Hal-hal yang Diketahui tentang Beda Versi soal Kapitan Pattimura

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 10 Jul 2022 14:57 WIB
Foto: Dua versi gambar sosok Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura (Repro detikcom)
Jakarta -

Narasi tentang Kapitan Pattimura sempat membuat heboh dunia maya usai Ustaz Adi Hidayat menyebut nama asli pahlawan nasional itu sebagai Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulessy. Berikut fakta-fakta mengenai beda versi terkait Pattimura itu.

Merespons viralnya Ahmad Lussy, sejarawan mengimbau publik kritis terhadap teori 'alternatif' seperti itu. Hal itu disampaikan oleh sejarawan dari Universitas Gajah Mada.

"Yang diperlukan adalah kritis terhadap sumber," kata sejarawan dari UGM, Satrio Dwicahyo (Ody), kepada detikcom, Senin (4/7/2022).

Narasi-narasi semacam itu, kata Ody mulai tumbuh subur selepas runtuhnya era Orde Baru. Gelombang narasi sejenis seperti Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman, Majapahit ternyata kerajaan Islam, Gajah Mada ternyata bernama Gaj Ahmada, hingga Napoleon Bonaparte adalah muslim.

Untuk yang menyatakan Kapitan Pattimura bernama asli Ahmad Lussy, pendapat itu sebelumnya pernah dikemukakan Prof Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku 'Api Sejarah'. Ody menilai Ahmad Mansur Suryanegara tidak sendirian dalam tren mengedepankan peran satu kelompok dalam sejarah Indonesia, utamanya kelompok Islam. Narasi semacam itu memang populer.

"Ini populer di sekitar tumbangnya Orde Baru. Ini dianggap suatu kesempatan untuk revival (kebangkitan), dengan anggapan bahwa kelompok Islam disudutkan dalam historiografi nasional selama Orba," kata Ody.

Umum di kalangan pengusung narasi alternatif semacam itu, pemerintah kolonial Belanda selalu memanipulasi sumber sejarah. Padahal, itu tidak sepenuhnya benar. Soalnya, sumber sejarah dari pemerintah kolonial Belanda seringnya hanya berwujud catatan administrasi sehari-hari seperti surat dan laporan. Maka, yang diperlukan untuk menelaah sumber sejarah adalah sikap kritis, bukan menganggap bahwa sumber sejarah dari Belanda pasti tidak valid.

Sumber Teori dari Sebutan Ahmad Lussy

Teori yang menyebut nama asli Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy termuat dalam buku Ahmad Mansur Suryanegara. Dilansir situs resmi LIPI (lembaga yang sekarang melebur dalam BRIN), Ahmad Mansur Suryanegara punya gelar profesor. Dalam buku 'Api Sejarah', tertera bahwa dia lahir pada 22 Zulhijah 1353, sekitar 87 tahun silam.

Mansur mengajar di sejumlah sekolah berbasis Islam. Di level perguruan tinggi, dia mengajar di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Universitas Islam Bandung (Unisba) Purwakarta, Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Universitas Widyatama (Utama) Bandung, IKIP Bandung-Tasikmalaya, IAIN Gunung Djati, dan lain-lain.

Buku 'Api Sejarah' karya Mansur diterbitkan pertama pada 2009 pada cetakan selanjutnya menjadi 'Api Sejarah 1' dan 'Api Sejarah 2'. detikcom membaca Api Sejarah Jilid Kesatu' terbitan Suryadinasti tahun 2014 (Edisi Revisi).

Ahmad Lussy

Dalam buku 'Api Sejarah 1', klaim Mansur bahwa Pattimura adalah Ahmad Lussy disebut saat dia menjelaskan imperialisme Protestan Belanda. Belanda ingin memutus hubungan kesultanan Turki dengan kekuasaan Islam di Nusantara.

"Akibat imperialis Protestan Belanda melihat masih adanya hubungan niaga antara Kesultanan Turki dan Kesultanan Mongol di India dengan kekuasaan politik Islam di Nusantara Indonesia maka diserangnya secara intensif wilayah produsen rempah-rempah di luar Jawa, sebelum dan sesudah adanya tanam paksa, 1830-1919 M," tulis Mansur di halaman 202.

Kepulauan Maluku adalah kawasan penghasil rempah-rempah, komoditas yang berharga pada era itu. Maluku menjadi perhatian penjajah Belanda. Saat itulah muncul Kapitan Pattimura yang berjuang melawan penjajah. Dia menyebut Pattimura adalah seorang muslim.

"Bangkitlah perlawanan bersenjata dipimpin oleh Kapten Pattimura, 1817 M. Di Ambon penyandang nama Pattimura adalah Muslim. Oleh karena itu, salahlah jika dalam penulisan sejarah, Kapten Pattimura disebut seorang penganut Kristen," tulis Mansur.

Asal-usul nama 'Ahmad Lussy' dengan referensi buku 'Api Sejarah' karya Ahmad Mansur Suryanegara tersebut dikutip oleh penulis-penulis lainnya. Ahmad Choirul Rofiq dalam 'Menelaah Historiografi Nasional Indonesia' juga menyatakan catatan soal Ahmad Lussy ditulis di buku 'Api Sejarah' karya Mansur.

Selengkapnya pada halaman berikut.

Simak juga Video: Terpopuler Sepekan: Mas Bechi Serahkan Diri Hingga Shinzo Abe Meninggal






(lir/knv)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork