Beda ACT Dulu dan Kini Sejak Peristiwa Januari 2022

Beda ACT Dulu dan Kini Sejak Peristiwa Januari 2022

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 05 Jul 2022 13:46 WIB
Konferensi Pers ACT (Karin-detikcom)
Foto: Konferensi Pers ACT (Karin-detikcom)
Jakarta -

Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengklaim telah melakukan sejumlah perubahan sejak Januari 2022. Perubahan ini disebut dilakukan dalam manajemen, fasilitas hingga budaya kerja.

Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan perubahan ini dilakukan atas kesadaran untuk memperbaiki ACT. Masukan terkait perubahan pun disebut diterima dari seluruh cabang.

"Sejak 11 Januari 2022 tercipta kesadaran kolektif untuk memperbaiki kondisi lembaga. Dengan masukan dari seluruh cabang, kami melakukan evaluasi secara mendasar," ujar Ibnu Khajar dalam konferensi pers, Senin (4/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan ACT menghadapi dinamika lembaga paskapandemi sejak Januari 2022, sehingga dilakukan restrukturisasi organisasi. Selain melakukan penggantian Ketua Pembina ACT, dengan 78 cabang di Indonesia, serta 3 representative di Turki, Palestina dan Jepang, ACT melakukan perombakan kebijakan internal.

Ibnu mengatakan pihaknya juga telah melakukan pengurangan karyawan dengan total saat ini menjadi 1128 orang. Selain itu iya mengaku pihaknya fokus dalam pemenuhan amanah.

ADVERTISEMENT

"SDM kita saat ini juga dalam kondisi terbaik, tetap fokus dalam pemenuhan amanah yang diberikan ke lembaga. Kita juga telah melakukan penurunan jumlah karyawan untuk peningkatan produktifitas. Pada 2021 lalu, jumlah karyawan kita 1688 orang, sementara Juli 2022, telah dikurangi menjadi 1128 orang," ujar Ibnu.

Ibnu juga mengatakan restrukturisasi yang terjadi berupa penyesuaian masa jabatan pengurus. Jabatan pengurus akan menjadi tiga tahun sedangkan pembina menjadi empat tahun.

Sistem kepemimpinan pun akan diubah menjadi kolektif kolegial dengan melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam mengeluarkan kebijakan melalui mekanisme musyawarah untuk mencapai mufakat. Mekanisme ini disebut Ibnu akan diawasi secara ketat oleh Dewan Syariah yang telah dibentuk ACT.

Ibnu juga menjelaskan terkait penyesuaian fasilitas yang didapatkan sejak restrukturisasi Januari lalu. Disebutkan seluruh fasilitas kendaraan Dewan Presidium ACT saat ini adalah Innova, kendaraan tersebut pun disebut tidak melekat pada pribadi.

"Sebelumnya, rata-rata biaya operasional termasuk gaji para pimpinan pada tahun 2017 hingga 2021, adalah 13,7 persen. Rasionalisasi pun kami lakukan untuk sejak Januari 2022 lalu. Insyaallah, target kita adalah dana operasional yang bersumber dari donasi adalah sebesar 0 persen pada 2025. Namun tentu perlu ikhtiar dari masyarakat sehingga bisa melakukan distribusi bantuan sebaik-baiknya," kata Ibnu.

Ibnu kembali menegaskan masalah yang sebelumnya terjadi pada ACT telah diselesaikan sejak Januari. Ia menyebut ACT saat ini telah bebenah untuk melakukan pengoptimalan penyaluran dana.

"Semua permasalahan yang sebelumnya terjadi pada tubuh lembaga, telah diselesaikan sejak Januari 2022 lalu, dan saat ini kami telah berbenah untuk mengoptimalkan penyaluran kedermawanan ke para penerima manfaat," pungkas Ibnu.

Kepemimpinan sebelumnya disebut cenderung otoriter, simak halaman selanjutnya

Simak Video 'Heboh ACT soal Pengelolaan Dana hingga 'Dipaksa' Buka Suara':

[Gambas:Video 20detik]



Kepemimpinan Ahyudin Dinilai One Man Show, Cenderung Otoriter

Ibnu Khajar sebelumnya juga mengungkap sosok eks petinggi Ahyudin saat memimpin ACT. Ibnu mengatakan Ahyudin memiliki kebijakan yang mengkhawatirkan untuk lembaganya.

"Sebenarnya kesadaran untuk ini (perubahan) kami melihat ada kebijakan-kebijakan yang mulai agak mengkhawatirkan untuk lembaga. Beberapa alokasi yang berpindah," kata Ibnu dalam konferensi pers, saat menjawab pertanyaan awak media soal alasan baru ada perubahan di tubuh ACT awal Januari.

Ibnu mengatakan Ahyudin memiliki gaya kepemimpinannya yang one man show. Dia juga menyebut Ahyudin cenderung otoriter.

"Memang gaya kepemimpnannya kalau teman-teman mengenal sosoknya, beliau gaya kepemimpinanya one man show, cenderung agak otoriter," ucapnya.

Kondisi itu yang menurutnya membuat internal ACT tidak nyaman. Ibnu kemudian menegaskan lagi tidak ada kudeta. Ahyudin, lanjut Ibnu, memilih mengundurkan diri.

Halaman 2 dari 2
(dwia/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads