Bupati Penajam Paser Utara (PPU) nonaktif Abdul Gafur Mas'ud (AGM) meminta maaf kepada dua politikus Partai Demokrat, Andi Arief dan Jemmy Setiawan. Kedua politikus Partai Demokrat itu sempat diperiksa KPK di perkara korupsi Abdul Gafur.
Hal tersebut diakui Abdul Gafur setelah menjalani persidangan. Dalam persidangan ini, Abdul Gafur duduk sebagai terdakwa bersama dengan Nur Afifah Balqis, yang disebut sebagai Bendahara DPC Partai Demokrat Balikpapan. Mereka didakwa menerima suap yang totalnya Rp 5,7 miliar.
"Iya (minta maaf dalam sidang)" kata Abdul Gafur Mas'ud usai menjalani sidang secara hybrid di gedung KPK Merah Putih, Rabu (20/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sidang tersebut dilakukan di PN Tipikor Samarinda. AGM melaksanakan sidang di Gedung KPK, sedangka Andi Arief, dan Jemmy di kediamannya masing-masing.
Abdul Gafur Mas'ud menjelaskan permintaan maaf itu disampaikan lantaran telah menyerat keduanya sebagai saksi dalam perkara yang menjeratnya. Padahal, hal itu tidak ada kaitannya dengan urusan partai politik.
"Karena secara tidak langsung kan mereka jadi terikut-ikut, padahal tidak ada urusannya," ujar Abdul Gafur Mas'ud.
Terkait uang yang diterima Andi Arief dan Jemmy Setiawan, Abdul Gafur memastikan itu tidak ada kaitannya dengan perkara korupsi yang menjeratnya. Dia menyebut pemberian uang itu bertujuan untuk kesehatan.
"itu beda ya, itu untuk COVID," tutup Abdul Gafur.
Andy Arief dan Jemmy Setiawan Akui Terima Uang dari AGM
Dalam persidangan itu, Andy Arief mengakui dia menerima uang senilai Rp 50 juta dari Abdul Gafur Mas'ud. Andy menyebut uang itu diberikan AGM untuk alasan pengobatan COVID-19.
"Pak Gafur nggak pernah (memberi langsung), jadi yang memberikan sopirnya, karena pagi-pagi kresek hitam Rp 50 juta, Pak, saya tanya kepada Pak Gafur 'ini uang apa Pak Gafur', 'ya pakailah untuk temen-temen yang kena COVID'," ungkap Andi Arief saat bersaksi di sidang Abdul Gafur di Pengadilan Tipikor Samarinda, Rabu (20/7/2022).
Andi menegaskan uang pemberian Bupati PPU nonaktif tersebut memang digunakan untuk membantu kader Partai Demokrat yang terpapar COVID-19 sehingga tidak ada keterkaitan pemberian uang tersebut dengan pelaksanaan Musda Demokrat.
"Cuma pada waktu itu... jangan dilihat dari sekarang, itu COVID melanda kader-kader Partai Demokrat banyak sekali waktu itu, jadi Pak Gafur ini memberi ke kita dengan membantu, saya nanti akan jelaskan ada pertanyaan lagi, tapi yang jelas tidak ada hubungan apa namanya... Musda... tidak ada hubungan apa pun," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.