 24 derajat celcius.Suara gemuruh terdengar dari dusun yang berada sebelah timur Kali Gendol dan berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak. Suara gemuruh itu berasal dari guguran lava pijar dari puncak ke arah selatan. Hanya saja bila dilihat dengan mata telanjang, tidak terlalu jelas bila awan panas muncul. Yang nampak hanya guguran lava pijar masuk ke hulu Kali Gendol sejauh 1 kilometer hingga batas hutan tanaman vegetasi."Cuaca memang berkabut sehingga pengamatan visual untuk melihat awan panas tidak bisa teramati. Tetapi dari hasil rekaman seismograf, tercatat terjadi enam kali awan panas," kata Subandriyo Kepala Seksi Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (27/6/2006).Dari Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, kata dia, yang teramati hanya guguran lava pijar sebanyak 25 kali mengarah ke hulu Kali Krasak sejauh 3 kilometer. Sebanyak 42 kali guguran lava pijar ke hulu Kali Gendol sejauh 1 kilometer. Sementara itu seismograf mencatat gempa fase banyak dua kali, gempa guguran 96 kali, gempa tektonik dua kali dan awan panas enam kali. Menurut Subandriyo, aktivitas Merapi harus terus diwaspadai. Meski awan panas yang turun cenderung turun, guguran lava pijar masih dominan. Bahkan pada hari Senin (26/6/2006) kemarin pada pukul 11.30 hingga 15.00 WIB terus muncul luncuran awan panas ke arah selatan masuk ke hulu Kali Gendol. Jarak luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer itu hingga menghanguskan hutan di Bukit Kendil dan Bukit Kukusan yang ada di sisi timur Kali Gendol. "Itu yang harus kita waspadai dan petugas di Pos Pengamatan Deles, Desa Sidorejo terus mengamati setiap hari," kata dia.
(asy/)