Sejumlah warga mengaku mendengar letusan tembakan di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo saat insiden baku tembak Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Yosua alias J dengan Bharada E terjadi. Warga tak ada yang curiga dengan letusan tembakan itu dan mengira suara petasan.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (9/7) sekitar pukul 17.00 WIB. Sekuriti setempat, Marjuki, mengaku mendengar suara tembakan saat kejadian. Namun dia mengira suara tersebut hanyalah suara petasan.
"Saya kan dengernya kayak suara petasan. Saya kira kan memang mau takbiran itu to, kan memang sebagian takbiran itu ada yang tanggal 10, ada yang tanggal itu. Ada beberapa (kali dengar), cuma jumlahnya kita nggak ngeh karena kita juga, 'oh ada petasan kirain takbiran'," ujar Marzuki saat ditemui di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku tidak mencurigai hal tersebut dikarenakan menyalakan petasan sudah menjadi tradisi di lingkungan ini saat malam takbiran. Marjuki mengatakan, setelah mendengar tembakan tersebut, ada beberapa petugas kepolisian yang datang ke lokasi, namun dia juga tidak curiga.
"Saya kira kan memang biasa kalau banyak polisi gitu, jadi ya nggak curiga sama sekali," ucapnya.
"Saya juga baru tahu kemarin setelah viral," sambungnya.
Sementara itu, ditemui secara terpisah, ketua RT setempat, Seno Sukarto, mengaku samar-samar mendengar suara tembakan. Dia juga mengira suara tersebut merupakan petasan yang biasa dinyalakan saat malam takbiran.
"Nggak kenceng, nggak, maaf aja saya udah ini (kurang pendengarannya) nggak dengar. Tapi saya tanya keluarga juga nggak ada yang dengar, tetangga juga nggak dengar," jelas Seno.
"Karena dia (sekuriti) juga bilang suara tembakan itu seperti suara petasan. Karena dulu memang sering main kembang api kalau hari raya. Jadi orang sekitar ini menganggap ini suara kembang api mungkin," lanjutnya.
Seno menyebut Ferdy Sambo telah lama tinggal di kompleks Polri, sejak masih berpangkat AKBP. Namun dia mengatakan Ferdy Sambo jarang menempati rumah dinasnya.
![]() |
"Selama ini setelah beliau terlalu lama aktif mungkin di Propam. Jadi di rumah dari pagi sampai malam itu sepi. Hanya beberapa kadang-kadang pagi itu sopir-sopir pada membersihkan kendaraan. Malam juga sepi, nggak ada apa-apa. Itu yang saya tahu," jelas Seno.
"Saya nggak tahu keluarganya. Saya hanya tahu yang di KK-nya saja. Yang banyak itu yang saya tahu hanya anggotanya saja, entah sopir atau pengawalnya. Ah, saya gimana mau bedakan ya, karena tamunya pun saya juga nggak tahu. Saya jarang ke rumah dia, nggak pernah," sambungnya.
Sementara itu, pantauan detikcom di lokasi rumah Ferdy Sambo, terlihat dari luar lampu rumah tersebut masih menyala. Namun di sekitar kediamannya tidak terpasang garis polisi.
Baca di halaman selanjutnya: Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo tak di rumah saat insiden penembakan terjadi.
Simak Video: Saling Tembak Sesama Polisi Diduga Buntut Pelecehan ke Istri Kadiv Propam
Polri: Kadiv Propam Tak di Rumah
Polri mengungkapkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo tidak berada di rumahnya saat ajudannya ditembak. Ferdy Sambo disebutkan sedang di luar untuk tes PCR.
"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada detikcom, Senin (11/7/2022).
Hal itu terungkap setelah penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, yakni istri Irjen Ferdy Sambo dan pelaku, Bharada E.
Ferdy Sambo baru mengetahui adanya insiden penembakan setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris. Irjen Ferdy langsung ke rumahnya dan mendapati ajudannya sudah meninggal.
"Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapati Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.
Irjen Ferdy Sambo juga langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Kemudian dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.
"Sehingga Kadiv Propam langsung menghubungi Kapolres dan selanjutnya dilaksanakan olah TKP," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Bharada E menembak rekan sendiri, Brigadir J, di rumah pejabat tinggi Polri. Polri menyebut tindakan Bharada E sebagai bela diri.
"Tentunya Bharada E yang melakukan karena melakukan pembelaan terhadap serangan yang dilakukan Brigadir J," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin (11/7).
Ramadhan menjelaskan penembakan maut pada Jumat (8/7) itu bermula saat Bharada E mendapati Brigadir J memasuki rumah pejabat Polri. Bharada E saat itu tengah bertugas di rumah yang terletak di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Brigadir J Adalah Sopir Istri Irjen Ferdy
Ramadhan mengungkapkan Brigadir Yosua adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam. Sedangkan Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.
Dia mengungkapkan peristiwa penembakan bermula saat istri Kadiv Propam berteriak minta tolong. Teriakan itu didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.
"Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan," sambung Ramadhan.
Brigadir Yosua pun panik saat melihat Bharada E sudah berdiri di depan kamar.
"Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E," ungkap Ramadhan.