Pengakuan Korban Mas Bechi: Disekap di Puri, Dihajar, Lalu Diperkosa

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 08 Jul 2022 13:55 WIB
MSAT alias Mas Bechi (dok istimewa)
Jakarta -

Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit pemerkosaan yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.

Santriwati korban pemerkosaan tersangka Moch Suchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) di Pondok Pesantren Siddiqiyyah Jombang sempat buka suara kepada CNN Indonesia TV pada 2020. Ada dua korban yang memberi kesaksian. Salah seorang korban mengungkap bahwa dirinya pernah dihajar kemudian diperkosa oleh tersangka.

Salah satu korban yang berani mengungkap cerita ini adalah korban kedua dalam wawancara tersebut, yang bisa disebut sebagai 'Korban 2'. Korban 2 awalnya mengaku menjalin hubungan asmara dengan Mas Bechi. Hubungan mereka berjalan selama hampir lima tahun. Dia mengaku dicabuli oleh Mas Bechi pada tahun 2012 saat masih berusia 15 tahun.

Empat tahun berselang, ketika korban hendak melepaskan diri dari Mas Bechi, ia justru mendapatkan ancaman dan dihajar oleh pelaku. Korban terus mendapatkan pemaksaan.

"Tadinya saya itu sudah dibuka paksa, semuanya disuruh buka. Aku bilang nggak mau, dia bilang sudah-sudah, tahu itu saya sampai nangis awalnya. Terus habis itu saya minta putus, nggak bisa sudah lama-lama ya sudah saya mau nggak mau di situ terus akhirnya," kata korban 2.

"Dia suka bawa-bawa keluarga terus, katanya seolah-olah kayak dia itu punya ilmu. Sampai tangan dua menggenggam dan bilang 'Jenenge wong tuamu iku tak cekel iki iso tak apa ya', saya lupa kata-katanya, intinya itu kayak kalau dia meremas itu hancur gitu," lanjutnya.

Korban kemudian mengaku dipaksa menuruti nafsu Mas Bechi. Ia diajak tidur di sebuah hotel, kemudian di sana MSAT mengajak berhubungan badan bertiga atau 'threesome'.

Korban sempat menolak, tetapi Mas Bechi langsung mengancam korban 2.

"Dia bilang 'Koen yo, ayo pengen tak anu maneh tak ajar maneh,' gitu. Ya sudah saya mau nggak mau ya sudah saya gitu main bertiga. Di situ sudah mulai nangis, saya nangis," tuturnya.

Usai kejadian, korban mencoba mencari perlindungan. Korban 2 jatuh hati pada salah seorang santri di pondok pesantren itu. Dia kemudian meminta bantuan kepada santri tersebut agar membantunya lepas dari Mas Bechi.

Dihajar Lalu Diperkosa

Sialnya, upaya ia diketahui Mas Bechi. Ia mengaku dijemput paksa oleh orang suruhan Mas Bechi dan dibawa ke sebuah tempat yang disebut Puri. Di Puri, Mas Bechi menghajar korban.

"Saya diseret ke dalam langsung saya ditendang dipukulin lagi, sampai saya itu kan di Cokro banyak jendela-jendela gitu saya hampir mau jatuh ke bawah, tapi ditahan sama dia. Saya dua kali hampir jatuh dari jendela itu. Terus habis itu saya disuruh buka baju," ungkapnya.

Ia mengaku menolak saat diminta membuka baju, tetapi Mas Bechi tetap memaksa.

"Dia bawa tempat sampah sudah di tangan sudah di atas ini. Langsung dilempar itu tempat sampah," ujarnya. Bejatnya lagi, usai dihajar, korban 2 diperkosa.

Korban 2 kemudian berhasil meloloskan diri dari Puri. Dia kemudian pergi jauh dari pesantren tersebut. Korban 2 berharap Mas Bechi diadili dengan hukuman maksimal.

"Saya tidak terima dengan perbuatan asusila yang sudah diperbuat Mas Bechi kepada saya dan teman-teman saya, dan saya ingin Mas Bechi dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukuman negara Indonesia," ujarnya.

Bantahan Mas Bechi

Mas Bechi sudah membantah semua tuduhan. Dia menilai tak layak menerima tuduhan sebagai pelaku pencabulan.

"Apalagi saya dituduh nggak-nggak, sampai nggak pantas itu, kemudian dari surat panggilan itu mereka sebar ke media-media. Padahal mereka nggak pernah ketemu saya kok, kok lucu," imbuhnya.

Mas Bechi juga sempat menyinggung dirinya bukanlah buron polisi. Mas Bechi mengaku masih beraktivitas seperti biasa di kediamannya dan tidak merasa takut karena tak bersalah.

Dia juga menyebut tak melakukan tindakan kriminal. Mas Bechi mengaku kaget tiba-tiba diperkarakan.

"Orangnya (saya) itu lo nggak buron, orangnya itu masih ada di rumah, di rumahnya itu ada. Ndak masuk akal. Saya ingatkan kepada kepolisian, dari pusat ke daerah, terutama khususnya itu Polres Jombang, saya tidak akan pernah mundur, tidak akan pernah mundur sejengkal pun karena saya bukan teroris. Saya bukan pengacau keamanan, saya bukan kriminal. La wong aku gak tau lapo-lapo kok diperkarano (Lah saya tidak pernah ngapa-ngapain kok diperkarakan)," kata Mas Bechi dalam video yang dilihat detikcom, Rabu (29/1/2020).

Mas Bechi Ditahan Polisi

Setelah melalui drama yang begitu panjang, DPO pencabulan Mas Bechi menyerahkan diri. Dia akan diserahkan ke Kejati Jatim pagi ini.

"Untuk penyerahan rencana besok pagi (pagi ini). Sekarang masih dititipkan (di Rutan Medaeng). Rencana penyerahaan setelah kami melakukan rilis pukul 10.00 WIB," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto seperti dilansir detikJatim, Jumat (8/7/2022).'

Dirmanto mengatakan pihaknya juga sudah memeriksa sidik jari Mas Bechi. Pihak kepolisian sudah memastikan bahwa yang bersangkutan memang benar-benar DP yang bernama Moch Subchi Azal Tsani (MSAT).

"Kami tadi sudah melakukan serangkaian identifikasi, memastikan bahwa yang bersangkutan benar-benar namanya MSA. Kemudian kami periksaan kesehatan, setelah itu membawa yang bersangkutan ke rutan Medaeng," ujarnya.

Dirmanto mengatakan Mas Bechi tiba di Rutan Medaeng dini hari tadi sekitar pukul 01.55 WIB. Saat tiba di Medaeng ia mengenakan beanie hat alias topi kupluk dan jaket yang cukup tebal.

Di dalam video yang didapat detikJatim ia masuk ke rutan dikawal sejumlah petugas polisi. Cara berjalannya tampak lunglai sembari membawa sebuah tas di tangannya dan sebotol air mineral.

Simak Video 'Jerit Santriwati Korban Pencabulan Mas Bechi Anak Kiai Jombang':






(rdp/tor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork