Ketua KPU Tak Khawatir Buzzer: Demokrasi di Indonesia Unik

Detik-detik Pemilu

Ketua KPU Tak Khawatir Buzzer: Demokrasi di Indonesia Unik

Farih Maulana Sidik - detikNews
Kamis, 21 Jul 2022 14:13 WIB
Jakarta -

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menilai demokrasi di Indonesia ini unik. Berbeda dengan Filipina, bahkan Amerika Serikat, yang sama-sama melakukan pemilihan presiden secara langsung, sistem demokrasi Indonesia disebutnya sebagai fenomena kekenyalan demokrasi.

"Sistem presidensial yang murni itu kan pertarungannya the winners take all, siapa yang menang, dia ambil semua, yang kalah yang nunggu 5 tahun ya. Di luar pagarlah, nggak ikut masuk bagian pemerintahan yang sedang berkuasa. Tapi di Indonesia kan unik ya," kata Hasyim dalam program Detik-detik Pemilu di detikcom, Kamis (21/7/2022).

Dia mencontohkan hasil Pilpres 2019 yang memenangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas Prabowo Subianto. Pilpres selesai, lalu Jokowi bersedia merekrut Prabowo masuk dalam kabinetnya dan menyusul kemudian Sandiaga Uno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita lihat ya negara-negara lain yang menggunakan sistem presidensial, kayak tetangga kita di Filipina, kemudian yang sering disebut mbahnya demokrasi di Amerika Serikat, itu nggak ada cerita kayak gitu. Pasti apa... ceritanya adalah the winners take all, yang kalah jadi oposisi ya nanti ngambil kesempatan 5 tahun berikutnya, di Indonesia kan nggak," ucapnya.

"Bagi saya, ini saya kira penting saya sering menyebut fenomenanya kekenyalan demokrasi. Sekeras apa pun, ibaratnya bola, mau diteken ke sini, mau diteken ke situ, nanti kembali lagi bulat lagi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Hasyim berbicara terkait buzzer. Karena fenomena kekenyalan demokrasi di Indonesia itu, ia tak khawatir akan buzzer. Meski tak khawatir, hal-hal seperti fitnah, menyebar hoax yang kerap dilakukan para buzzer harus dicegah.

"Katanya negara kita ber-Pancasila, berketuhanan yang maha esa, beragama, katanya percaya dunia akhirat, surga neraka. Yo kok makai mekanisme fitnah untuk menghajar orang. Katanya fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu ber-Pancaasilanya di mana? Lalu beragamanya di mana? Nanti kalau jadi pertanyaan di akhirat semua, gimana orang-orang yang bisnis buzzer," imbuhnya.

Tonton video lengkapnya di sini.

(fas/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads