Profil 3 Kandidat Hoegeng Awards 2022 Kategori Polisi Berintegritas

Profil 3 Kandidat Hoegeng Awards 2022 Kategori Polisi Berintegritas

Farih Maulana Sidik - detikNews
Jumat, 01 Jul 2022 13:52 WIB
Kandidat Hoegeng Awards 2022
Kandidat Polisi Berintegritas Hoegeng Awards 2022 (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Hoegeng Awards 2022 merupakan program mencari sosok polisi teladan. Salah satu kategori dalam Hoegeng Awards 2022 adalah Polisi Berintegritas.

Sejak dibuka proses pencarian pada 14 Maret 2022, puluhan ribu usulan dari masyarakat masuk ke detikcom. Masyarakat mengusulkan sosok polisi terbaik versinya masuk menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards.

Selama proses pencarian, detikcom menjadi penyeleksi awal dari usulan yang masuk dari masyarakat. Sosok polisi yang telah terseleksi awal lalu diserahkan kepada Dewan Pakar Hoegeng Awards 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Dewan Pakar Hoegeng Awards 2022 adalah Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, dan Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam.

Dewan Pakar saat ini telah memilih 9 besar kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Sebanyak 3 sosok polisi di antaranya termasuk dalam kategori Polisi Berintegritas. Berikut ini profilnya:

ADVERTISEMENT

1. Kapolda Gorontalo Irjen Akhmad Wiyagus

Sejak awal diusulkan menjadi kandidat Hoegeng Awards 2022, Irjen Akhmad Wiyagus adalah Kapolda Gorontalo. Namun kini, ia dipindahtugaskan menjadi Kapolda Lampung.

Polisi 54 tahun itu merupakan mantan penggawa KPK. Irjen Wiyagus dikenal bawahan dan koleganya sebagai sosok polisi yang antisuap dan tidak bisa dinego. Atas dasar itulah ia dipilih Dewan Pakar masuk menjadi kandidat kategori polisi berintegritas Hoegeng Awards 2022.

Kapolres Gorontalo AKBP Ahmad Pardomuan memberi kesaksian sikap integritas tentang atasannya itu. Menurut Pardomuan, Irjen Wiyagus menjaga diri dari situasi yang mengarahkan dirinya untuk menerima suap.

"Kapolda saja kalau ingin bertemu dengan tamu di ruangan Kapolda, pasti ada orang lain yang bersama-sama," kata Pardomuan kepada detikcom, Jumat (18/3).

Irjen Wiyagus selalu menghindari berbicara berdua dengan tamu, terutama jika tamu tersebut hendak membahas suatu masalah dan berpotensi meminta bantuan dengan timbal balik suap.

"Sehingga tidak ada yang dibicarakan secara berdua, apalagi kalau ada masalah-masalah. Beliau tidak ada urusan dengan yang begitu," tegas Pardomuan.

Mantan anak buah Akhmad Wiyagus di KPK juga memberi kesaksian. Dia adalah Sagita Hariadin. Sagita menyebut Wiyagus yang saat itu masih berpangkat komisaris polisi (kompol) adalah pembelajar yang baik. Soal integritas, jangan ditanya lagi.

"Integritas tidak usah diragukan. Sampai saat ini ketika beberapa kali berkomunikasi, kesan saya beliau terlihat tidak ada perubahan seperti sebelumnya," ujar Sagita dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom.

Meski begitu, ada sisi negatif yang dikemukakan Sagita. Wiyagus dinilainya cukup emosional bila memeriksa calon tersangka yang berbelit-belit memberikan keterangan. Meski begitu, sifat itu muncul lantaran Wiyagus tidak suka dengan penipu.

Selain antisuap dan berintegritas, Wiyagus juga dikenalnya sebagai sosok yang sederhana. Mantan Direktur Pengaduan Masyarakat KPK itu dikenal pula sebagai sosok yang loyal terhadap Polri.

"Taat pada Polri. Meskipun pernah menjabat sebagai Direktur Pengaduan Masyarakat (yang seharusnya berhak yang berpangkat brigjen), karena beliau masih AKBP dan ditarik menjadi kapolres, beliau tetap taat dan loyal pada atasan," kata Sagita.

Tak hanya itu, Irjen Wiyagus juga dikenal sebagai atasan yang tidak bisa ditawar-tawar bila memberikan tugas. Ketegasannya berkesan di hati bawahannya, salah satunya Kapolres Gorontalo Kota AKBP Suka Irawanto.

"Selama saya menjabat hampir satu tahun tujuh bulan merasa baik, berintegritas, tegas, dan Kapolda (Wiyagus) tidak bisa dinego karena tugas. Kalau diperintah, harus dilaksanakan," kata AKBP Suka Irawanto.

Simak profil Aiptu Jailani dan AKBP Irene di halaman selanjutnya:

Saksikan juga 'Aiptu Jailani, si Raja Tilang yang Tidak Pandang Bulu':

[Gambas:Video 20detik]



2. Anggota Satlantas Polres Gresik Aiptu Jailani

Nama Aiptu Jailani menjadi legenda karena dikenang rekan-rekan sesama polisi hingga masyarakat sipil sebagai sosok polisi teladan. Mendiang polisi yang tugas terakhirnya sebagai Polantas di Gresik, Jawa Timur, itu diketahui meninggal dunia di usia 53 tahun pada Minggu (17/4) sekitar pukul 20.50 WIB lalu karena serangan jantung.

Selama menjadi anggota polisi, kejujuran dan sikap integritas Aiptu Jailani diakui oleh banyak orang. Bahkan dia pernah menilang istrinya sendiri yang melanggar lalu lintas sekitar tahun 2013/2014. Saat itu, Aiptu Jailani sedang bertugas di Jalan Jaksa Agung Suprapto yang sedang menerapkan car free day (CFD).

Karena sedang CFD tentu saja tidak boleh ada kendaraan bermotor yang melintas di jalan itu. Lhadalah, malah istrinya sendiri yang sedang berboncengan dengan anaknya melintas masuk jalan itu.

Hebatnya, Jailani melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas itu dengan tidak pandang bulu. Tidak peduli bahwa itu istrinya sendiri, pelangaran tetap pelanggaran yang harus ditindak tegas.

Saat itu istrinya pulang belanja dari Simpang Lima Sukorame naik sepeda motor. Istrinya sempat lolos dari penjagaan rekan-rekannya Polantas yang bertugas di gang sekitar Jalan Jaksa Agung. Istrinya terus melanjutkan perjalanan bersama anaknya naik sepeda motor melewati SMA 3 hingga akhirnya hanya istri Jailani yang melintas di antara banyak orang yang sedang CFD.

"Tidak ada pengendara lain yang melintas, ternyata itu hanya istri saya. Ya, kemudian tetap saya tilang," kata Jailani ketika ditemui detikJatim, Senin (15/3).

Sontak saja istrinya yang baru menyadari ditilang oleh suaminya sendiri kaget bukan kepalang. Perempuan itu mengaku malu karena itu dilakukan di hadapan banyak orang saat CFD.

"Saya sampai musuhan tiga hari itu sama dia. Tapi, ya, akhirnya dia menjelaskan kenapa dia melakukan itu. Saya juga sadar, itu memang salah saya," kata Rahmawati istri Aiptu Jailani.

Sikap jujur dan disiplin Aiptu Jailani itu sangat dikagumi oleh atasannya di Polres Gresik yakni AKP Engkos Sarkosi selaku Kasat Lantas Polres Gresik. Dia mengaku menjadi saksi hidup dari kebaikan Aiptu Jailani.

Engkos menyebut Aiptu Jailani memang tak tebang pilih menindak pelanggar lalu lintas. Bukan cuma istrinya sendiri, Aiptu Jailani disebut juga pernah menilang pejabat seperti anggota DPR dan KPK.

Aiptu Jailani yang bertugas di Sat Lantas Polres Gresik sejak 1999 itu dipercaya atasan memegang jabatan menjadi Baur SIM Satpas Polres Gresik. Engkos mengatakan tugas di posisi yang diduduki Aiptu Jailani sangat rawan terjadi penyimpangan berupa suap-menyuap. Tapi, Aiptu Jailani berkomitmen untuk menolak suap.

"Beliau berkomitmen, intinya 'saya bantu dengan saya melatih kamu, bukan saya memudahkan kamu untuk oh ayo jadi'. Jadi dilatih dulu sama beliau, dia bantu cuma dibantunya itu dengan kamu harus mahir dulu, karena apa? 'Karena tanggung jawab saya sebagai Baur SIM meloloskan kamu dengan cuma-cuma, nanti kalau ada kecelakaan di jalan, ke saya beban morilnya, tanggung jawab morilnya ada di saya'," kata Engkos menirukan apa yang pernah diungkap Aiptu Jailani, Selasa (19/4).

Engkos menyebut Aiptu Jailani memilih melatih orang yang hendak membuat SIM dengan melatihnya hingga mahir supaya bisa lolos ujian secara murni. Aiptu Jailani, menurut Engkos, tak pernah mau membantu orang mengurus SIM dengan cara disuap.

"Nggak pernah sama sekali (terima suap), saya saksi hidupnya. Pernah saya tes saya pengen lihat kejujurannya, kasih uang. Nggak mau dia. Malah pernah waktu itu ada satu orang yang praktik SIM dan waktu itu saya masih jabatan Kanit Regiden di Gersik juga, di lipatan amplopnya itu ada uang supaya diluluskan, langsung dilaporkan ke Provos," ungkapnya.

3. Kabag Reformasi Birokrasi Polri Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKBP Irene Ayu Anggraini

AKBP Irene Ayu Anggraini dipilih Dewan Pakar masuk menjadi kandidat Polisi Berintegritas Hoegeng Awards 2022 bersama Irjen Akhmad Wiyagus dan Aiptu Jailani. AKBP Irene bertugas sebagai Kepala Bagian Reformasi Birokrasi Polri di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Untuk memastikan pelayanan prima di Polsek dan Polres di seantero DIY, AKBP Irene kerap melakukan inspeksi mendadak alias sidak. Dengan begitu, objek yang dia awasi tidak bisa lagi bersiap-siap untuk berpura-pura baik dalam melayani masyarakat.

Selain kontrol secara langsung ke polsek dan polres (sebagian secara mendadak), ada juga monitoring via aplikasi Elektronik Pembangunan Zona Integritas (EPZI) Polri. Dari situ diketahui soal komplain-komplain masyarakat terhadap pelayanan polisi.

Kerja-kerja AKBP Irene membuahkan hasil. Pelayanan kepolisian di wilayah DIY menjadi meningkat. Buktinya ada dalam penilaian penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). AKBP Irene sudah bertugas sebagai Kabag Reformasi Birokrasi di Polda DIY sejak 2012.

"Pelayanannya lebih baik (dibanding awal saya jadi Kabag), misalkan tandanya ini yang diakui oleh Kemenpan RI. Itu di pelayanan Polres dari lima Porles Jogja itu, empat sudah mendapatkan predikat wilayah bebas dari korupsi sama birokrasi dan melayani. Kemudian juga berdasarkan evaluasi pelayanan publik dari Kemenpan, polres-polres itu standar pelayanannya nilainya sudah sangat baik dan prima. Dua Polres prima dan sangat baik," kata AKBP Irene kepada detikcom, Kamis (7/4).

Menurut pengakuan koleganya, AKBP Irene adalah sosok polisi jujur yang tidak mau menerima 'sangu' dari pihak yang dia kunjungi.

"Bu Irene tidak menerima suap. Kita berupaya untuk menjadi institusi yang beresih. Nah motornya itu Bu Irene," kata Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda DIY, AKBP Verena Sri Wahyuningsih.

Irene sendiri menilai 'sangu' semacam itu sebagai bentuk gratifikasi. Sangu yang patut ditolak itu biasanya disodorkan bila dia berkunjung ke polres atau polsek. Dia senantiasa menolaknya.

"Kita kan sudah ada anggaran untuk perjalanan dinasnya. Jadi ya sudah, mencukupkan diri dari situ. Tapi mereka mau memberikan sangu (uang saku) ke kita. Saya sampaikan tidak perlu karena saya sudah dibekali dengan (anggaran) perjalanan dinas. Yang saya tolak seperti itu," tegas AKBP Irene.

*) Acara ini adalah persembahan detikcom bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan didukung oleh R17 Group.

Halaman 2 dari 3
(fas/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads