Ajudan dan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo datang ke Komnas HAM. Mereka bakal dimintai keterangan terkait kasus baku tembak antara Bharada E dan Brigadir Nofriyansah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Pantauan detikcom di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2022) pukul 10.16 WIB, terlihat ADC dan pengurus rumah tangga Irjen Ferdy Sambo tiba di lokasi. Mereka tampak dikawal personel kepolisian.
Terlihat salah satu ajudan yang pekan lalu diperiksa juga datang menggunakan kaus dan topi hitam. Ada juga seorang wanita yang menggunakan baju putih dan kerudung hitam ikut dalam rombongan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mengatakan pihaknya memanggil satu ajudan Irjen Ferdy Sambo yang belum diperiksa. Dia menyebut keterangan dari satu ajudan itu dinilai penting untuk melengkapi hasil penyelidikan.
"Iya (sangat penting), semua keterangan dari orang-orang terdekat Ferdy Sambo tentu penting bagi penyelidikan Komnas HAM," katanya, Jumat (29/7).
Selain memanggil ajudan, Beka mengatakan pihaknya akan memanggil saksi lain. Di antaranya asisten rumah tangga, sopir, dan tenaga kesehatan.
"Asisten rumah tangga, sopir, dan orang-orang yang memang membantu Ferdy Sambo di rumahnya (akan diperiksa)," kata Beka.
Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Baku tembak antara Brigadir Yoshua dan Bharada E terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) sore. Baku tembak itu menewaskan Brigadir Yoshua.
Polisi menyebut baku tembak diawali dugaan pelecehan oleh Brigadir Yoshua terhadap istri Irjen Ferdy Sambo. Brigadir Yoshua merupakan personel kepolisian yang ditugaskan sebagai sopir istri Ferdy Sambo.
Dugaan pelecehan itu disebut membuat istri Ferdy Sambo berteriak. Teriakan itu kemudian didengar Bharada E yang bertugas sebagai pengawal Irjen Ferdy Sambo. Bharada E pun bertanya tentang apa yang terjadi tapi direspons dengan tembakan oleh Brigadir Yoshua.
Brigadir Yoshua dan Bharada E kemudian disebut terlibat baku tembak. Brigadir Yoshua tewas dalam baku tembak.
Kasus ini baru diungkap ke publik tiga hari kemudian atau Senin (11/7). Sejumlah pihak, mulai dari Menko Polhukam Mahfud Md hingga Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto, menilai ada kejanggalan dalam kasus ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Selain itu, Komnas HAM dan Kompolnas ikut mengusut sebagai tim eksternal.
Simak juga video 'Amnesty Pertanyakan Status Ferdy Sambo Masih Jadi Kasatgassus Polri':