Disebut, tali jembatan putus sejak 28 Juli lalu. Kondisi ini menyulitkan warga karena jembatan adalah akses penghubung bagi Kampung Cuping ke Kampung Nanggerang.
"Setiap hari lewat sini (jembatan), tapi karena kan jembatannya rusak Minggu kemarin jadi mau nggak mau naik rakit," kata siswa SDN 2 Haur Gajrung, Iroh, kepada awak media di lokasi, Rabu (2/8/2022).
Iroh mengaku takut menyeberangi sungai dengan rakit. Meskipun takut, Iroh tetap menaiki rakit agar bisa berangkat ke sekolah bersama teman-temannya.
![]() |
"Aku kelas 5. Takut sebenarnya tapi harus diberaniin. Kan mau sekolah bareng temen-temen," tuturnya.
Iroh berharap jembatan bisa segera diperbaiki. Jadi dia dan teman-temannya bisa bersekolah tanpa khawatir terjatuh.
"Jadi sekarang pakai rakit dulu, karena kan jembatannya belum diperbaiki, masih rusak. Iya maunya gitu (diperbaiki)," harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Haur Gajrug H Ferry mengatakan rakit penyeberangan itu dibuat karena kondisi darurat. Jembatan sudah tidak layak dilalui karena berbahaya.
![]() |
"Bagaimana caranya siswa bisa sekolah melalui Sungai Ciberang ini. Alhamdulillah kejadiannya pada hari Kamis, Jumatnya ada warga minta ke saya supaya warga dan anak sekolah bisa melalui jembatan ini. Kita bikin getek atau rakit, terus dibeliin tambang, Alhamdulillah anak sekolah bisa nyebrang," kata Ferry.
Ferry menjelaskan, pada saat tali jembatan putus, ada satu orang korban. Korban terjatuh ke sungai saat melintas di atas jembatan.
"Rusaknya Kamis (28/7) karena tali baja jembatan putus. Pada saat kejadian juga ada seorang warga yang jatuh ke dalam Sungai Ciberang saat mengendarai motor," tuturnya.
Kondisi jembatan rusak itu kini sudah dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Lebak. Ferry pun berharap ada perbaikan jembatan yang mempunyai panjang 60 meter dan lebar 3 meter tersebut.
"Kita minta juga kepada pemerintah terkait. Semoga segera ada tindakan dan diperbaiki," pungkasnya. (aik/aik)