Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya terus mengevaluasi pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK Negeri di Jateng. Dia menyebut salah satu kelemahan PPDB Jateng saat ini karena distribusi sekolah tidak merata.
"Dari PPDB selalu jadi evaluasi, sistem ini harus dilaksanakan, kelemahannya distribusi sekolah tidak merata. Maka kalau mau dilanjut harus dibuat sekolah di beberapa tempat yang memang kosong. Kalau tidak, cara penentuannya (zonasi) tidak boleh bulet, harus agak lonjong mengikuti area-area pembagian itu. Ini evaluasi kami terus menerus," kata Ganjar usai membuka acara Musyawarah Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia Jawa Tengah, di MG Setos Semarang, seperti dilansir detikJateng, Selasa (5/7/2022).
Ganjar mengatakan saat ini langkah yang diambil Pemprov Jateng yaitu membuat kelas virtual untuk beberapa sekolah guna mengakomodir siswa yang di sekitarnya tidak ada sekolah. Dia juga mengusulkan sekolah dua sift.
"Ada model ekstrem, kalau mau dibuat sekolah itu selesainya jam berapa sih? Kenapa tidak sekolah siang? Sehingga dua shift. Tapi ide ini membutuhkan pemikiran mendalam karena sumber daya terbatas. Tapi kalau mau dipakai wabilkhusus (khususnya) di daerah tertentu yang tidak tercover sekolah, sebenarnya penting. Ini belum. Yang sudah baru yang virtual," jelasnya.
Ganjar kemudian berbicara mengenai aduan yang ditangani oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Dia menyebut ada salah satu calon peserta didik yang diduga diretas namun berhasil diambil alih kembali.
"Ada komplain itu 8 anak yang katanya mungkin kena hack. Saya minta dibetulin. Alhamdulillah beritanya sudah diperbaiki dan lolos semua. Ada plus minusnya. Kami gandeng ORI (Ombudsman Republik Indonesia) dan ORI pantau terus," jelasnya.
Simak berita lengkapnya di sini.
Simak Video: PPDB Jabar 2022, Ridwan Kamil: Insyaallah Paling Adil
(lir/jbr)