Luhut Cerita Bareng Prabowo Bentuk Pasukan Elite Sat-81 Gultor Kopassus

Luhut Cerita Bareng Prabowo Bentuk Pasukan Elite Sat-81 Gultor Kopassus

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 30 Jun 2022 20:11 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar (Wilda Nufus/detikcom)
Jakarta -

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengucapkan selamat ulang tahun ke-40 untuk Detasemen Khusus 81 Kopassandha atau kini dikenal dengan Sat-81/Gultor Kopassus. Luhut sebagai komandan pertama itu bercerita mengenai awal pembentukan Detasemen Khusus 81.

Luhut awalnya bercerita bahwa sebelum pembentukan Detasemen 81 itu, dia pernah mengikuti pendidikan di US Army Special Forces di Fort Bragg, lalu GSG-9 atau kesatuan anti-teror di bawah Polisi Federal Jerman, dan Royal Army Special Air Service (SAS) Inggris. Saat itu, pada 1980, Luhut bersama Prabowo Subianto diperintahkan untuk berangkat ke GSG-9 Jerman.

"Satu ketika tahun '80 Pak Benny Moerdani memanggil kami, intel BAIS waktu itu untuk dipersiapkan pergi ke Jerman karena beliau mengantisipasi ke depan ini akan banyak ancaman teroris di dunia. Kami diperintahkan dengan Jenderal Prabowo untuk berangkat ke Jerman untuk mengikuti pendidikan GSG-9," kata Luhut melalui unggahan video di akun Instagramnya, Kamis (30/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekaligus menyiapkan satu unit beliau sebut creme dela creme dari TNI dan kami belajar di sana untuk melihat, mengkombinasikan apa yang kami alami selama menjalani pendidikan di special forces di Fort Bragg dan juga Jerman dan juga di SAS di UK, dan kemudian tentu dengan pengalaman operasi kami di Timor Timur maupun di Papua, maupun di Kalimantan. Saya berpangkat mayor pada waktu itu, Prabowo Kapten di situlah kami menyusun organisasi yang kemudian kami sebut Detasemen 81 Kopassandha," sambungnya.

Luhut pun menjelaskan kenapa nama yang diambil menggunakan 81. Saat itu, menurut dia, nama 81 itu terinspirasi dari pembebasan sandera di Bandara Don Mueang di Thailand pada 1981 oleh operasi Kopassus.

ADVERTISEMENT

"Detasemen 81 ini, kenapa 81 dapat? Karena waktu itu kita melihat operasi pembebasan sandera di Don Mueang di Thiland pada tahun '81, jadi kita mudahnya membuat itu. Dan kami laporkan pada Jenderal Jusuf menteri pertahanan, keamanan, Panglima ABRI, dan beliau segera setuju. Beliau mengatakan 'angka 9 itu angka tertinggi, jadi saya setuju Luhut kamu buat namanya Detasemen 81' itulah awalnya ini," tutur dia.

Luhut kemudian belajar bahwa pasukan elite itu harus memiliki spesialisasi. Karena itu, Detasemen 81 membuat berbagai macam spesialisasi berdasarkan tuntutan tugas.

"Kemudian Pak Benny memang memerintahkan untuk membuat yang kecil. Dari situ kami belajar bahwa satuan elite itu harus memiliki spesialisasi, itu sebabnya kemudian Detasemen 81 ini membuat berbagai macam spesialisasi sesuai dengan tuntutan tugasnya. Dan itu juga yang mewarnai waktu Jenderal Sintong menjadi Danjen Kopassus kita melakukan reorganisasi sesuai permintaan dari Jenderal Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI waktu itu," jelasnya.

Luhut menambahkan, Detasemen 81 juga membuat seleksi yang tugasnya mencari prajurit yang mampu membuat keputusan cepat dalam keadaan darurat. Dia menekankan standar seleksi itu harus dilakukan di Detasemen 81 dan Kopassus.

"Para prajurit Dan 81 itu 40 tahun yang lalu, waktu berjalan cepat sekali dan saya ingat betul waktu saya sebagai pendiri dan sebagai komandan pertama selalu mengingatkan kepada seluruh prajurit kesetiaan kepada institusi," katanya.

Simak selengkapnya pada halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Gerindra Minta Jawaban Kesiapan Prabowo Maju Jadi Capres Saat Rakernas

[Gambas:Video 20detik]




Berangkat dari kesetiaan sebagai prajurit itu, maka muncullah tulisan 'Siap, Setia, dan Berani' di bendera Detasemen 81. Luhut pun menjelaskan maksud dari 3 kata itu.

"Itu sebabnya kami sebutkan di dalam bendera Dan 81 itu kami sebut Siap, Setia, Berani. Siap kapan saja dia siap operasi, Setia dia tunduk taat kepada Sapta Marga dan tegal lurus pada organisasi dan tidak ada yang bisa mempengaruhi dan Berani dia berani melakukan tugasnya dengan apapun konsekuensinya," katanya.

Pesan Luhut

Luhut meminta pasukan Detasemen 81 tidak mudah berbangga diri dan sombong. Dia berpesan agar sumpah Sapta Marga selalu dipegang.

"Saya sekali lagi sebagai seorang senior dan pendiri dari kesatuan ini sudah banyak prestasi-prestasi yang kalian capai jangan cepat berbangga diri atau jadi sombong. Bangga boleh tapi jangan sombong. Saya minta kalian ingat tidak pernah atau jangan pernah lari dari Sapta Marga dan sumpah prajurit, itu pegangan kalian," jelasnya.

"Saya pendiri, saya komandan pertama, tapi saya adalah purnawirawan, kalian ke saya tidak punya garis komando, tetapi kalian tetap hormati senior-senior yang pernah bertugas di tempat kalian," tuturnya.

Luhut menambahkan, tugas Detasemen 81 ke depannya akan makin berat. Karena itu, Luhut meminta standar seleksi Detasemen harus terus dipegang dan dipertahankan untuk mencari prajurit yang andal.

"Ke depan tugas kalian makin berat dan saya berharap juga pada Kopassus untuk kalian selection source jangan pernah diturunkan standarnya. Standar penerimaan di Detasemen 81 saya minta tetap dipertahankan, latihan spesialisasi itu jangan pernah dikurangi, gerilya itu jangan pernah dikurangi, karena itu adalah basis dari pasukan khusus," jelasnya.

(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads