Polisi memberikan jawaban atas berbagai kejanggalan kasus tewasnya Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) yang disorot pihak keluarga. Polisi menyatakan akan menerima setiap laporan untuk ditindaklanjuti.
Berikut sejumlah jawaban polisi atas berbagai kejanggalan yang diungkap keluarga Brigadir J sebagaimana dirangkum detikcom, Kamis (22/7/2022):
1. Luka Tembak Brigadir J
Pihak keluarga curiga atas banyaknya luka tembak di tubuh Brigadir J. Mereka menilai tak seharusnya Brigadir J mendapatkan luka tembak sebanyak itu.
"Kalau memang adik saya melakukan hal tersebut, kenapa ditembak sebanyak itu. Itu nggak masuk logika, melakukan tembakan pertama nggak kena sasaran, kalau memang dia melakukan pelecehan, kenapa tembakan seperti itu, seperti pembunuhan secara brutal," kata kakak Brigadir Yosuha, Yuni Hutabarat, Selasa (12/7).
Keluarga menyesalkan dan minta kasus diungkap transparan. Yuni berharap kejadian ini bisa diproses seadil-adilnya.
"Kalau mungkin dia bersalah, cukup dilakukan penembakan sekali, terus dilumpuhkan, dibawa diadili atau langsung dipecat kan bisa," katanya.
Polisi kemudian memberikan penjelasan terkait lima peluru yang keluar dari senjata Bharada E dan tujuh luka tembak masuk di tubuh Brigadir J. Polisi mengatakan ada satu peluru yang membuat dua luka tembak.
"Dari lima tembakan yang disampaikan atau dikeluarkan oleh Bharada RE tadi disampaikan bahwa ada 7 luka tembak masuk, ini perlu kami jelaskan bahwa ada beberapa luka tembak yang satu peluru ada dua luka tembak. Yakni yang pertama pada kelingking, atau jari manis di sini. Itu sempat karena posisi saudara RE menggenggam senjatanya dengan dua tangan, kemudian peluru yang ditembakkan oleh saudara RE, ulangi saudara J, menembakkan dengan menggunakan dua tangan. Peluru yang ditembakkan oleh saudara RE itu mengenai kelingking dan tembus sampai ke badannya sehingga itu dihitung dua. Kemudian ada juga peluru yang mengenai lengan sebelah dalam juga tembus ke tubuhnya jadi itu dihitung dua," kata Budhi Kapolres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) Kombes Budhi Herdi Susianto dalam jumpa pers di Mapolres Jaksel, Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (12/7).
Budhi juga menjelaskan terkait enam luka tembak keluar di tubuh Brigadir J. Budhi mengatakan ada peluru yang tembus ke bagian tubuh yang lain.
"Begitu pula ada tujuh tembak keluar itu juga sama dihitung. Ulangi (maksudnya) enam tembak keluar karena satu bersarang, jadi yang dari kelingking tadi satu masuk dihitung satu lagi keluar kemudian yang di telapak sini pergelangan juga satu masuk dihitung satu keluar, itu," ujar Budhi.
2. Jari Brigadir J Putus
Polisi juga menjawab atas kejanggalan soal jari Brigadir J putus. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan Brigadir J tewas dalam insiden baku tembak. Pada saat kejadian tembak-tembakan dengan Bharada E, Brigadir J memegang senjata api dengan kedua tangannya.
"Tadi sudah saya jelaskan bahwa, saat Brigadir J melakukan penembakan terhadap Bharada RE, dia memegang senjatanya dengan menggunakan 2 tangan," ujar Kombes Budhi Herdi Susianto dalam jumpa pers di kantornya, Jl Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
Budhi melanjutkan tembakan dari Bharada E menembus mengenai--salah satunya ke--bagian jari Brigadir J.
"Dan disampaikan pula tadi ada peluru yang kena ke jari Brigadir J itu sendiri yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain," urainya.
Budhi memastikan jari putus Brigadir J bukan karena dipotong. Ia menegaskan, dari hasil autopsi jenazah, luka jari putus itu akibat tembakan.
"Jadi bukan karena ada potongan atau yang lain. Tapi, saya tegaskan semua luka yang ada pada tubuh Brigadir J berdasarkan hasil autopsi sementara berasal dari luka tembak," tuturnya.
(knv/imk)