PD Harap Polri Terang Benderang Usut Penembakan Ajudan Kadiv Propam

PD Harap Polri Terang Benderang Usut Penembakan Ajudan Kadiv Propam

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 12 Jul 2022 08:26 WIB
Didik Mukrianto (dok. ist)
Didik Mukrianto (dok. ist)
Jakarta -

Seorang polisi bernama Bharada E menembak rekannya sesama polisi yang juga ajudan Kadiv Propam Polri bernama Brigadir J hingga tewas. Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto berharap Polri mengusut kasus penembakan itu secara terang benderang, transparan, akuntabel, dan profesional,

Awalnya Didik mengapresiasi Polri yang sudah menjelaskan terkait duduk persoalan insiden penembakan tersebut. Dia menyebut penjelasan Polri penting untuk menghentikan spekulasi di publik terkait insiden tembak menembak antara anggota Polri.

"Alhamdulillah Polisi sudah memberikan keterangan pers terkait dengan standing kasus penembakan yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E. Paling tidak publik mendapatkan asupan informasi awal, sehingga tidak menimbulkan spekulasi yang berlebihan. Apa pun kejadiannya. Saya turut prihatin atas kejadian ini. Tentu ini harus menjadi perhatian Polri terkait dengan pengawasan dan pembinaan anggota Kepolisian secara keseluruhan," kata Didik saat dihubungi, Senin (11/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didik meminta Polri betul-betul transparan dan profesional dalam mengusut kasus ini. Dia beralasan kasus penembakan di antara anggota Polri pasti menjadi sorotan publik.

"Selanjutnya, saya berharap agar kasus ini diproses secara transparan, profesional dan akuntabel agar standing case-nya bisa diungkap seterang dan setuntas mungkin. Saya juga berharap setiap tahapan penanganan kasus ini dilakukan seterang mungkin dan memberikan akses publik untuk mendapatkan informasi yang utuh dan benar," ucap dia,

ADVERTISEMENT

"Karena bagaimanapun juga kasus yang melibatkan sesama anggota Polri ini menjadi perhatian publik. Wajar jika masyarakat berkepentingan terhadap pengungkapan kasus ini karena salah satu tugas yang diemban Polri adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta menjadi pengayom masyarakat," lanjutnya.

Lebih lanjut, Didik beralasan kasus itu seolah-olah memberi gambaran ke publik betapa mudahnya para aparat kepolisian dengan fasilitas senjata yang mereka punya dipergunakan untuk saling baku tembak. Terlebih, kata dia, kebetulan locus delicti-nya juga di rumah anggota kepolisian.

"Atas dasar itu, sejak awal Polisi harus menyadari bahwa rasa keingintahuan publik, logika-logika dan tanda tanya publik harus bisa dijawab dengan penanganan dan pengusutan kasus itu seterang dan setuntas mungkin," ujarnya.

Tak hanya itu, dia juga meminta persoalan ini menjadi atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia mengingatkan bahwa pembinaan SDM Polri jadi salah satu subsistem terpenting bagi institusi Polri.

"Kasus ini juga harus menjadi atensi Kapolri. Apapun yang terjadi dalam kasus ini, membuka mata publik bahwa ada persoalan yang tidak baik yang melibatkan anggota Polri. Poin dasarnya adalah mengapa sampai terjadi peristiwa demikian? Bagaimana Pengawasannya? Bagaimana Pengendaliannya ? Dan Bagaimana Pembinaannya? Kita tahu bahwa Pembinaan SDM adalah salah satu sub sistem dari pembinaan kekuatan Polri, yang merupakan salah satu bagian paling menentukan dalam keseluruhan pembinaan Polri," tuturnya.

Simak selengkapnya soal insiden penembakan terhadap Brigadir J di halaman berikutnya.

Lihat Video: Saling Tembak Sesama Polisi Diduga Buntut Pelecehan ke Istri Kadiv Propam

[Gambas:Video 20detik]



Insiden Penembakan

Sebelumnya diberitakan, Bharada E menembak rekan sendiri, Brigadir J, di rumah pejabat tinggi Polri. Polri menyebut tindakan Bharada E sebagai bela diri.

"Tentunya Bharada E yang melakukan, karena melakukan pembelaan terhadap serangan yang dilakukan Brigadir J," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin (11/7).

Ramadhan menjelaskan aksi penembakan maut pada Jumat (8/7) lalu itu bermula saat Bharada E mendapati Brigadir J memasuki rumah pejabat Polri. Bharada E saat itu tengah bertugas di rumah yang terletak di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, itu.

Bharada E kemudian menegur Brigadir J. Namun teguran Bharada E justru dibalas tembakan oleh Brigadir J. Bharada E pun membalas tembakan Brigadir J itu. Aksi penembakan tersebut pun mengakibatkan Brigadir J, yang merupakan personel yang bertugas di Propam Polri, tewas.

"Bharada E menegur dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata kemudian melakukan penembakan dan Bharada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J. Akibat penembakan yang dilakukan Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia," kata Ramadhan.

"Brigadir J melakukan penembakan terhadap yang bersangkutan (Bharada E). Ketika dia (Bharada E) menanyakan mengapa dia (Brigadir J) di situ," imbuh dia.

Polri: Kadiv Propam Tak di Lokasi saat Kejadian

Masih kata Ramadhan, Ferdy Sambo tak berada di lokasi saat peristiwa ini terjadi. Saat kejadian, Ferdy Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19. "Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkap Ramadhan.

Dia menambahkan, Ferdy Sambo mengetahui adanya peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris. Irjen Ferdy langsung bertolak menuju kediamannya. Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Hingga akhirnya dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Halaman 2 dari 2
(maa/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads