Marctyan Bayu Pratama, seorang prajurit TNI berpangkat sersan satu (sertu) di Timika, Papua, tewas setelah diduga dianiaya oleh seniornya. Kasus kematian Sertu Bayu bakal diusut ulang.
Kabar kematian Sertu Bayu ihwalnya diterima sang ibu, Sri Rejeki pada 8 November 2021. Kala itu Sertu Bayu dilaporkan jatuh sakit sebelum meninggal.
"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo, katanya sakit, saya nggak percaya. Wong Sabtu baik-baik saja kok tiba-tiba Senin (saya) dikabari kalau anak saya meninggal," ucap Sri dilansir dari Antara, Kamis (9/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal Sri menyebut anaknya itu masih dalam kondisi yang sehat pada 6 November 2021. Oleh karena itu, kematian Bayu meninggalkan misteri bagi Sri.
"Justru terakhir anak saya dalam keadaan baik-baik saja. Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang," katanya.
Jasad Sertu Bayu Luka Lebam-Hidung Patah
Kecurigaan kematian Sertu Bayu kian besar kala Sri melihat wajah anaknya di peti mati. Sri berkata, wajah anaknya penuh luka lebam dan patah pada bagian hidung.
"Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil autopsi. Namun, sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan, hasil autopsi tidak ada kabar," ungkap Sri.
Sri menduga anaknya dianiaya gara-gara masalah utang-piutang. "Menurut saya (permasalahan tersebut) sudah selesai, yang saya tahu hanya utang piutang, sudah saya lunasi satu minggu sebelum anak saya meninggal," paparnya.
Keluarga Sertu Bayu Cari Keadilan
Setelah kejadian itu, Sri berupaya menghubungi pihak petinggi TNI guna mengetahui proses hukum terkait kematian anaknya.
"Yang saya tahu dan saya kenal, hanya lewat WA. Saya tanya bagaimana proses hukum anak saya, baru mereka beri kabar. Kalau saya tidak tanya, ya, mereka tidak memberi kabar ke saya," tutur Sri.
Kuasa hukum Sri, Asri Purwanti, mengungkapkan pihaknya sudah datang ke Jakarta untuk mencari keadilan. Dia berharap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bisa memberi perhatian terkait kasus tersebut.
"Ibu ini sudah berupaya mencari keadilan hingga mendatangi ke Jakarta, namun hingga sekarang belum ada rasa keadilan yang didapat. Oleh karena itu, kami berusaha mencari keadilan kepada beliau Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, biar nantinya segera ada keadilan," jelas Asri.
Simak perintah tegas Panglima TNI di halaman selanjutnya..
Simak juga Video: 11 Anggota Keluarga Brigadir J Diperiksa Bareskrim di Polda Jambi