KPAD Bekasi Imbau Guru Tak Membandingkan Siswa: Setiap Anak Miliki Potensi

KPAD Bekasi Imbau Guru Tak Membandingkan Siswa: Setiap Anak Miliki Potensi

Wildan Noviansah - detikNews
Senin, 25 Jul 2022 20:25 WIB
Lecture room or School empty classroom with Student taking exams, writing examination for studying lessons in high school thailand, interior of secondary education, whiteboard. educational concept
Ilustrasi (iStock)
Jakarta -

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bekasi Novrian berbicara fenomena guru melakukan perundungan atau bullying terhadap siswa. Selain itu, Novrian mengimbau guru agar tidak membanding-bandingkan kemampuan para siswanya.

Novrian mulanya berbicara tentang penanganan psikologis terhadap ABG inisial R (15) yang dirantai oleh ayah kandung dan ibu tirinya di Bekasi, Jawa Barat. Diketahui, ibu tiri korban adalah pengajar anak berkebutuhan khusus. Novrian lantas berbicara mengenai kasus perundungan oleh tenaga pengajar, termasuk di sekolah.

"Banyak faktor yang menjadi pendorong orang melakukan kekerasan, mungkin juga karena faktor ekonomi, atau juga mungkin faktor pelaku juga pernah punya trauma terhadap kekerasan. Jadi kami tidak bisa me-labeling guru atau apapun terhindar sebagai pelaku. Malah fenomena sekarang kan banyak kan, guru melakukan kekerasan, guru melakukan bully," kata Novrian di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi, Senin (25/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novrian menuturkan, memang tidak ada aduan terkait kasus-kasus tersebut. Namun fakta di lapangan, kata dia, masih terdapat perundungan yang dilakukan tenaga pendidik kepada para siswa. Salah satunya menempatkan satu siswa menjadi tolok ukur untuk siswa lainnya.

"Ya sebenarnya kita nggak perlu tanya kasus KPAD atau nggak, kita bisa lihat fenomena. Memang kasus seperti itu tidak diadukan, tapi fenomenanya kita bisa lihat. Bahkan kita sendiri pernah mengalami bahwa dulu ada teman yang tidak pintar akademik dijadikan contoh 'jangan kayak dia nih, nggak mau belajar, nggak rajin belajar'," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bahkan, menurut dia, masih banyak tenaga pendidik yang menghukum siswa di depan siswa lainnya.

"Bahkan anak kadang-kadang dihukum di depan teman-temannya dipermalukan, fenomena itu banyak. Memang tidak ada yang mengadu tapi kita lihat fakta sosial," ujarnya.

Sebagai jalan keluar, Novrian menambahkan, perlu dilakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik agar tidak lagi mendiskreditkan siswa. Mereka, lanjut Novrian, nantinya tidak boleh menyamakan kepintaran satu anak dengan anak lainnya.

"Kita kan nggak tahu dia kecerdasannya bukan di akademik. Itu juga nanti ke depan penting sekali bagaimana guru, dunia pendidikan sudah membuat inovasi yang bisa mendetailkan setiap anak punya kecerdasannya di mana. Karena setiap anak memiliki potensi masing-masing," pungkasnya.

Novrian berharap tenaga pendidik memahami kemampuan tiap-tiap siswa. Dia menyebut kecerdasan nonakademik siswa juga bisa dikembangkan.

"Jadi benar-benar kita tenaga pendidik melihat anak dari berbagai sudut pandang, tidak hanya kecerdasan akademik, banyak juga kecerdasan sosial, motorik, olahraga, yang bisa dikembangkan," kata dia.

(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads