JNE Gandeng Hotman Paris Terkait Kasus Beras Bansos Dikubur

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 03 Agu 2022 14:24 WIB
Hotman Paris (Ismail/detikHOT)
Jakarta -

Perusahaan jasa ekspedisi JNE menggandeng pengacara kondang Hotman Paris Hutapea untuk menangani kasus beras bansos membusuk yang dikubur di Depok. Hotman Paris akan menggelar jumpa pers siang ini terkait kasus tersebut.

Dalam undangan konferensi pers yang diterima detikcom, Hotman Paris menyampaikan pihaknya akan menjelaskan sejumlah hal terkait beras bansos yang dikubur JNE di Depok.

"(Akan menyampaikan) hak jawab JNE atas pemberitaan tuduhan penimbunan beras berupa barang paket bantuan sosial Presiden RI (beras Banpres) yang dikubur/ditimbun di kawasan Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok," ujar Hotman Paris dalam undangan konferensi pers yang diterima detikcom, Rabu (3/8/2022).

Selain itu, Hotman Paris juga akan menyampaikan somasi kepada pihak-pihak yang dianggap telah memfitnah JNE selaku kliennya.

"Somasi terbuka terhadap pihak-pihak yang melakukan fitnah," ucapnya.

Konferensi pers digelar di Jet Ski Cafe, PIK, Jakarta Utara, Kamis (4/8) besok siang.


Penjelasan JNE soal Beras Dikubur di Depok


Sebelumnya, pihak JNE yang diwakili kuasa hukum Anthony Djono menjelaskan soal beras bansos yang dikubur itu. Menurutnya, beras tersebut sudah menjadi milik JNE karena JNE telah mengganti beras bansos yang rusak tersebut.

"Beras yang hari ini Saudara lihat dikubur, itu bukan beras bansos, itu adalah beras milik JNE. Kenapa dikubur? Karena beras itu sudah rusak," kata Anthony kepada wartawan di lokasi, Rabu (3/8/2022).

Selain pihak JNE, kegiatan pengecekan TKP ini juga dihadiri oleh pihak Kemensos RI dan Polres Metro Depok, Polda Metro Jaya, dan Rudi Samin yang mengaku sebagai pemilik lahan.

Kemudian Anthony menjelaskan alasan beras tersebut dikubur oleh pihak JNE. Ia juga mengatakan bahwa beras bansos tersebut dikubur karena kondisinya rusak dan tidak layak konsumsi.

"Setelah beras dari gudang Bulog diambil, dalam perjalanan ada yang kena hujan. Sehingga itu biasalah basah, ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi," ujarnya.

"Tidak mungkin beras rusak kita salurkan kepada masyarakat. Tidak mungkin beras rusak kita kasih kepada penerima manfaat," tambah Anthony.

Sebagai transporter, kata Anthony, JNE bertanggung jawab atas kerusakan beras bansos tersebut dan menggantinya. Anthony mengaku hingga saat ini tidak ada penerima manfaat yang komplain mengenai hal ini.

"Transporter kami bertanggung jawab, kita ganti semua beras yang rusak. Ada nggak penerima manfaat yang komplain? Sampai hari ini tidak ada. Kita sudah ganti semua. Jadi tidak ada kerugian sedikitpun," tuturnya.

Baca di halaman selanjutnya: perkembangan terkini terkait beras bansos yang dikubur.




(mei/fjp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork