Analisis Pakar soal Penyebab Pesawat Ngerem Mendadak seperti Batik Air

Analisis Pakar soal Penyebab Pesawat Ngerem Mendadak seperti Batik Air

Haris Fadhil - detikNews
Sabtu, 30 Jul 2022 15:01 WIB
Sejumlah Pesawat Lion Air terparkir di Terminal 2, Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten. Jumat, 20 Februari 2015.
Ilustrasi pesawat Batik Air (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Pesawat Batik Air nomor penerbangan ID-6236 ngerem mendadak saat hendak lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menuju Makassar. Sebenarnya, apa yang membuat pesawat ngerem mendadak saat proses take off?

Pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri), Gerry Soejatman, mengatakan apa yang terjadi dengan pesawat Batik Air itu adalah rejected take off (RTO). Dia mengatakan RTO biasanya dilakukan jika pesawat mengalami gangguan atau ada gangguan yang terdeteksi oleh sistem.

"Yang terjadi pagi tadi di Batik Air ID-6236 adalah rejected take off (RTO). RTO dilakukan jika pesawat mengalami gangguan atau ada gangguan yang terdeteksi oleh sistem pesawat, baik gangguan yang benar-benar terjadi ataupun false warning," kata Gerry saat dihubungi, Sabtu (30/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan RTO bisa dilakukan selama pesawat belum mencapai V1 atau decision speed, yakni kondisi kecepatan maksimum, yakni ketika pilot harus mengambil keputusan untuk lepas landas. Jika kerusakan terjadi sebelum V1, katanya, pilot bisa mengerem dengan aman dan berhenti sebelum ujung runway.

"RTO bisa dilakukan selama pesawat belum mencapai V1 atau decision speed, di mana pesawat masih bisa mengerem dan berhenti dengan aman sebelum ujung runway," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Gerry mengatakan tak bisa memastikan apa yang menjadi penyebab RTO Batik Air tadi pagi. Dia mengatakan, pada umumnya, RTO bisa dipicu berbagai kerusakan mulai dari mesin hingga sistem pengaturan tekanan udara.

"Untuk kejadian tadi pagi, kita tidak tahu detailnya. Misal, gangguan apa yang terdeteksi dan apakah real atau false warning. Yang bisa dipastikan, Batik Air memindahkan penumpang ke pesawat lain dan sudah berangkat pukul 09.00 tadi," ucapnya.

"(Penyebab) bisa macam-macam. Dari mesin, kelistrikan, sistem pengaturan tekanan udara, dan lain-lain. Meskipun sudah dicek sebelum berangkat, kadang-kadang memang warning-nya baru akan timbul pada saat take off atau lepas landas," ucapnya.

Sebelumnya, pesawat Batik Air mengerem mendadak saat akan lepas landas di Soetta. Dokter Boyke Dian Nugraha, yang menjadi salah satu penumpang pesawat Batik Air itu, menceritakan peristiwa tersebut.

Menurut Boyke, pesawat tersebut seharusnya terbang dari Bandara Soetta pada Sabtu (30/7/2022) pukul 05.30 WIB. Namun pesawat disebut harus mengisi bahan bakar.

"Jadi kita mula-mula diumumkan penerbangan terlambat karena ada pengisian bahan bakar. Kan harusnya 05.30 WIB," kata Boyke.

Setelah itu, Boyke menyebut pesawat dalam kondisi melaju untuk akhirnya lepas landas. Namun tiba-tiba pesawat mengerem mendadak dan membuatnya kaget.

"Akhirnya pas kita berangkat jam 07.10 WIB, kira-kira mau naik, mungkin 15 detik lagi terbang, karena sudah ngung. Saya kan sering naik pesawat ya, tiba tiba direm. Itu yang namanya jantung deg-degan, artinya sudah ngangkang ke atas, tiba tiba direm," katanya.

Dia mengaku heran karena tiba-tiba pesawat tidak jadi terbang. Pesawat, katanya, kembali ke terminal dan tidak lanjut take off.

"Semua kaget juga. Terus tiba-tiba pramugari bilang tenang, tenang, saja. La, kita gimana mau tenang, tiba-tiba pesawatnya belok ke terminal. Pas pesawat berhenti, kan ada teknisi teknisi, terus saya ke toilet ketemu pilotnya, pramugarinya juga minta maaf," katanya.

Lihat juga video 'Kronologi Batik Air Tabrak Garbarata di Bandara Ngurah Rai Bali':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Boyke menyebut sempat mendapat penjelasan dari pilot pesawat saat bertemu dengannya. Dijelaskan, ada gangguan pada ban pesawat tersebut.

"Saya tanya kenapa, 'Bannya, Dok, ada masalah'. Jadi terima kasih juga untuk Batik Air, untuk pilotnya yang sigap menghentikan pesawatnya. Coba kalau tidak dihentikan, malah bahaya. Saya berterima kasih kepada Tuhan, pilotnya profesional. Selama ini saya naik Batik Air juga baik-baik saja. Semoga acara lancar semua," ucapnya.

Penjelasan Batik Air

Batik Air menjelaskan penyebab peristiwa itu terjadi. Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6236 dijadwalkan berangkat pada pukul 05.30 WIB dari Soetta. Pesawat tersebut berjenis Airbus 320-200 dengan registrasi PK-BKF.

"Dalam penerbangan ini, Batik Air bersiap untuk menerbangkan enam kru pesawat dan 131 tamu (penumpang). Setelah tahapan dan prosedur penanganan pesawat dan tamu di darat selesai, pesawat bergerak dan berada di landas pacu (runway) guna persiapan lepas landas (take off)," ucap Danang.

Dia mengatakan pilot memutuskan membatalkan dan menunda keberangkatan atau RTO. Dia menyebut kondisi mesin saat itu masih rendah.

"Dalam memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan pada ID-6236, pilot memutuskan untuk membatalkan dan menunda keberangkatan (rejected take off/ RTO) kondisi kecepatan mesin masih rendah, dikarenakan ada indikator pada kokpit yang menunjukkan salah satu komponen pada pesawat perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut. Untuk itu, pilot melaporkan atas situasi yang terjadi dan mengemudikan pesawat kembali ke area/ landas parkir (apron)," ucapnya.

Setelah polisi berhenti, awak kabin mengarahkan penumpang kembali ke terminal keberangkatan. Danang meminta maaf atas peristiwa itu.

"Kepada seluruh tamu bahwa penerbangan ID-6236 mengalami penundaan keberangkatan dipindahkan (mengganti) dengan menggunakan pesawat Batik Air lainnya. Penerbangan ID-6236 dipersiapkan menggunakan Airbus 320-200 registrasi PK-LUR dengan status kondisi laik terbang dan aman. Penerbangan ID-6236 menggunakan jadwal keberangkatan pukul 09.19 WIB dan waktu kedatangan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 12.24 WITA," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(haf/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads