Momen HUT ke-77 Indonesia ini bisa menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk memproklamasikan kemerdekaan tidaklah mudah. Saat menjelang detik-detik pembacaan teks proklamasi, sang proklamator Sukarno menderita demam karena kelelahan.
Dikutip dari buku 'Mata Air Keteladanan' karya Yudi Latif, ketika matahari menyingsing pada 17 Agustus 1945, Sukarno masih tertidur lelap. Sukarno tertidur karena kelelahan dan sedang mengalami demam.
Saat itu, dr Soeharto selaku dokter pribadi Sukarno, memberikan obat untuknya. "Pating greges," keluh Sukarno saat itu. Namun tuntutan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan itu terus bergema dari rakyat.
Setidaknya 500 orang sudah mendatangi kediaman Sukarno. Namun Sukarno belum mau membacakan teks proklamasi.
Bukan karena demam yang ia derita, tetapi Sukarno juga tidak mau membacakan proklamasi tanpa Moch Hatta, yang merupakan wakil dari Sumatera.
Hingga akhirnya, kira-kira 10 menit menjelang pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Hatta bisa hadir bersama di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 untuk membacakan teks proklamasi. Demam yang diderita Sukarno pun seperti tak terasa. Teks proklamasi dibacakan dan Indonesia pun menyatakan kemerdekaannya.
Lihat juga video 'Prosesi Penyerahan Duplikat Bendera Merah Putih dan Naskah Proklamasi':