Rawat Anak Jalanan, Sanggar Senja Beri Pendidikan dan Uruskan Akta Kelahiran

Rawat Anak Jalanan, Sanggar Senja Beri Pendidikan dan Uruskan Akta Kelahiran

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 31 Jul 2022 07:08 WIB
Jakarta -

Seorang gadis kecil berjilbab sedang asyik membaca buku dengan teman-teman sebayanya. Seringkali ia berhenti membaca untuk bercengkrama atau bersenda gurau dengan anak-anak di sekitarnya. Ia adalah gadis kecil yang ceria bernama Kasih. Namun, di balik raut wajahnya yang ceria, ia menyimpan kisah pilu di masa lalu.

Saat ini, Kasih tinggal di Sanggar Senja, sebuah yayasan di cibinong, Bogor yang mewadahi anak-anak jalanan dan yatim piatu. Kasih bukan satu-satunya anak dengan latar belakang serupa di sana. Ia hanya satu di antara anak-anak lainnya yang tak memiliki privilese untuk mengenyam pendidikan dan hidup layak di tengah keluarga.

Sanggar Senja didirikan oleh Adi Supriyadi pada tahun 2011. Adi sendiri adalah mantan anak jalanan. Kerasnya kehidupan jalanan membuat Adi menyaksikan bagaimana anak-anak yang tak bersalah menjadi korban. Mulai dari mudahnya mereka terpapar kenakalan remaja, sering berurusan dengan persoalan hukum, hingga sulitnya akses pendidikan untuk mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akta kelahiran gratis, tapi bayar. Halaman selanjutnya.

Adi resah, dan ia tak tinggal diam. Ia berusaha bagaimana caranya agar anak-anak ini mudah mencarinya, sekaligus membina mereka agar bisa hidup dengan lebih baik. Menurut Adi, pendidikan adalah kuncinya. Namun, bagaimana bisa anak-anak ini mengenyam pendidikan formal jika akta kelahiran saja tidak punya? Maka, memberi anak-anak identitas resmi menjadi salah satu misi Adi.

"Saya sendiri dulu juga tidak punya akta kelahiran. Bagaimana bisa anak-anak jadi pemimpin kalau tidak punya kependudukan, tidak jelas anak siapa. Tanggung jawab negara itu harusnya, tapi ya mumpung kita bisa handle ya kita handle. Saya perjuangkan buat 120 anak, tahun 2018, 120 anak bebasin akta kelahiran, gratis. Walaupun kita mestinya bayar, di Dukcapilnya," terang Adi untuk program Sosok detikcom (31/07/22).

Dengan adanya akta kelahiran, anak-anak bisa bersekolah formal. Kalaupun tidak memungkinkan, anak-anak Sanggar Senja mengikuti ujian kejar paket dengan kegiatan belajar mandiri yang diampu oleh Adi dan pengurus Sanggar Senja lainnya.

Aksi Adi tak berhenti di sana saja. Adi rutin mengajak anak-anak melakukan kegiatan menyenangkan seperti pencak silat, rekreasi, menari, bermusik, dan pendekatan agama Islam. Selain itu, anak-anak Sanggar Senja perlu merawat mimpinya agar tetap bersemangat mencapai hidup yang lebih baik. Untuk itu, Sanggar Senja juga sering mendatangkan praktisi untuk mengenalkan berbagai macam pekerjaan kepada anak-anak.

"Paling kita kasih tau saja ke anak-anak, misalkan, di sini kan juga pernah ada yang datang kaya tentara, Polsek pernah datang. Jadi kasih contoh ke mereka, bapak-bapak ini sebelum bisa jadi kaya yang sekarang ini, dulunya juga dari orang susah juga, berjuang juga," jelas Dewi, pengurus Sanggar Senja.

Trik jitu Adi, halaman selanjutnya.

Adi punya trik untuk mendidik dan mendisiplinkan anak-anak Sanggar Senja. Metode tarik-ulur digunakannya, agar anak-anak tak merasa terkekang. Adi mengaku bahwa cara ini cukup efektif, terbukti dari anak-anak yang disiplin melakukan kewajibannya masing-masing.

"Anak perumahan komplek aja bandel-bandel apalagi anak jalanan. Tapi namanya juga anak-anak. Ikuti aja dulu, seperti kita main layangan. Ulur - tarik, kita harus pelan-pelan. Yang kita hadapi ini kan nyawa," kata Adi.

Meski demikian, ada tugas berat yang ditanggung Adi dan Sanggar Senja. Lebih dari memberi pendidikan dan mengarahkan anak-anak, tantangan terbesar adalah menyembuhkan trauma mereka. Hal ini tak mengherankan mengingat latar belakang anak-anak Sanggar Senja yang kebanyakan bersifat traumatis.

Rasa sedih karena merasa dibuang oleh keluarga kerap menjadi pikiran yang mengganggu anak-anak Sanggar Senja. Tapi, kasih sayang dan kesabaran Adi selalu bisa membuat anak-anak kembali merasa aman.

Hal tersebut dibuktikan dengan pengakuan Kasih. Ingatan akan pengalaman yang traumatis seringkali menghampirinya. Namun, perlahan luka batinnya pulih selama berada di Sanggar Senja.

"Dulu masih malu, takut. Takut ditinggalin lagi. Tapi sekarang sudah nggak takut, orang di sini baik-baik," kata Kasih.

Kasih bercita-cita menjadi dokter. Jalannya masih panjang, begitu pula dengan anak-anak Sanggar Senja lainnya. Seiring dengan mimpi-mimpi anak jalanan di Sanggar Senja yang terus merekah, Adi tak lelah mendampingi mereka menjemput kehidupan yang lebih baik setiap harinya.

Halaman 2 dari 3
(nad/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads