Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyoroti proses hukum kasus tewasnya Sertu Marctyan Bayu Pratama yang diduga akibat dianiaya sang senior. Andika mempertanyakan lambatnya proses pelimpahan berkas perkara kasus tersebut.
"Polisi militer itu sudah cukup baik melaksanakan tugasnya. Karena kejadian tanggal 8 November, dilimpahkan berkasnya ke Oditurat Jenderal Jayapura itu tanggal 13 Desember. Nah, masalahnya adalah di Otmil, Oditurat Jenderal Jayapura yang baru kemudian melimpahkan ke Otmil jakarta itu baru tanggal 25 Mei kemarin. Jadi ini yang sedang saya telusuri," kata Andika di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Andika mengaku sudah memerintahkan Oditur Jenderal untuk menyelidiki apa yang terjadi. Dia pun berjanji untuk terus mengawal kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah perintahkan oditur jenderal sebagai atasan dari oditur militer dan saya sebagai atasan oditur jenderal, selidiki apa yang terjadi. Karena saya ingin tahu apa yang terjadi. Kalau saya sinyalir ada bukti cukup kuat adanya kesengajaan melambat-lambatkan atau bahkan tidak membuka secara terang, maka saya berikan konsekuensi," tuturnya.
"Cuma yang jelas, kasus hukumnya sendiri harus lanjut. Sekarang saya kawal benar. Karena sekarang saya jadi tahu," sambung Andika.
Andika pun berterima kasih kepada ibu dari Sertu Bayu, Sri Rejeki, yang menyuarakan kasus kematian anaknya. Dia kembali menegaskan berjanji untuk mengawal kasus ini.
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri yang menyuarakan, mungkin tidak terima karena penanganan yang mengakibatkan korban tewas dari anaknya sendiri, sehingga beliau kemudian menyuarakan ke publik saya jadi tahu. Saya janji, saya akan kawal seperti halnya kasus hukum yang sudah terjadi kemarin," kata Andika.
Diberitakan sebelumnya, seorang anggota TNI berpangkat sersan satu (satu) di Timika, Papua, tewas diduga dianiaya oleh seniornya. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun lantas memberikan arahan tegas terkait kematian sertu bernama Marctyan Bayu Pratama itu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Dipecat dari TNI, Kolonel Priyanto Akan Dibui di Penjara Sipil':
Ganjilnya kematian Sertu Bayu itu mulanya diungkap oleh sang ibu, Sri Rejeki. Sri Rejeki meminta Jenderal Andika untuk menuntaskan kasus anaknya. Dia ingin persidangan segera digelar dan diputuskan seadil-adilnya.
"Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa ya ini dipecat, karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam ya," kata wanita berusia 50 tahun ini, dilansir dari Antara, Kamis (9/6/2022).
Sri Rejeki mengungkapkan, informasi bahwa sang putra meninggal dunia diterimanya pada 8 November 2021 lalu. Dia mendapatkan informasi tersebut dari salah satu komandan anaknya yang ada di Solo.
"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo katanya sakit, saya nggak percaya. Wong Sabtu baik-baik saja kok tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal," katanya.
Padahal, kata Sri Rejeki, saat berkomunikasi pada Sabtu (6/11/2021) anaknya dalam kondisi baik-baik saja.
"Justru terakhir anak saya dalam keadaan baik-baik saja. Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang," katanya.
Penuh Luka Lebam
Kecurigaan terkait ganjilnya kematian sang anak makin besar saat membuka melihat wajah anaknya di peti mati. Dia mengatakan wajah anaknya penuh dengan luka lebam dan hidung patah sehingga akhirnya ia meminta agar ada autopsi ulang.
"Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil autopsi. Namun sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan hasil autopsi tidak ada kabar," ungkap Sri Rejeki.