Analisis Pakar Gestur Saat Gibran Copot Masker Paspampres Pemukul Warga

Analisis Pakar Gestur Saat Gibran Copot Masker Paspampres Pemukul Warga

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Sabtu, 13 Agu 2022 06:16 WIB
Gibran lepas masker paspampres
Gibran lepas masker paspampres (Foto: Dok. 20Detik)
Jakarta -

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tampak marah dan menarik paksa masker yang dipakai oleh anggota Paspampres Hari Misbah saat menyampaikan permintaan maaf. Gibran dinilai sangat marah dengan kasus anggota Paspampres yang memukul sopir truk itu.

"Emosi Gibran memang sedang marah sekali waktu itu. Dari ekspresi wajah dan gestur tangan serta sikap berdiri nya. Begitu pula ketika diwawancara," kata Pakar Gestur Handoko Gani kepada wartawan, Jumat (12/8/2022) malam.

Handoko menilai aksi Gibran menarik paksa masker itu agar wajah oknum Pampampres dikenali masyarakat. Handoko menilai Gibran ingin yang bersangkutan bertanggung jawab karena telah memukul orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat pembukaan masker itu lebih kepada keinginan Gibran agar Paspampres yang bersangkutan bisa dikenali oleh seluruh masyarakat sebagai seorang 'oknum' dari Paspampres. Paspampres ini kan bisa saja menyembunyikan jati dirinya (wajah) karena tugas dan wewenangnya. Nah, membuka wajah itu menunjukkan agar yang bersangkutan bertanggung jawab secara pribadi. Bukan institusi Paspampres secara keseluruhan," tutur dia.

"Itu sebabnya, hanya yang melakukan yang dibuka maskernya. Yang di sebelahnya tidak membuka/tidak dibuka maskernya," kata Handoko.

ADVERTISEMENT

Handoko kemudian berbicara mengenai posisi Gibran sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut Gibran adalah 'subjek' yang dikawal oleh Paspampres.

"Di sinilah yang menunjukkan adanya tumpang tindih tersebut. Seandainya terjadi pada seorang Gibran yang bukan Wali Kota Solo, kehadiran Gibran di sini menunjukkan bahwa dirinya adalah 'subject' yang menjadi tugas Paspampres tersebut, yaitu seorang anak presiden yang mungkin baru saja dikawal atau sebetulnya sedang dalam perjalanan untuk mengawal dirinya. Jadi ini seperti seorang yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku 'anak buahnya'," tutur dia.

Di sisi lain, Handoko menilai posisi Gibran sebagai Wali Kota Solo membuat permasalahan jadi kompleks. Handoko pun menjabarkan alasannya.

"Namun, karena di sini sang Gibran juga seorang Wali Kota Solo, kehadiran dan sikap Gibran ini jadi complex. Ya 'subject' yang dilindungi Paspampres dan sekaligus Wali Kota yang warganya dipukul. Tapi sekali lagi saya katakan, seharusnya, kalo berperan sebagai Wali Kota Solo, yang lebih tepat berbicara adalah polisi yang sudah memeriksa kedua pihak yang terlibat," jelasnya.

Simak selengkapnya pada halaman berikut.

Simak Video: Momen Gibran Copot Paksa Masker Paspampres yang Pukul Sopir Truk

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut, Handoko berharap kasus ini juga diusut oleh kepolisian. Sebab, kata dia ada unsur dugaan pelanggaran lalu lintas dan dugaan penganiayaan.

"Jangan sampai dengan adanya pengakuan salah (dari Paspampres) ini malah menghilangkan unsur pemukulan dan pelanggaran lalu lintas tersebut. Di sinilah, polisi harus bertindak sehingga masyarakat melihat polisi bertindak adil, tidak tumpul ke atas atau tidak spesifik hanya mau menghukum warga saja bila kasus serupa terjadi antar warga," jelasnya.

"Soal Paspampres ini kemudian dimutasi dan seterusnya, itu adalah urusan internal Paspampres. Bukan urusan polisi, polisi hanya bertindak menegakkan hukum saja," imbuhnya.

Lalu, Handoko memaparkan posisi Gibran ketika menarik masker anggota Paspampresi itu. Pada posisi wali kota ataukah sebagai anak presiden yang dikawal Paspampres?

"Dengan peran siapakah Gibran menarik paksa masker Paspampres? Wali Kota? Saya rasa yang paling tepat adalah peran anak presiden. Hanya anak Presiden yang bisa seperti itu. Yang Mas Gibran lakukan adalah sikap seorang 'atasan' dalam hal ini ya yang paling mendekati pasti adalah Gibran sebagai anak presiden. Atasan Paspampres jelas bukan wali kota," tutur Handoko.

Gibran Tarik Masker Paspampres

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kemarahannya atas tindakan arogan oknum anggota Paspampres yang memukul sopir truk di Solo. Hal tersebut ditunjukkan saat anggota Paspampres bernama Hari Misbah meminta maaf di hadapan wartawan.

Awalnya, Misbah memulai bicara dengan masih mengenakan masker. Kemudian Gibran mendekat dan melepas masker Misbah sampai talinya putus.

Gibran kemudian mundur ke belakang Paspampres dengan raut muka marah. Dia terlihat bersedekap sambil melihat Paspampres yang sedang memberi penjelasan.

"Saya mengakui saya salah. Saya minta maaf atas kesalahan saya dan tidak akan mengulangi kesalahan saya," kata Misbah saat dijumpai di Balai Kota Solo, seperti dilansir detikJateng, Jumat (12/8).

Gibran: Bagi Saya Belum Selesai

Gibran Rakabuming Raka ingin kasus pemukulan oleh oknum anggota Paspampres kepada sopir truk di Solo dituntaskan. Dia menyerahkan kasus tersebut agar ditangani komandan Paspampres.

"Bagi saya belum selesai. Mereka minta maafnya karena beritanya viral. Kalau nggak viral mereka nggak mungkin minta maaf," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jumat (12/8).

"Itu urusannya komandan. Tanggung jawab saya melindungi warga saya yang dipukul," ungkap dia.

Gibran mengaku tidak terima peristiwa tersebut terjadi di Solo. Apalagi saat itu, Paspampres tidak sedang menjalankan tugas pengawalan.

"Saya nggak terima warga saya digituin. Dia (sopir truk) nggak salah kok. Paspampresnya juga dalam posisi tidak mengawal siapa-siapa," katanya.

Halaman 2 dari 2
(lir/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads