Sanggar Senja adalah sebuah yayasan di wilayah Cibinong, Jawa Barat yang menjadi salah satu tempat berteduh untuk anak-anak jalanan. Selain memberikan fasilitas untuk makan dan tidur, yayasan ini juga menyediakan fasilitas pendidikan guna membentuk diri anak jalanan agar siap berbaris di jajaran generasi penerus bangsa.
Yayasan Secerah Anak Negeri Jaya atau dikenal dengan nama Sanggar Senja, tumbuh atas dasar rasa prihatin Adi Supriyadi yang turut merasakan kejamnya kehidupan anak-anak jalanan. Sempat menjalani hari-hari yang jauh dari kata layak, membuat Adi belajar arti kehidupan yang sesungguhnya. Bahkan, kini hidupnya telah dipenuhi oleh rasa peduli untuk sesama.
"Ini apa ya, karena rasa prihatin saya saja. Saya juga hidup di jalan, jadi mantan anak jalanan, saya melihat banyak anak-anak dan mereka latar belakangnya kebanyakan tidak punya pendidikan, makanya mereka hidupnya kacau. Suka seketika mereka tertabrak mobil, mereka diperkosa, dibunuh, kadang mereka berkelahi. Kadang- kadang mereka berhadapan sama masalah hukum dan mereka minta tolong saya. Sudah lah saya buat wadah saja lah, biar mereka gampang mencari saya. Akhirnya saya membuat Sanggar Senja untuk mereka," jelas Adi Supriyadi saat ditemui tim detikcom untuk program Sosok, Minggu (31/07/22)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2 sumber kekuatan Sanggar Senja, halaman berikutnya.
Sebagai pendiri Yayasan Sanggar Senja, tentunya Adi memiliki cara tersendiri melatih kedisiplinan dan merawat cita-cita anak jalanan yang tinggal di sana. Ia cenderung berhati-hati dan mengikuti langkah anak didiknya dengan penuh bimbingan. Dengan demikian, resiko penolakan akan terhindarkan.
"Yang kita hadapi ini kan nyawa, bukan benda-benda yang kita letakkan 'numpang taruh ya' terus tinggal. Setahun, dua tahun, selesai. Ini kan nggak," ujar Adi.
Sama seperti anak-anak pada umumnya, berbagai cita-cita terukir di angan anak didik Sanggar Senja. Mengetahui hal tersebut, Adi tentunya mendukung dan memberikan berbagai upaya untuk membantu mewujudkan cita-cita anak didiknya lewat pendidikan. Adi juga mengungkapkan bahwa ada niat dan doa yang akan menjadi kekuatan untuk mewujudkan cita-cita baik anak-anak didiknya.
"Saya mau menolong mereka ya saya tadi bilang 'kalau kamu mau menjadi polisi, jadi polisi yang baik. Tentara, tentara yang baik. Guru, guru yang baik. Pengusaha, pengusaha yang baik. Pemimpin, pemimpin yang baik'. Apapun cita-cita kamu ingin jadi ini - itu, kalau nggak dilatarkan dengan niat yang baik. Apalagi kita orang susah, punya apa sih kekuatan kita? Ya kan. Kekuatan kita cuma satu kok, doa dan niat," ungkap Adi.
Membantu anak-anak didiknya meningkatkan kualitas diri, Adi dan para pengurus Sanggar Senja menyalurkan anak-anak ke sekolah paket agar mereka juga menerima pendidikan yang setara. Di Sanggar Senja sendiri sudah banyak anak-anak yang lulus dari bangku sekolah dengan jenjang SD, SMP, maupun SMA/SMK.
Mimpi Adi di masa depan, halaman selanjutnya.
"Alhamdulillah saat ini SD banyak, SMP juga banyak, SMA juga. Lulus sampai SMA itu sekarang lagi kuliah si Imron, kerja sambil kuliah," ucapnya.
Selain harapan agar anak-anak binaannya dapat menjadi orang sukses yang ikut serta membantu banyak orang, Adi juga berharap agar suatu saat nanti ia dapat menyediakan lahan pendidikan gratis khusus untuk anak-anak jalanan binaannya. Ia akan sabar menunggu dan terus berjuang hingga harapannya dapat terwujud.
"Kalau rencana mah banyak, saya mau bikin sekolah, pesantren untuk anak jalanan secara gratis. Khusus untuk anak jalanan, menampung mereka tapi kan bagaimana semuanya harapan saja. Tinggal tergantung rezekinya saja. Kalau memang rezekinya anak-anak, berhasil. Kalau nggak ada rezekinya, ya kita sabar perjuangkan. Sampai kapan? Sampai nafasnya terhenti," ujarnya.