Tenaga Ahli Utama Kedeputian Staf Presiden (KSP) Trijoko Solehudin meminta proyek pengolahan sampah jadi bahan bakar listrik di Cilegon, Banten, tidak mangkrak. Pihaknya ingin juga memastikan program substitusi batu bara dari sampah di TPSA Bagendung bermanfaat.
"Kunjungan saya merupakan tugas untuk memastikan program realitas nasional dapat terwujud dan tidak mangkrak, dan memastikan programnya adalah nyata dan bermanfaat," ujar Trijoko di Cilegon, Jumat (12/8/2022).
Pihak KSP ingin memastikan pilihan teknologi yang mengubah sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) menjadi bahan bakar jumputan padat merupakan solusi bagi keberlangsungan lingkungan hidup di Indonesia. Proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar campuran ini dikenal dengan sebutan co-firing.
"Pilihan teknologi pengelolaan sampah ini kan banyak, yang jadi menarik di Kota Cilegon adalah keterlibatan PLN sehingga menjadi solusi pengelolaan sampah menjadi bahan bakar bukan ditimbun lagi," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengatakan bahan bakar jumputan padat ini nantinya akan dihargai sama seperti batu bara. Dia mengatakan pemerintah pusat terus mendukung program ini agar terlaksana dengan baik.
"Semoga dengan kunjungan Staf Presiden RI ke Kota Cilegon terkait pengelolaan sampah dapat memberikan dukungan kepada pemerintah Kota Cilegon yang telah melakukan inovasi pengelolaan sampah menjadi co-firing batu bara, co-firing ini sendiri memiliki harga yang sama dengan batu bara," ucapnya.
Helldy mengatakan program co-firing ini merupakan kerja sama antara PLN dan Pemkot Cilegon. Dia mengatakan proyeknya ini merupakan pabrik pengelolaan sampah pertama di Indonesia.
"Pemerintah kota dibantu PLN sedang membangun pabrik pengelolaan sampah yang akan selesai Oktober nanti, ini merupakan pabrik pengelolaan sampah pertama di Indonesia," kata dia.
Nantinya, sampah yang akan dikelola jadi bahan bakar jumputan padat akan dikirim ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Sampah yang sudah dikelola akan dicampur dengan batu bara sehingga mengurangi kebutuhan batu bara sebagai bahan bakar utama penghasil listrik.
(jbr/jbr)