Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkap soal materi pemeriksaan yang dilakukan terhadap para ajudan Irjen Ferdy Sambo. Dia mengatakan pada pemeriksaan tadi difokuskan pada hari ketika Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J tewas tertembak.
Anam mengatakan pada Jumat (8/7) suasana di rumah singgah Irjen Sambo tidak ada ketegangan. Dia mengatakan hal itu diperiksa karena menjadi bagian penting terkait kasus tewasnya Brigadir J.
"Kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya seperti apa. Kondisinya seperti apa, ini yang penting. Ini kondisinya apakah bercanda-canda, tertawa atau tegang?" ucap Anam saat jumpa pers di kantornya, Selasa (26/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan para ajudan Irjen Sambo, suasana saat itu berlangsung penuh tawa.
"Kami tanya beberapa orang yang ada di forum itu ngomongnya memang tertawa-tawa. Itu yang kami tanya, jadi kami memang tanya bagaimana spektrum peristiwanya," kata dia.
Anam mengatakan pihaknya juga memeriksa para ajudan Irjen Sambo hingga soal suasana di Magelang. Untuk diketahui, sebelum terjadi penembakan, Irjen Sambo bersama keluarga dan ajudan pergi ke Magelang untuk mengantar anak dari Irjen Sambo.
Komnas HAM turut bertanya hingga rombongan tiba ke rumah singgah Irjen Sambo yang berlokasi di Duren Tiga, Jakarta Selatan, hingga terjadinya peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.
"Kami juga tarik spektrum waktu yang lebih luas. Misalnya di Magelang, di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja, dan sebagainya," kata dia.
"Dan termasuk juga spektrum waktu, kapan berangkat dari Magelang dan sampai di Jakarta," tambahnya.
Komnas HAM Dalami Hubungan Antarajudan Sambo
Anam mengatakan pihaknya juga mendalami soal hubungan antarajudan Sambo. Selain itu, didalami soal karakter-karakter masing-masing aide de camp (ADC) Sambo.
"Kami juga menanyakan soal bagaimana sekuen hubungan ADC yang satu dengan yang lain, termasuk karakter para masing-masing ADC. Kami tanya di masing-masing orang itu, kami tanya hal yang sama," katanya.
Dia mengatakan metode itu dilakukan untuk melihat latar belakang yang terjadi terkait Brigadir J yang tertembak.
"Jadi misalnya ADC A kami tanya bagaimana soal perilaku kehidupan ADC yang lain, itu kami tanya semuanya. Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri oleh Komnas HAM untuk melihat konstrain dan untuk melihat konteks yang terjadi pada konstrain waktu itu," tuturnya.
Anam juga kembali menjelaskan soal kondisi para ajudan Sambo yang tertawa-tawa sebelum tewasnya Brigadir J setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E.
"Termasuk, yang tadi saya bilang di awal soal tertawa-tawa. Soal tertawa-tawa, ini kita tanya, 'ini kondisinya tekanan atau ndak, dan sebagainya?'. 'Gimana mau tekanan, wong tertawa-tawa kok tekanan'. Tentu banyak yang ngomong demikian," ujar dia.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat Video: Sudah Steril! Kondisi Pemakaman Brigadir J Jelang Autopsi Ulang
Komnas HAM Periksa Ajudan Irjen Sambo
Diketahui, hari ini Komnas HAM memanggil ADC atau ajudan Irjen Ferdy Sambo untuk dimintai keterangan terkait insiden baku tembak Bharada E dengan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Pemanggilan dilakukan hari ini.
"Besok (hari ini) agendanya adalah memanggil untuk meminta keterangan dari ADC Irjen Sambo," kata Anam seusai konferensi pers di kantornya, Senin (25/7).
Anam mengatakan pemanggilan dijadwalkan pukul 10.00 WIB. Seluruh ajudan Ferdy Sambo, termasuk Bharada E, juga akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Semuanya (termasuk Bharada E). Ya (jam 10) dari pagi pokoknya sampai selesai," ungkap Anam.
Anam belum menerangkan secara detail terkait maksud pemanggilan semua ajudan Ferdy Sambo tersebut. Dia berharap semua ajudan Ferdy Sambo memenuhi panggilan Komnas HAM.
"Kami berharap semuanya bisa datang ke Komnas HAM memenuhi permintaan," jelasnya.