Analisis Sosiologis Saat Warga Hanya Rekam Korban Kecelakaan Cibubur

Analisis Sosiologis Saat Warga Hanya Rekam Korban Kecelakaan Cibubur

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Kamis, 21 Jul 2022 17:00 WIB
Sejumlah kerabat dan warga melakukan aksi tabur bunga di Jalan Transyogi, Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/7/2022). Aksi tabur bunga tersebut sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya 11 orang korban kecelakaan maut di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.
Tabur bunga di sekitar lokasi kecelakaan di Cibubur (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta -

Sosok 'Iron Man' bernama Kurwanto (21) menjadi saksi dan penyelamat di kecelakaan maut di Jalan Transyogi, Cibubur, Kota Bekasi. Kurwanto bercerita, saat menyelamatkan korban, ia melihat orang-orang justru hanya merekam kejadian tersebut. Fenomena apa ini?

Sigit Rohadi, sosiolog dari Universitas Nasional, mempunyai telaah sosiologis soal fenomena ini. Dia menjelaskan bahwa fenomena 'rekam dulu daripada tolong' merupakan konsekuensi dari masyarakat yang terintegrasi dengan dunia digital. Akibatnya, segala aktivitas keseharian kini harus terkoneksi dengan dunia digital, tak terkecuali peristiwa laka.

"Jadi masyarakat kita sudah terintegrasi dengan dunia digital atau dunia maya. Ini terintegrasi mulai aktivitas sehari-hari, makan, atau peristiwa," kata Rohadi kepada detikcom, Kamis (21/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Integrasi dengan dunia digital ini jugalah yang membuat setiap orang ingin berlomba-lomba menjadi yang pertama dalam memberitakan sesuatu. Sebab, menurut Rohadi, hal ini bisa menciptakan prestise bagi si pengunggah berita pertama.

"Jadi kalau ada peristiwa, mereka ingin berlomba-lomba untuk memberitakan, ingin menjadi yang pertama, yang terdepan. Karena itu sebuah prestise," ungkapnya.

Lalu, mengapa orang-orang hanya merekam dan tidak menolong?

Baca halaman selanjutnya.

Simak Video 'Buntut Kecelakaan Truk Pertamina: Sopir-Kernet Tersangka, U-Turn Ditutup':

[Gambas:Video 20detik]



Rohadi menjelaskan hal ini akibat dari deindividuasi. Individuasi, lanjut Rohadi, adalah sikap lepas tanggung jawab dalam sebuah komunitas karena merasa akan ada orang lain yang akan bertanggung jawab.

"Masyarakat digital itu mempunyai dampak untuk melahirkan deinviduasi. Deindividuasi itu sikap individu yang berada di satu komunitas, kemudian mereka merasa tidak merasa punya tanggung jawab atas peristiwa yang terjadi. Mereka menganggap akan ada orang lain yang akan bertanggung jawab. Deindividuasi itu kesadaran individu hilang. Ini melahirkan sifat individu yang impulsif," tuturnya.

Kondisi ini berbeda jika seseorang hanya sendirian ketika melihat sebuah peristiwa. Jika kondisinya seperti itu, tidak ada pilihan lain selain menolong.

"Beda umpamanya ketika Anda berjalan sendirian, dan tiba-tiba orang yang naik sepeda motor di depan Anda jatuh. Anda tidak punya pilihan selain menolong langsung. Karena di situ tidak ada deindividuasi, tetapi tanggung jawab individu," ungkapnya.

Warga Hanya Merekam Saat 'Iron Man' Terjun Menolong

Sebelumnya, pria bernama Firas Firdaus (28) sempat ditolong oleh badut Iron Man setelah terseret oleh truk Pertamina yang mengalami kecelakaan maut di Jalan Transyogi, Cibubur, Kota Bekasi. Sosok Iron Man tersebut bernama Kurwanto (21).

Kurwanto lalu menuturkan peristiwa kecelakaan maut truk Pertamina menabrak sejumlah kendaraan pada Senin (18/7/2022). Saat kejadian, dia sedang mengamen di lokasi. Kurwanto menyaksikan bagaimana detik-detik peristiwa ngeri itu terjadi.

"Langsung lari saya ke sini, lari nolongin yang selamat yang kaki kejepit pakai motor. Soalnya, nggak ada yang nolongin, pada sibuk rekamin. Ya Allah. Saya kira korban cuma satu, pas saya lihat ke belakang, astagfirullah," ucapnya mengingat kejadian itu.

Saat kejadian, Kurwanto memilih menolong korban karena tak tega melihat korban yang terjepit. Sementara itu, orang di TKP hanya sibuk merekam kejadian tersebut.

"Namanya juga manusia, siapa sih yang lihat saudara kita sengsara terus ditontonin doang, nggak tega. Langsung saja saya angkat. Dalam hati saya, ya Allah, kenapa sih Indonesia gini banget, ada orang kecelakaan ngambilnya HP, bukannya langsung nolongin," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads