Jakarta -
Polisi mengusulkan agar jam berangkat kerja diatur demi menghindari penumpukan di jalan yang berimbas kemacetan di Jakarta. Namun, anggota DPRD DKI Jakarta F-PDIP Gilbert Simanjuntak menolak usulan tersebut karena dinilai membingungkan.
"Ini agak membingungkan dan sifatnya situasional atau sementara," kata Gilbert kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).
Dia mengungkit soal jam sekolah di Jakarta yang diatur lebih pagi. Ternyata, kata dia, aturan itu tidak juga berdampak mengurangi kemacetan dan Jakarta tetap menjadi kota dengan polusi tertinggi di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu faktor utama adalah jumlah kendaraan yang terus bertambah melebihi pertumbuhan jalan," ucapnya.
Solusi Atasi Macet Versi PDIP
Gilbert menyebut jika menyuruh masyarakat pekerja di Jakarta pergi ke kantor dengan jam kerja yang dimodifikasi bukan solusi yang bagus. Menurutnya, jalan keluar atasi kemacetan Jakarta adalah memperbaiki transportasi publik di Jakarta lalu menaikkan pajak mobil.
"Sekarang menyuruh masyarakat berangkat dengan jam kantor yang dimodifikasi tentu bukan jawaban yang baik. Transportasi publik yang harus diperbaiki," ujarnya.
Lalu, Gilbert mengungkit soal rentetan kecelakaan bus TransJakarta (TJ) yang sampai menewaskan penumpang beberapa waktu lalu. Dia menyebut unsur utama transportasi publik adalah keamanan dan keselamatan. Hal itu yang perlu diperbaiki Pemprov DKI Jakarta.
"Yang terjadi sekarang kecelakaan yang menewaaskan penumpang, tapi Gubernur tetap menempatkan direksi tidak berpengalaman dan menunjuk komisaris yang juga tidak berpengalaman. Uang keuntungan TJ dimanfaatkan memperbaiki halte Rp 13 miliar/halte, bukan meningkatkan kualitas layanan. Transportasi publik itu unsur utama adalah safety, keselamatan dan itu tidak diperbaiki," imbuhnya.
Tonton juga Video: Anti Kejebak Macet! Ini Cara Cek Arus Lalu Lintas Lewat CCTV Online
[Gambas:Video 20detik]
Usulan Polisi Atur Jam Ngantor
Sebelumnya diberitakan, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Latif mengusulkan agar jam keberangkatan pekerja diatur supaya tidak menumpuk pada jam yang sama.
Usulannya ini berangkat dari hasil analisisnya terkait kemacetan Jakarta pada jam rawan pagi hari. Dari hasil pengamatannya, mobilitas pekerja hingga pelajar berangkat pada jam bersamaan, sehingga mengakibatkan kemacetan di jalan.
"Sekarang gini, jam 6 sampai 9 pagi kan padat di Jakarta. Nah, jam 9 sampai jam 2 siang agak lengang di Jakarta. Maksud saya, jam 9 pagi ini (agar) ada pengaturan kegiatan masyarakat," kata Latif saat dihubungi detikcom, Rabu (20/7).
Menurut Latif, usulan itu tengah dikaji dengan matang. Pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait.
"Kita akan adakan koordinasi, kita rapatkan. Bila perlu, kalau masyarakat yang bisa kerja malam, ya malam, biar jangan semuanya siang semua," jelas Latif.
"Sekarang kan sudah ada pembatasan gage. Kita sekarang mengusulkan untuk pembagian jam waktu operasional kerja mereka," tambahnya.
Latif menjelaskan kepadatan lalu lintas yang terjadi di Jakarta akibat seragamnya kegiatan pekerja dan sekolah di Jakarta. Dia mengupayakan agar adanya peraturan yang bisa membagi waktu aktivitas di masyarakat, sehingga mobilitas di jalan bisa terurai.
"Saya mengusulkan mengatur aktivitas kerja mereka. Seperti kelompok anak sekolah mereka aktivitasnya kan jam 7 pagi, kelompok pekerja esensial mereka apel di kantor jam 8, jam 9. Nah, yang kritikal jam 10 atau jam 11 siang, sehingga mereka akan berangkatnya tidak bersama-sama. Jadi saya ingin melakukan koordinasi ini," ungkap Latif.
Latif berharap usulan pengaturan jam ngantor ini disambut terbuka. Dia pun berharap dukungan dari sejumlah instansi terkait.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini