Temuan Baru Komnas HAM soal Luka Tembakan Brigadir Yoshua

Temuan Baru Komnas HAM soal Luka Tembakan Brigadir Yoshua

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 26 Jul 2022 20:38 WIB
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam memberikan keterangan pers usai menerima keterangan dari tim Dokkes Polri terkait kasus baku tembak menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Jumpa pers berlangsung di kantor Komnas HAM, Senin (25/7/2022).
Petinggi Komnas HAM bersama petinggi Polri saat memberikan keterangan perkembangan kasus penembakan Brigadir Yoshua. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah menggali keterangan dari sejumlah pihak sehingga sejatinya sudah bisa menyimpulkan soal luka di tubuh Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Terbaru, Komnas HAM mengungkapkan ada perbedaan jarak luka tembak di tubuh Brigadir Yoshua.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam yang mengungkapkan ada perbedaan jarak luka tembak di tubuh Brigadir Yoshua. Pria yang akrab disapa Cak Anam itu mengatakan jarak luka tersebut berbeda-beda.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda. Itu dari hasil pendalaman kami," kata Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakpus, Selasa (26/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, luka tembak di tubuh Brigadir Yoshua terdiri atas luka peluru masuk dan keluar. Hal itu membuat jumlah luka tersebut berbeda.

"Ada pertanyaan, kenapa kok jumlah lukanya masuk dan keluar berbeda? Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh, sehingga jumlahnya berbeda," katanya.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, Brigadir Yoshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) sore. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy untuk mengusut kasus ini. Komnas HAM dan Kompolnas juga ikut menyelidiki sebagai tim eksternal.

Komnas HAM Ingin Buktikan Spekulasi

Kembali ke Komnas HAM, lembaga penegakan HAM tersebut juga fokus mengusut dugaan penyiksaan terhadap Yoshua. Komnas HAM ingin membuktikan spekulasi Brigadir Yoshua disiksa.

"Fokus kita pada penyebab kematian, ada spekulasi bahwa salah satu penyebab kematiannya adalah adanya penyiksaan, kita ingin buktikan itu," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak Video: 5 Jam Diperiksa, Bharada E Tinggalkan Komnas HAM Tanpa Sepatah Kata

[Gambas:Video 20detik]



Dia mengatakan ada sejumlah temuan yang telah dikantongi Komnas HAM, termasuk luka tembak di tubuh Brigadir Yoshua. Menurutnya, kondisi luka pada jenazah Brigadir Yoshua akan mengungkap soal jenis peluru hingga pemilik senjata.

"Kemudian, dari temuan-temuan kita mengenai kondisi tubuh jenazah itu kita akan tarik itu soal peluru, peluru akan berkait dengan senjata, senjata akan berkait dengan siapa yang memiliki senjata itu," ujarnya.

Taufan mengatakan, setelah mengetahui siapa pemilik senjata yang digunakan untuk menembak Brigadir Yoshua, barulah Komnas HAM akan mengusut motif. Dia menegaskan Komnas HAM tidak akan terpengaruh berbagai spekulasi.

"Baru kita cari motifnya apa. Jadi masih ada tahapan-tahapan," ucapnya.

Tak Gali soal Luka ke Ajudan Irjen Sambo

Komnas HAM sudah melakukan pemeriksaan terhadap para ajudan Irjen Fedy Sambo terkait kasus kematian Brigadir Yoshua. Namun, Komnas HAM tidak menggali terkait luka-luka di tubuh Brigadir Yoshua kepada ajudan Irjen Sambo.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan cerita terkait luka-luka di tubuh Brigadir J telah ditanyakan langsung kepada dokter forensik. Menurutnya, Komnas HAM juga telah melihat langsung kondisi jenazah Brigadir J sebelum diautopsi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Luka sayatan dan luka tembak dan semua cerita soal luka sudah berakhir kemarin ketika kami menanyakan kepada dokter forensik dan kami melihat langsung jenazah sebelum diautopsi, jadi kami tahu persis," kata Anam.

"Kami nggak perlu melihat keterangan dari mereka-mereka wong itu jenazahnya sendiri bisa membuktikan dirinya sendiri," tambahnya.

Anam menjelaskan, pihaknya sudah mengetahui struktur hingga sudut luka dalam tubuh jenazah Brigadir J. Oleh sebab itu, Komnas HAM mengetahui persis kondisi jenazah Brigadir J.

"Jadi jenazah sebelum diautopsi kami lihat, lukanya kami lihat, struktur dan karakter kami lihat, sudut luka juga kami lihat, itu akan menentukan sudut tembaknya juga kami lihat. Termasuk operasi, proses kalau ada pembedahan dan sebagainya juga kami lihat, di dalemannya juga kami lihat," ucapnya.

Halaman 2 dari 3
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads